"Kata siapa pelangi datang bisa tiba tiba??? Pelangi hanya datang setelah hujan, ka ""Engga nia, itu kataku. Kalau Allah sudah
menghendakinya, nia. "
Asmara Rania. Seorang pengurus asrama disalah satu pondok pesantren. Ya, Musa'idah masyhur nya di kalangan santri. Dia memilih berkhidmah karna telah lulus pendidikan di pondok. Sore itu, Langit sore saat itu tampak mendung sekali, tak ada kecerahan didalamnya. Sama seperti Asmara yang saat itu merenung di balkon kamar pondok nya."Aaraa". Dari arah timur suara itu terdengar melayun manja.
'Duh, dia lagi'.
Syasya. Sahabat karib ku di asrama, sifat bawel dan manja ada pada dirinya. Sudah sekitar 3 tahun belakangan ini cuman dia yang kuat dengan sifatku. Kayanya si karna sifatku yang cuek hehe.
" Kenapa syaa?? "
"Kemana aja si raa, daritadi aku cariin kamu lho".
" Tapi, kan aku ga cariin kamu? Gimana dong?! "
"Ya gapapa, emg udh sifatnya huh".
" Ya iya maaf".
"Gimana kemarin pulang, apa ada kabar? "
"Gak."Memang, kadang kita gaboleh terlalu berekspektasi tinggi sama manusia, karna hanya bikin penyakit yang gaada obatnya. Kupikir dia akan menunggu kepulangan ku untuk sekedar pamit, nyatanya tidak dia lebih memilih pergi tanpa pamit sehari sebelum kepulanganku. Gapapa, it's okey. Mungkin, memang aku yang harus banyak belajar dari kepergiannya, untuk tidak berharap lebih apalagi berekspektasi tinggi.
Rafif. Satu satunya sahabat laki laki ku yang stay sejak kami berusia 5 tahun. Ya, sekarang dia pergi meninggalkanku disini. Dia melanjutkan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi agama di Kairo, Mesir. Salah satu murid teladan yang ga teladan-teladan amat lah ya, karna sering kabur dan bolos di pondok. Tepatnya, ia murid yang cerdas.
"Ya gitu ceritanya".
" Yahhh ko ga pamit sii jahat bangett lochhhh".
"Biarin aja, lagian ga berharap juga si, may be ga terlalu penting si yaa buat dia ".
" Tapi, kamu berharap kan sebenernya, ayo ngakuuuuu!!! " Guraunya sambil teriak.
"Hehhhh apa si, udh ah mau siap siap".
" Hayooo gaboleh bohong lhoo sama hati sendiri".
"Stttttt udh udh ana mau periksa asrama dulu, mending nte nih ke dapur noh periksa dapur ada santri ga disana".
" Oiya ya, okkk siapp laksanakan, jangan galau ya bossqyueeee".
"Yeee! "
Lagi, lagi aku harus bohong sama diri sendiri. Sampai, rasanya jujur gaada gunanya untuk saat ini. Buat apa? Kalau nyatanya yang ku taruh hati tidak ingin aku menaruhnya disana, yang ada malah terbengkalai begitu saja bukan?. Huhh apa ini, ga ga boleh. Gumam Asmara dalam hati.
Lucunya, persahabatannya sudah berjalan 18 tahun lamanya, entah keduanya memang memiliki rasa yang sama atau tidak, jelasnya dalam persabahatan antara laki-laki dan wanita tidak akan ada yang awet. Kenapa? Karna mesti keduanya ada perasaan satu sama lain.
"Ya ayyuha attholibat, hayya bi ssur'ah ilal masjid".
(Ayoo para santri, cepet ke masjid) serunya kepada para santri yang masih di dalam kamar asrama. Biasanya, kegiatan santri saat maghrib adalah sholat berjamaah kemudian dilanjut pembacaan dzikir yang sudah masyhur di amalkan masyarakat muslim secara luas yaitu Ratibul haddad. Ratib ini disusun oleh salah satu ulama terkemuka didunia yang berasal dari Hadramaut, Yaman. Yakni, Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Ali Haddad.Asmara, yang bertugas mengawasi kegiatan para santri keheranan melihat salah satu santri yang berada di pojok masjid yang tidak bangkit dari sholat ba'diyah nya. Dengan nada lembut dia menegur santri tersebut.
"Sttt heyy jamiilah".