8

3.4K 253 2
                                    

Sudah seminggu Sheilla mendapat perhatian yang protective namun terkesan sedikit bebas, membuat Sheilla bersemangat setiap harinya.

Bahkan rate kepercayaan Kak Regan terhadap Sheilla sudah bertambah drastis. Buktinya Sheilla tidak lagi di paksa menggunakan kursi roda, di biarkan jalan, berlari atau aktivitas lainnya asal tidak terlalu berat.

Sabtu pagi di manfaatkan Sheilla dan Regan untuk menonton acara televisi di ruang keluarga. Sheilla melihat Regan sedang dalam mood yang bagus, apakah ini saat yang tepat untuk berbicara kepadanya? AYO SHEILLA SEMANGAT!

"Kak" panggil Sheilla menatap lekat garis wajah kakaknya yang sangat sempurna menurutnya. Bahkan jika dia sedang tidak ada dalam raga Tasya, ia akan menyukai Regan karna termasuk dalam salah satu tipenya.

Regan yang merasa namanya di panggil segera menoleh ke sumber suara. Lalu menatap mata Sheilla yang sibuk memandangi wajahnya.

"Kenapa? Kakak ganteng? Siapa dulu Regan" jawab Regan menyombongkan diri.

"Ih kakak nyebelin! Jelek! Masih gantengan 7 bujang aku" ucap Sheilla enggan mengakui ketampanan Regan.

Regan tertawa, meledek Sheilla kini menjadi salah satu kesukaan Regan.
"Gimana? Ada yang bisa kakak bantu?" tanya Regan meluruskan topik

"Anu kak.... Sheilla mau sekolah, sheilla bosen homeschooling" pinta Sheilla untuk yang kesekian kalinya.

"Kakak pribadi udah siap, kamu boleh sekolah, tapi kamu harus minta izin ke papah sama mamah" jawab Regan.

Regan kini sudah mulai sembuh dari rasa traumanya, Sheilla sendiri yang dengan perlahan membantu Regan untuk keluar dari zona kecemasan dengan tingkah laku Sheilla yang terus memberikan pembuktian bahwa ia akan baik-baik saja.

"Nanti kalau mereka udah pulang dari luar kota, Sheilla langsung minta izin deh" kata Sheilla bersemangat.

Lain halnya dengan Sheilla, Regan justru khawatir jika orang tua mereka tidak mengizinkan dan akan membuat Sheilla sedih. Bagaimanapun juga, rasa trauma pada orang tua mereka lebih besar daripada Regan, ia khawatir jika Sheilla tidak bisa meyakinkan mereka.

~~~~

Sheilla bersiap pergi jalan-jalan di sore hari, tidak bersama Regan karena ia harus meeting dengan klien penting. Namun Regan sudah pasti mengizinkan Sheilla pergi sendiri asalkan bersama sang supir.

Belum sempat membuka pintu utama rumah, Sheilla dikejutkan oleh kedatangan kedua orang tuanya yang baru pulang dari luar kota. Wajah orang tua Sheilla begitu terkejut melihat putrinya berjalan bebas apalagi dengan memakan es krim di tangan kanannya. Dengan segera mereka menghampiri Sheilla.

"SHEILLA! APA YANG KAMU LAKUKAN?!" bentak papah mengambil es krim di tangan Sheilla dan melemparkannya ke sembarang arah.

"KAMU SUDAH GILA? MAU BUAT PAPAH DAN MAMAH KEHILANGAN PUTRI SATU-SATUNYA KAMI?" marah papah Sheilla memperlihatkan urat wajah dan leher yang sudah menegang.

Sheilla menatap takut kedua orang tua tersebut, tangannya bergetar, ia tidak menyangka jika orang tua di tubuh ini sangat menyeramkan ketika marah.

"M-maaf pah"cicit Sheilla yang membuat papah mengusap kasar wajahnya.

"Dimana kursi roda kamu Shei? Kenapa kamu membawa tas kecil?" tanya mamah meneliti penampilan Sheilla yang seperti akan keluar rumah.

"Sheilla mau jalan-jalan pah, mah" jawab Sheilla sangat lirih, sejujurnya ia sangat takut dengan apa yang terjadi setelah ia mengatakan ini.

TRANSMIGRASI!  OVER PROTECTIVE?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang