• Chapter_1

241 19 0
                                    


03.00

Waktu yang umumnya orang-orang awam sedang tertidur pulas tapi berbeda dengan seorang namja yang sedang berkutat dengan bukunya itu.

Tumpukan buku yang menggunung ia pelajari satu persatu. Sesekali tanpa sadar ia menggigiti jarinya sampai berdarah tapi sekalipun tak ia hentikan kebiasaan tersebut.

"Satu buku lagi dan selesai."

Detik berganti menit dan menit berganti jam. Akhirnya selesai juga semua bebannya itu.

Ia beranjak menuju kasur empuknya dan memposisikan diri untuk tidur. Beberapa obat ia minum agar membantu tidurnya. Dan saat itu juga ia terlelap dengan sangat cepat.

"CENAN!"

Namja yang dipanggil Cenan tersebut langsung terbangun saat mendengar teriakan sang ibunya.

"Berani sekali kamu tertidur!"

"Tapi ini masih malam ma."

"Sudah jam 5 dan kamu mengatakan bahwa ini masih malam! Cepat mandi dan les private 1 jam dibawah gurumu sudah menunggu."

"Baiklah."

Cenan berjalan gontai menuju kamar mandi. Oh ayolah bahkan ia baru tertidur selama 1 jam. Tapi biarkan saja orang tuanya bahagia ia tak peduli lagi, lagian hidupnya memang seperti ini.

🐬🐬🐬

"Lihat siapa yang datang."

"Wah tuan muda kita datang."

"Kamu terlambat lagi Cenan."

"Bukankah dia memang selalu terlambat."

"Bagaimana harimu dipagi hari, apakah seperti biasanya."

"Duduklah dan jangan pedulikan kata-kata mereka agap saja angin lewat."

Pagi hari yang menjengkelkan, dirumah ia tertekan karena orang tuanya dan sekarang disekolah ia harus bertemu dengan sahabat laknatnya ini. Cenan memutar bola malasnya dan duduk disamping Jinan selaku sahabatnya yang paling waras diantara lainnya.

Cenan sebenarnya tidak terlalu merasa kesepian. Ada 6 sahabat yang selalu menemaninya. Walaupun belum tentu mereka mengetahui sisi lain yang paling dalam dari sahabatnya tapi setidaknya mereka berjanji akan selalu bersama dan melindungi satu sama lain.

"Cen..."

"Hmm."

"Pinjam pr matematika dong gw lupa ngerjain hehe." Siapa lagi orang yang bertanya seperti itu jika bukan saudara Haikal.

"Ada Jaerico kenapa harus gw sih."

"Kan lu yang deket gw dodol ya gw pinjem lu lah. Eh tapi gw liat² lu agak pucetan gitu sakit ya." Haikal perlahan menempelkan tangannya pada dahi Cenan.

"Gw cuman begadang bukan apa-apa." Ucap Cenan menepis tangan sahabatnya itu dari dari dahinya.

Jinan yang berada disampingnya sesekali melirik percakapan kedua sahabatnya tersebut, jujur saat awal masuk tadi ia khawatir dengan Cenan karena terlihat sedikit pucat. Tapi biarlah nanti ia bertanya sendiri padanya.

Kegiatan sekolah sudah dimulai, Jam² berlalu dan akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Para siswa mulai berlarian keluar kelas masing-masing.

"Mau main terlebih dahulu." Ajak Mahen kepada para sahabat yang lebih muda itu.

"Oke aja gw mah."

"Gass."

"Yuk."

"Gw gak bisa." Suasana yang awalnya ramai menjadi sepi karenanya.

"Lagi? Ayolah Cenan Lo gak kasian apa kita selalu ngumpul ber6 tanpa lu doang." Ucap Ren kesal.

"Bener kata Ren... Gak seharusnya lu egois kayak gini." Jevano menimpali.

"Yuk Cen." Jaerico menarik tangan Cenan agar ikut mereka tapi langsung ditepis oleh Cenan.

Srettt

"GW JUGA GAK MAU EGOIS TAPI HIDUP GW YANG GAK BIARIN GW ISTIRAHAT."

(...)

"Maaf gw bener-bener gak bisa ikut kalian, have fun ya guys! Maaf juga udah bentak kalian." Cenan berlari meninggalkan mereka ber6 yang masih syok ditempat.

"Cenan...." Jinan berguman kecil sambil melihat Cenan yang kian lama makin menjauh.

"Kita keterlaluan gak sih cuman ngajak dia main bareng." Ucap Mahen yang disambut gelengan dari 5 sahabatnya.

"Gimana kalo kita main dirumah Cenan aja." Ucap Haekal malah disambut tatapan horor dari temannya.

"Kita aja gak tau rumahnya Cenan apalagi main kesana." Ucap Jaerico kesel juga lama-lama.

'' Lu lupa gw jenius, nih data profil Cenan lengkap dari ruang guru."

" Otaknya Haekal kayaknya makan buku deh jadi jenius gini hahaha."

"Ya udah yuk capsuss semoga aja alamatnya bukan alamat palsu."

"Lu kira Ayu Ting Tong pake alamat palsu segala."

"Malah bahas penyanyi dangdut... Ya Tuhan berikan akhlak dan hati nurani sedikit aja untuk para kakak²ku ini." Ucap Jinan jengah dengan tingkah laku sahabatnya tersebut.

"Wah maknae laknat minta disleding kayaknya." Jevano mendekati Jinan dan merangkulnya dengan tenaga dalam.

"Ampunnn."

"HAHAHA."

🐬🐬🐬

Aku upload 1 chapter dulu ya semuanya besok kita lanjut lagi untuk chapter selanjutnya. Bye-bye 👋👋👋
.
.
.
Jangan lupa vote ya...
.
.
.
.





























TBC....

CENAN || NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang