"Wahh wahh kau!! Kauu!! Bagaimana bisa! Kau tau pedo! Apa otakmu tak sepolos wajahmu lagi bocah gendut?" Tanya jisung dengan wajah syok.
"Apacih yang paman bilang? Pedo itu altinya om om menyukai anak kecil, bi pelnah liat di bioskop di mall tempat bunda bekelja" tutur bi.
"Kau menonton flm nya!!" Ucap jisung histeris.
"Tidak bi langsung pelgi kalna melihat pilemnya membosankan" ucap bi dengan wajah malas.
"Huhh syukurlah" jisung lega.
"Memangnya paman menyukai anak kecil ya?" Tanya chenle dengan wajah polosnya.
Jisung gelagapan mendengarnya.
"Aku tidak menyukai anak kecil, tapi aku akan menunggunya hingga dewasa" ucap jisung.
Klekk
"Jisung cepat kau buang anak² ini kehutan" bisik renjun ditelinga jisung.
"Bisakah kita tidak melakukannya kak, biar bagaimanapun mereka adalah keponakanku" ucap jisung dengan wajah malasnya.
"Kau tak kasihan dengan mereka? Pasti arwah kak mark menangis melihat anak dan istrinya selalu diperlakukan buruk olehmu" ucap jisung lagi tetap sama dengan wajah malas dan penuh ketenangan.
"Cepat kau laksanakan perintahku! kau sudah berjanji akan menuruti semua perintahku jisung. Dan aku ingatkan kalau kau sudah berjanji diatas kertas bermatrai jisung!" Bentak renjun.
"Hufhh lagi dan lagi aku harus kehilangan orang terpenting dihidupku" ucap jisung setelah membuang nafas kasar.
Seketika renjun gugup mendengar ucapan jisung, namun ia langsung memberikan kunci mobilnya kepada jisung dan pergi dari kamar itu.
Jisung menatap dua bocah mungil yang sangat menggemaskan itu dengan tatapan iba.
"Cup.. cup.." jisung mengecup satu² kening dua bocah itu dengan sayang tak lama air matanya juga ikut menetes.
"Maafkan aku" lirih jisung lalu menggendong dua bocah kakak beradik itu menuju mobil milik renjun.
_
"Hikss nak dimana kalian.." isak tangis haechan sambil terus mencari anaknya disekeliling mall tempat ia bekerja.
"Yatuhan kepada siapa aku harus meminta tolong" ucap haechan didalam hatinya.
Ia masuk kedalam lorong parkiran mall tersebut mencari anak² nya berharap mungkin dua bocah kesayangannya ada disana namun tak ada siapapun disana.
Perlahan haechan menyender ke tembok bercat cream itu ia berjongkok dan duduk sambil memeluk kedua kakinya erat.
"Hikss kakak maafkan echan, chan sudah gagal menjaga anak² kita hikss hiks" tangis haechan.
Ia tau hal yang seharusnya ia lakukan saat ini adalah melapor kepolisi setempat. Namun kehilangan anaknya belum dua puluh empat jam, dan lagi jika ia melapor ia tak punya uang untuk menyuruh polisi itu bergerak.
"Hikss kak naa.. chan minta tolong sekali... datang ketempat chan bekerja sekarang ya chan mohonn hiks" ucap haechan setelah telfon sudah tersambung ke nana.
"baiklah chan, tapi kenapa kau menangis?" Tanya nana.
Haechan tau pasti nana akan cerewet jadi ia langsung mematikan telfonnya dan lanjut menunggu didepan mall hingga nana datang.
_
"Anak² hilang kak hiks" haechan memeluk nana erat dan menangis dipelukan pria manis yang lebih tua tiga tahun darinya itu.
"Kenapa mereka bisa hilang" ucap nana syok.
"Chan mari ikut kakak" ucap nana, ia menarik tangan haechan menuju ruang cctv.
"Haaa!! Kau kenal dia chan?" Pekik nana saat melihat anaknya haechan ditarik paksa oleh laki² tinggi bermata sipit di rekaman cctv itu.
"dia jisung adik kak mark" ucap haechan. Haechan tak menyangka jisung bisa sejahat itu sampai menculik anak² haechan, padahal jisung sendiri tahu bahwa yang haechan punya sekarang hanyalah anak² nya.
_
Kini haechan dan nana sudah berada digerbang rumah renjun.
"Tok.. tok.. tok.. renjun izinkan kami masuk" ucap haechan sambil mengetuk gerbang itu. Tak lupa ia terus memencet bel.
Dua puluh menit kemudian.
"Tuan tidak ada dirumah" ahkirnya penjaga gerbang itu keluar juga. 'Yuta'
"Kemana?" Tanya nana.
"Mana kutahu" jawab yuta dengan santai.
"Yutaaa hikss kau tahu dimana anakku.." rengek haechan kepada yuta, Tak lupa ia memeluk erat yuta.
Sedikit info: Yuta dahulunya adalah sahabat baik haechan dan renjun.
"Aku tidak tahu chanie" jawab yuta sambil mengelus surai rambut belakang haechan. Sungguh yuta sangat merindukan haechan.
"Kau harus tahu chanie suamimu belum mati" ucap yuta sambil menghapus air mata di pipi gembil haechan.
"Darimana kau tahu?" Tanya haechan.
"Aku tak sengaja pernah mendengar obrolan renjun ditelfon" ucap yuta.
"Jadi? Aku tak mengerti yuta" ucap haechan.
"Semuanya hanya permainan renjun, kau tahu sebelum jisung akulah budaknya." ucap yuta.
"Baiklah kau tunggu saja disini sampai ia kembali" ucap yuta.
"Tidak kami menunggu dimobil saja, terimakasih kau masih mau baik kepadaku" ucap haechan dengan mata berkaca².
"Tentu saja aku masih baik, dan akan selamanya baik kepada chanie ku. Maafkan jika dulu aku sering juga menjahatimu dan suamimu. Percayalah aku disuruh renjun, aku dibutakan karna cinta padanya" ucap yuta dengan tatapan tulus.
"Ya baiklah chanie pamit kemobil dulu nee" ucap haechan sambil tersenyum, tak sengaja pula bahasa korea nya keluar. Yuta yang kegemasan dengan haechan langsung mencubit gemas pipi gembil milik chanie 'sahabat kesayangannya'.
"Apa kak mark masih hidup?" Tanya nana kepada haechan yang sedang melamun.
Tbc.
Jangan lupa vote komen yah semua makasihh🤩❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA✔
RomanceTentang Lee Haechan janda cantik beranak dua. Warning!! -bxb - mpreg -hasil pemikiran sendiri, dilarang plagiat/ mengcopy paste karya saya! -mohon kebijakan dalam membaca! -homophobic? Go!! Start: 15 november 2021 End: 9 desember 2021