MOTTA || JEALOUSY PT 2

2.9K 203 27
                                    

ALOOOOO!

KALIANNN, KALIAN KENAPAA SIII MALES KOMEN, HM? PADAHAL KOMEN KALIAN MEMBANGKITKAN SEMANGAT AKUUU
(◞‸◟ㆀ)

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA YAA! PWISSSS
(っ◞‸◟c)

❣ HAPPY READING ❣

__________


    Seorang laki-laki yang sedang tertidur dengan pulas, kini terusik kenyamanannya saat indera pendengarannya mendengar kebisingan yang keluar dari benda yang berada tak jauh darinya. Dengan mata yang masih terpejam, tangan panjangnya meraba sekitar ranjangnya, mencari keberadaan benda itu. Setelah mendapatkannya, dengan mata samar-samar ia menatap layar ponsel yang terang itu. Sungguh membuat matanya sakit. Apalagi melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini.

      Motta menghembuskan nafasnya lalu ia mengangkat sambungan telepon tersebut.

      "Kenapa?"

      "Kalau dalam waktu dua hari, Pritta masih nggak ada di rumah, jangan salahkan Papa kalau semua fasilitasnya Papa cabut. Papa nggak akan berikan uang sepeser pun untuk kehidupan dia dengan Mami-mu itu."

      "Masih ada saya. Anda nggak perlu khawatir."

      "Oh ya? Emangnya kamu bisa menghasilkan apa, kalau semua fasilitasmu juga saya cabut?"

      Motta meremas ponselnya, geram akan ucapan Papa-nya. Ingin rasanya ia mencabik-cabik fake face-nya itu.

      "Ribet 'lo jadi orang tua! Nggak bisa gitu ngeliat anaknya bahagia, lol."

      "Motta!"

      "APA?! PAPA SEBENARNYA CUMA TAKUT, KAN KALO PRITTA TINGGAL SAMA MAMI?! KARNA PAPA GENGSI SAMA MAMI! PAPA TAKUT MAMI KIRA KALO PAPA NGGAK BISA JAGA KAMI! NGURUS KAMI! PAPA ITU, CUMA TAKUT KETAHUAN EYANG KALO PAPA SEBENARNYA SE-ENGGAK BENAR ITU JADI ORANG TUA!"

      "MOTTA! KAMU PULANG KE RUMAH SEKARANG JUGA!"

      "Males."

      "Papa mau bicara soal Mozzyne."

      "AKU BILANG MALES YA MALES! Lo nggak ada pedulinya sama sekali, ya sama anak kandung lo? Tanya sama seisi rumah siapa yang mulai duluan, ha?! Gua cuma bela adik gua, sialan! Kalau mau ngedrama, cukup kalian bertiga aja. Nggak usah bawa-bawa Pritta, karna kita bukan satu keluarga!"

      "Tau apa kamu soal keluarga, Motta?!"

      "Nah itu. Aku nggak tau apa-apa tentang keluarga setelah jalang itu datang dan berkata kalau suaminya meninggal karna Papi."

      "Kamu memang benar-benar anak kurang ajar!"

      "Di mata Papi. Tapi tidak di mata Mami. Itu sebabnya Pritta lebih milih hidup sederhana sama Mami, dari pada hidup serba ada sama Papi."

      Tit!

      Motta mematikan sambungan tersebut secara sepihak. Tidak peduli bagaimana kesalnya emosi Papa-nya itu. Dia emosi, dua jalang di rumah itu yang akan menjadi pelampiasan emosinya. Jangan di tanya Motta dapat sifat buruk seperti sekarang ini dari siapa. Sudah pasti dari Papa-nya itu lah. Kenapa sekarang ia jadi rindu dengan Mami-nya itu? Ia rindu belaian Mami-nya saat Mami-nya mengelus lembur rambut Motta.

M O T T A [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang