20

15 1 0
                                    

Sesampainya di rumah, Joshua sedang berusaha untuk membujuk Jeslyn agar mau keluar kamar.

"Dek ayo dong, jangan kaya gini, kakak juga sedih" ucap Joshua, tetapi Jeslyn tetap diam tak bergeming.

Joshua merasa sangat marah, ia hendak pergi mendatangi Wisnu tetapi di tahan oleh Michael.

"Udah bang, Lo disini aja, bujuk Jeslyn soal Wisnu biarin aja" ucap Michael, sedangkan Alleta wajahnya sudah memerah akibat menahan marahnya.

Ara dan moe yang melihat situasi ini, ikut merasa bersalah dan sedih.

"Kenapa di saat gw balik, keadaan seperti ini, gw itu maunya senang-senang bareng kalian, bukannya malah sedih-sedih kayak gini" ucap Ara.

"Gw mohon sama kalian, jangan ada yang sedih gw nggak suka liat kalian seperti ini. Alleta dan kak Satria marahan, sedangkan Moe ada masalah keluarga, lalu Jeslyn yang menahan rasa kecewanya" lanjut Ara.

"Please, gw nggak mau kayak gini, gw mohon siapapun buat mereka kembali ceria hiks hiks, gw nggak suka hiks kalau kalian seperti ini hiks hiks" ucap Ara sembari menangis, melihat itu membuat Zidan segera bergerak memeluk adiknya itu.

"Lebih baik kita pulang ke rumah masing-masing, tenangin diri besok kita balik buat bujuk Jeslyn, dan untuk Joshua biarin Jeslyn sendiri dulu, dia butuh waktu untuk kejadian ini" ucap Johandra lalu mereka pulang kerumah masing-masing.

Tanpa mereka sadari, Jeslyn mendengarkan di balik pintu kamarnya. Ia merasa bersalah karena membuat orang-orang yang disayanginya semakin sedih.

"Maafin aku, tapi aku takut tak bisa menahan tangisku bila melihat kalian." gumam Jeslyn sembari duduk bersandar di pintu menahan tangisnya.

.

"Kak Mahes, aku ikut ke rumah kakak yah, aku nginap di sama" ucap Alleta, mendengar itu membuat Satria menatap Alleta dengan tatapan sendu, dia tau kalau adiknya itu masih marah kepadanya.

"Kenapa nggak di rumah aja sih Ta, gw udah balik lho, masa lo nggak mau nemenin gw sih" ucap Michael.

"Nggak dulu, gw masih kangen sama Haikal, gw mau nge bulol sama Haikal dulu" balas Alleta lalu berlalu pergi.

"Udah bang, biarin dulu nanti gw bantu bujuk" ucap Mahesa.

Setelah sampai Alleta segera masuk ke kamar Haikal dan menemui Haikal yang sedang mengerjakan tugasnya.

"Semangat nugasnya anak pintar" ucap Alleta yang melihat Haikal.

"Ckk Lo masih marah sama bang Satria?" tanya Haikal.

"Gw ngga marah kok, cuma kecewa aja" jawab Alleta lalu berbaring di kasur Haikal.

"Mau sampai kapan?" tanya Haikal lagi.

"Sampai mood gw beneran baik" jawab Alleta lagi.

"Udah ahh, gw mau tidur, jangan bertanya lagi" sambung Alleta lalu memejamkan matanya.

Haikal yang melihat tingkah Alleta hanya menggelengkan kepalanya, dia heran kenapa dia bisa punya saudara seperti Alleta.

"Walau lo bukan saudara kandung gw, gw tetep sayang sama lo, dan bakalan tetap jagain lo layaknya saudara gw sendiri" ucap Haikal, sedangkan Alleta hanya tersenyum di balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Tak lama kemudian, Haikal ikut berbaring di sebelah Alleta, memang selama Alleta di rumah Haikal, Alleta selalu berada di kamar Haikal, dia tidak bisa jauh dari Haikal dan Mahesa untuk saat ini.


.



Keesokan harinya Haikal dan Alleta menuju kampus, sesampainya di kampus Alleta berhadapan dengan geng Bella.

"Please yah, jangan buat masalah dulu, gw nggak mau ngerusak mood gw. Terutama kalian berdua" ucap Alleta menunjuk Bella dan Sofia, sedangkan Bella hanya tersenyum ke arah Alleta.

"Dih ngapa lu senyum-senyum gitu, sehat lu" ucap Haikal yang melihat Bella.

"Diam lo bocah, ini bukan urusan lo" balas Bella.

"Dah lah, gw mau ke kelas" ucap Alleta yang berjalan meninggalkan Bella, tetapi di tahan oleh Bella.

"Gw belum selesai sama Lo" ucap Bella yang menahan Alleta.

"Apa lagi Bella?" tanya Alleta dengan wajah kesalnya.

Bella tidak berbicara dia hanya menatap Alleta dengan tatapan meremehkan, dan itu membuat Alleta semakin muak.

"Gw cuma mau bilang, berhenti usik gw dan teman-teman gw, atau lo bakalan nyesel, ngerti lo" ucap Alleta berbisik ke Bella lalu berjalan meninggalkan tempat itu.

Jeslyn yang melihat adegan itu dari kejauhan segera berjalan mendekati Bella dan gengnya.

"Kalian salah udah mengusik hidup Aletta." ucap Jeslyn.

"Apa maksud lo?" tanya Bella sambil tersenyum meremehkan.

"Gw tau masalah kak Satria ada hubungannya sama lo. Gw ga masalahin kalian ngusik gw lewat kak Wisnu, tapi karena lo udah ngusik sahabat gw yaudah tanggung sendiri akibatnya. Gw balikin ke lo pake cara yang sama, tunggu aja." ujar Jeslyn dengan wajah datarnya, dan segera berlalu meninggalkan Bella dan gengnya.

.

Waktu pun berlalu, Jeslyn dan Aletta sudah menyelesaikan kelasnya. Keduanya memutuskan pergi ke lapangan basket karena Jeslyn ingin melihat kakaknya bermain basket.

Setibanya di lapangan, netra Aletta mendapati kehadiran Wisnu yang sedang bersama Sofia di pinggir lapangan.

"Jes, mending kita makan aja yok gw belum sempet makan." Ajak Aletta.

"Ta, gw kenal lo udah lama loh. Gw tebak lo gini karna ada Wisnu sama Sofia di sekitar sini, iya kan?" tanya Jeslyn.

Aletta tak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan Jeslyn. Jeslyn yang melihat itu segera tersenyum lebar.

"Oh ayolah, gw kesini kan mau liat kak Josh. Udah jangan dipikirin, anggap aja mereka manusia tak kasat mata." Canda Jeslyn sambil menarik tangan Aletta mendekati lapangan.

Setibanya Jeslyn dan Aletta, Wisnu hendak mendekati Jeslyn namun ditahan oleh Sofia. Jeslyn dan Aletta segera bergabung bersama teman-teman mereka yang lain.

"Kak Josh, aku mau lihat kakak main basket dong." Pinta Jeslyn pada Joshua, tak lupa ia memasang puppy eyes andalannya.

"Sure, anything for you princess." jawab Joshua pada sang adik.

Hal itu sontak membuat gemas semua orang yang melihat interaksi manis antara kakak beradik itu.

"Kalau gw gatau mereka kakak adik, gw pasti udah ngira mereka pacaran. Perasaan yang pacaran aja kagak seromantis mereka." ucap Setyawan. Jeslyn yang mendengar itu segera menjulurkan lidahnya mengejek.

"Wah ngajak ribut nih." lanjut Setyawan setelah melihat tingkah Jeslyn.

"Ayo, siapa takut." tantang Jeslyn.

"Udah-udah, tadi katanya kamu mau lihat kakak main basket." ucap Joshua yang melihat tanda-tanda akan terjadi perdebatan antara sang adik dan sahabatnya.

Lalu permainan pun dimulai. Jeslyn dan Aletta tampak sibuk bersorak menyemangati yang lain sembari sesekali tertawa. Sesekali Dimas memperhatikan Jeslyn, ia menyadari senyum dan tawa Jeslyn tidaklah tulus dari hati nya. Namun ia memutuskan untuk membiarkan nya dahulu dan fokus kepada permainan nya.

Our Story : Love And Hope♡✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang