Aku tidak tahu sudah berjalan seberapa jauh. Pun tidak tahu berapa lama aku pergi. Alby bahkan tidak repot-repot mencariku, atau menyusul jika dia memang peduli. Memangnya apa yang kuharapkan? Dia akan muncul di hadapanku dan meminta maaf karena sudah bersikap kasar? Hal-hal seperti itu tidak akan pernah kudapatkan, apalagi dari pria seperti Alby.
Aku berhenti sebentar, kemudian memandang langit yang mulai sudah tidak secerah tadi. Bukan karena mendung, mungkin karena matahari sudah tidak menyorot ke sini. Tempat aku berpijak sekarang sudah sepi, takada lagi meja dan kursi yang disediakan untuk pengunjung bersantai atau berjemur. Yang kutemukan hanya beberapa kapal motor yang terparkir di sepanjang dok apung, bebatuan tinggi yang beberapa kali diterjang ombak, dan toko-toko suvenir yang tidak terlalu ramai.
Kurasa aku sudah tiba di tempat yang kuinginkan.
Aku mengeluarkan kain dari tasku dan menghamparnya di atas pasir, dekat dengan ombak. Tempat yang sepi, aku mengeluarkan iPad dan mulai menggambar laut di depanku.
Mom selalu mengajarkanku untuk menenangkan diri dengan menggambar. Dan kurasa bakat itu kudapatkan darinya. Mom adalah seorang pelukis, bahkan pernah menghasilkan uang dari hobinya itu untuk biaya sekolah. Dia benar-benar wanita yang hebat.
Ponselku berdering, nama Nate menyembul di layarnya dan itu berhasil membuat perasaanku membaik. Dia melakukan panggilan video. Saat kuterima, layarku langsung penuh dengan wajahnya yang sedang berbaring di kasurnya.
"Setelah berhari-hari, kau baru menelepon?"
Dia hanya tertawa setelah kuprotes. "Entahlah, aku hanya merasa ingin meneleponmu. Kau sedang apa?"
"Di pantai dan sendirian." Aku menekan ikon mode kamera agar menampilkan apa yang ada di belakang ponselku sebentar, ya, untuk memamerkan laut pada Nate. Kemudian kembali menampakkan wajahku padanya. "Aku tidak tahu ini di mana. Sepertinya aku berjalan terlalu jauh."
"Alby dan yang lainnya ke mana?"
"Aku meninggalkan mereka, Nate, perlu sedikit ketenangan." Setelah hampir seminggu, akhirnya aku bisa bersikap di mana aku tidak harus pura-pura. "I really need you to hug me."
"Aku juga rindu mengganggumu, Ava. Kuharap kau baik-baik saja di sana. Mungkin karena kita terkoneksi, tetapi aku agak waswas dan selalu memikirkanmu akhir-akhir ini."
Sekarang aku jadi berharap Nate ada di sini, satu-satunya pria yang kuizinkan untuk melihat titik terlemahku. Dan sekarang aku sedang merasakannya, situasi yang membuatku serba tidak nyaman; berada di tempat asing bersama orang asing pula.
Makin dekat aku dengan Alby, makin berbahaya saja rasanya.
"Hei, aku tidak percaya tentang koneksi antarsaudara, tapi melihatmu seperti itu, kurasa aku dapat jawaban kenapa terus memikirkanmu."
"Apa kau pernah jatuh cinta?
Nate terdiam cukup lama sampai akhirnya dia tampak kaget dan menatapku tidak percaya. "Jangan bilang kau jatuh cinta pada Alby?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart to Break [✔]
Romance[Song Series][Completed] Ava, seorang layouter majalah, tidak pernah sesial ini dalam hidupnya; kekasihnya setuju dijodohkan dengan wanita lain, dan dia juga harus kehilangan pekerjaan di saat yang bersamaan. Orang bilang, di balik kesialan, akan di...