BAB TUJUH BELAS

11 2 0
                                    


Semua rutinitas hari ini sama, gitu-gitu aja. Belajar, mendengarkan guru, membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dialami soal matematika, berolahraga dan juga belajar mengenai reproduksi hewan.

Hanya satu yang berbeda dari hari ini. Hari ini tanpa Davin.

He's gone.

Dari pagi sampai pulang sekolah, Davin sama sekali gak kelihatan batang hidungnya. Apakah Thanos kembali menguasai midgard dan memutuskan untuk mengubah Davin menjadi debu? Bagian itu gue kurang tau tapi yang pasti gue harus memberikan lukisan Mbak Ginevra ini ke Christa.

"Christa," panggil gue ketika melihat sedang berjalan ke arah pintu keluar.

Christa menengok ke arah gue dan berjalan menghampiri gue serta membalas, "Hai, Shena. Ada apa nih?"

Menyerahkan lukisan Mbak Ginevra seraya berkata, "Ini Mbak Ginevra, eh maksudnya lukisan kamu yang aku gak sengaja rusakin."

"Wah, bagus banget. Kamu kayaknya punya bakat melukis nih," puji Christa.

"Kalau kamu yang ngerjain pasti bakal lebih bagus dari ini. Maaf ya," balas gue.

"Gak usah minta maaf terus. Ini aja udah bagus banget kok."

Melihat Christa hanya berjalan sendirian saja tanpa Matt mengikutinya dari belakang. Langsung aja kan kita kepoin, "Gak sama Matt, Chris?"

Christa menjawab, "Matt lagi ada urusan nih kebetulan."

"Terus kamu pulang naik apa?"

Jangan salah paham dulu kalian ya. Ini bukan modus mau merebut Christa dari Matt tapi gak tau sih kalo nanti sore. Bercanda.

"Naik ojek online nih kayaknya."

"Mau aku anterin pulang? tapi aku naik sepeda."

Tidak menyangka dengan reaksi yang ditunjukkan Christa. Ternyata dia setuju dong. Akhirnya, kita berdua pulang bareng deh naik sepeda tapi gak bisa dibilang naik sepeda juga sih karena sepedanya gak dinaikin. Kita, gue dan Christa, berjalan bersama sepeda.

"Matt cerita banyak loh tentang kamu," ucap Christa memecah keheningan ketika kita berjalan.

"Oh, ya?" Kebuka semua deh sifat bobrok gue.

"Iya. Katanya kamu dulu juragan bola-bola coklat ya?"

Untung cuma yang itu. "Iya. Dulu aku suka iseng-iseng aja gitu buat bikin bola-bola coklat yang bahannya cuma pake regal, susu kental manis sama ceres. Aku cobain sih emang enak soalnya aku pake bumbu rahasia juga," balas gue.

"Apa tuh bumbu rahasianya?"

"Cinta dan sedikit tetesan keringat."

Christa membeku seketika. Melihat wajah Christa yang kaget dan terpana, gue dengan segera berkata, "Bercanda Chris. Cuma pake cinta kok."

Christa kembali berjalan dan tertawa. "Aku kira beneran. Kalo gitu ayo kita bikin bola-bola coklat sekalian nostalgia zaman SD dulu."

"Boleh banget. Nanti, kita coba dikasih tetesan keringat dikit ya?" Gue mencoba menggoda Christa.

Christa tertawa dan menepuk pundak gue seraya menjawab, "Gak usah yuk. Kita bikin yang versi normal aja."

Christa itu polos dan seru banget orangnya. Dari mukanya aja sebenernya udah keliatan kalo dia orang baik tapi tanpa plot twist ya karena orangnya baik juga. Berasa ketemu lagi sama Candy tapi kali ini versi baru.

"Mau tau fun fact gak tentang Matt?" tawar gue kepada Christa.

"Apa tuh?"

"Matt gak bisa ngupil sendiri loh dari kecil jadi mamanya yang selalu bantuin dia ambil upil soalnya tangannya kebesaran buat lubang hidungnya yang imut."

"Masa sih?" tanya Christa kaget.

"Iya. Lain kali kalo kamu lagi jalan sama Matt coba deh perhatiin aja lubang hidungnya. Kalo masih banyak upilnya berarti dia masih belum bisa ngupil sendiri." Ini juga bisa menjadi saran untuk kalian yang lagi pacaran coba cek lubang hidung pacar kalian ya.

***

Sehabis mengantar Christa pulang ke rumahnya sekarang giliran gue yang pulang ke rumah. Tadi gue dan Christa juga sudah bertukaran kontak masing-masing kali ini nomor telepon kok bukan alamat email.

Gue sengaja memilih jalan pulang dengan melewati gang sebelah dimana rumahnya Davin berada, mencoba menjadi detektif mendadak. Rumahnya sepi sih tapi ada motor sama sepedanya si Davin yang terparkir rapi di pekarangan rumahnya.

Pengen banget nge-bell rumahnya si Davin tapi gengsi. Baru satu hari ini paling besok masuk lagi.

Masuk ke dalam rumah, bersih-bersih, dan duduk termenung di meja laptop. Salah satu contoh aksi kemanusiaan yang baik adalah menanyakan keberadaan teman yang tiba-tiba menghilang, ya kan? Baik.

Gue mulai mengetik email untuk Davin.

To : DavinTimothy@asik.com

From : ShenaGabriella@asik.com

Woyy!

Kemana aja lo? Apakah Thanos beneran udah kembali ke midgard? Atau lu ternyata terjebak di quantum realm? Kalo emang bener coba balas dengan angka 1 supaya gue juga bisa persiapkan diri dulu atau mungkin minta bantuan sama Thor.

Eh, tapi kalo serius lo lagi urgent boleh hubungi nomornya Thor nih di 08xxxxx.

***

Back at it again!

Btw, sarannya Shena boleh tuh dicoba hehe *evil laugh*

-Dep's

She: The Beginning [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang