Hai Readers! Aku mau ngucapin terimakasih banyak buat yang udah baca cerita imajinasiku.
Jangan lupa vote ya!
Happy Reading ✨
.
.
.
.Sheilla terbangun dari tidurnya, melihat sekeliling kamar yang temboknya berwarna soft, sejujurnya ia merindukan kamar dengan nuansa monokrom yang membuatnya nyaman.
Sedang asik mengamati tiap sudut kamar, tiba-tiba pintu kamar Sheilla terbuka dan menampilkan batang hidung Regan. Dengan cepat Sheilla kembali memejamkan mata dan pura-pura tertidur.
Regan memasuki kamar tanpa curiga secara pelan agar tidak membangunkan Sheilla dari tidurnya. Melihat Sheilla yang tertidur tanpa memakai selang oksigennya membuat Regan berdecak lalu dengan segera memasangkan selang oksigen ke hidung Sheilla.
Regan hanya tidak mau kejadian pada Shelly yang mengalami sesak nafas saat tidur terulang kembali pada Sheilla. Ya, semua hal konyol dan aneh yang terjadi pada Sheilla adalah cara Regan mengendalikan trauma dan rasa cemasnya.
Regan duduk di samping Sheilla, lalu menempelkan kompres penghangat di perut Sheilla. Sheilla yang sedari tadi memang berpura-pura tertidur tidak bisa menahan rasa geli saat tangan Regan tak sengaja menyentuh perut Sheilla saat memasang kompres penghangat.
"Eunghh" keluh Sheilla memilih mencukupi akting tidurnya
"Kakak bangunin Sheilla ya? Maaf ya" ucap Regan menatap sendu wajah Sheilla
"Adek mau makan apa? Nanti biar kakak suruh chef yang masak di dapur" tawar Regan dengan lembut
"Tumben nawarin mau makan apa, biasanya setiap hari bubur terus" kata Sheilla dalam mode kesal, ingat jika Sheilla saat ini sedang dalam kondisi mood yang tidak menentu.
Sebenarnya sebelum Regan datang melihat kondisi Sheilla, Bi Inah sudah terlebih dahulu menasihati Regan tentang apa yang kebanyakan perempuan rasakan jika sedang mendapat tamu bulanan. Maka dari itu, Regan mencoba mengerti dan berusaha mengendalikan dirinya.
"Ih kakak, kok diam? Kakak marah ya? Sheilla minta maaf" cicit Sheilla hampir meneteskan air mata.
"Eh? Engga, kakak ngga marah, kakak kan nanya baik-baik, gimana mau makan apa?" tanya Regan memandang manik mata Sheilla
'Sialan dia liatin gue intens banget!' batin Sheilla
"Ya udah, Sheilla mau seblak yang pedas, bakso, juga mie ayam" jawab Sheilla memanfaatkan keadaan, pikirnya kapan lagi Regan akan menawarkan seperti ini.
"Sheilla, itu makanan yang tidak sehat, jangan seperti itu, cari makanan yang lain!" geram Regan yang tanpa sadar menaikkan nada bicaranya saat mendengar jawaban Sheilla.
"Hiks.... Kalau gitu ngga usah tanya Sheilla, hiks.... kan semua hidup Sheilla Kak Regan yang nentuin hiks.... " ucap Sheilla terisak menangis.
Hati Regan sedikit tercubit saat mendengar perkataan Sheilla.
'Benar! Apakah aku terlalu mengatur hidup Sheilla? Sampai ia merasa tidak bisa menikmatinya. Bahkan semua ini aku lakukan hanya demi kebaikan Sheilla' pikir Regan merenungi perkataan Sheilla.
Tanpa berkata apapun, Regan pergi keluar dari kamar Sheilla, menyisakan Sheilla yang menangis tersedu-sedu.
Untuk kali ini, Sheilla tidak peduli tentang kemarahan Regan, karna baginya saat ini makanan yang sudah ia idamkan itu sangatlah penting.
HIDUP MAKAN!
Begitulah salah satu semboyan hidup Sheilla.
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI! OVER PROTECTIVE?! (END)
Teen FictionWALAUPUN UDAH END, HARUS TETAP VOTE DAN RAMAIKAN KOMEN YA! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Namanya Sheilla Alisya. ia tak pernah membayangkan kejadian itu membuatnya harus menjalankan misi agar bisa berpindah ke kehidupannya yang asli. "LO!? KENAPA LO...