Hari kedua sandiwara Sheilla di mulai. Sheilla sengaja bangun sangat pagi lalu mengunci pintu kamar. Sheilla melakukan olahraga ringan di kamarnya, meregangkan otot di tubuh yang terasa kaku. Setelah selesai, Sheilla kembali membuka pintu kamarnya dan segera berbaring di tempat tidur.
Suster Aila masuk ke kamar Sheilla dan membangunkannya. Sheilla mulai berakting seperti orang yang baru bangun tidur. Setelah membantu membersihkan tubuh Sheilla, kini suster Aila sedang memasang brace di tangan dan leher Sheilla.
"Sus, boleh panggilin mamah saya?" tanya Sheilla
"baik non, saya panggilkan" jawab Suster Aila segera memanggil mamah Sheilla.
Sheilla sedang berfikir tentang rencana yang hari ini Sheilla akan ia lakukan. Tak lama kemudian seorang wanita dengan pakaian kantor blazer berwarna coklat mocca datang menghampiri Sheilla, iya itu Mamah Sheilla.
"ada apa Shei? Ada yang bisa mamah bantu?" tanya Mamah Sheilla mengecup pucuk kepala Sheilla.
"ngga mah, cuma pengin liat mamah aja" jawab Sheilla apa adanya, semalam ia sibuk mengobrol dengan Regan sampai lupa untuk menyiapkan rencana sandiwara hari ini.
"kamu nih, kangen sama mamah ya? Oiya nanti dokter yang kemarin Regan panggil kesini buat terapi kamu" ucap Mamah Sheilla
"iya mah" jawab Sheilla
Sheilla terpetik sebuah ide, kini Sheilla perlahan menggerakkan jarinya "mah lihat ini, Sheilla bisa gerakin ini" ucap Sheilla dengan penuh kegembiraan.
"PAPAH" teriak mamah Sheilla begitu melihat suatu keajaiban.
Papah Sheilla langsung menghampiri istrinya, taku ada sesuatu yabg buruk. Mengingat tadi istrinya dipanggil oleh anak perempuan kesayangannya itu.
"ada apa mah? Apa yang terjadi?" panik papah Sheilla saat melihat istrinya tengah menangis.
"Sheilla...." jawab mamah Sheilla lalu kembali terisak.
"kenapa? Sheilla kenapa?" tanya papah Sheilla mengguncang tubuh istrinya.
Mamah Sheilla menunjukkan telunjuknya ke jari dan tangan Sheilla. Lalu segera papah Sheilla melihat ke arah yang di tunjuk.
"SHEILLA? KAMU BISA GERAKIN TANGAN KAMU?" kaget papah Sheilla lalu memeluk erat putri kesayangannya.
Sheilla mengangguk kecil, lalu berusaha menggerakkan tangannya untuk membalas pelukan papahnya.
Sheilla pikir, semakin cepat ia mengakhiri sandiwara ini, maka semakin cepat pula untuk Sheilla kembali ke raga aslinya.
"ini berita bagus, nanti dokter yang Regan panggil akan datang dan memeriksamu, papah harap kamu segera sembuh, setelah itu akan papah daftarkan kamu ke sekolah favorit di kota ini" kata papah Sheilla lalu mencium kening Sheilla.
Sheilla teriak di dalam hatinya, inilah momen dan situasi yang Sheilla tunggu. Akhirnya Sheilla bisa menyelesaikan misinya dan pulang ke tubuh aslinya.
3 hari kemudian
"selamat Sheilla, sepertinya besok kamu sudah bisa beraktivitas secara normal kembali" ucap Dokter sembari menjabat tangan Sheilla.
Sheilla tersenyum lalu dengan semangat membalas jabat tangan tersebut. "terimakasih telah membantu saya dalam sandiwara ini dok" kata Sheilla setelah selesai berjabat tangan.
Dokter suruhan Regan mengangguk "sama-sama, saya senang bisa membantumu dan keluargamu dari trauma itu" jawab dokter tersebut lalu pamit dari hadapan Sheilla.
Tak lama kemudian Regan masuk ke kamar Sheilla, membiarkan dokter tersebut bicara dengan kedua orang tuanya mengenai kondisi Sheilla yang sangat baik-baik saja.
Sheilla yang melihat kedatangan Regan lalu bergegas memeluk kakak yang selama ini telah membantu sandiwaranya.
"kak Regan.... Makasi banyak ya kak" ucap Sheilla sembari memeluk lelaki tampan tersebut.
"sama-sama dek, Kakak senang akhirnya kita bisa hidup tanpa rasa trauma itu" jawab Regan membalas pelukan Sheilla.
Mamah dan papah masuk ke kamar Sheilla lalu bergantian memeluk Sheilla.
"pah, besok Sheilla udah boleh sekolah kan?" tanya Sheilla bersemangat.
"boleh, nanti akan ada supir pribadi yang mengantarmu" jawab Papah Sheilla.
"mamah juga sudah siapkan semua perlengkapanmu, jadi besok kamu bisa langsung masuk sekolah" tambaj mamah Sheilla.
Sheilla mengangguk antusias, senyum di wajahnya pun serasa tidak luntur.
"ah udah deh terharunya, sekarang kita ke bioskop kita yuk? Kita nonton film di bawah, kan kita ngga pernah lakuin hal itu" ajak Regan lalu di angguki oleh semua keluarganya.
Kini disinilah keluarga kecil itu, menonton film komedi yang cukup membuat mereka tertawa.
Bi inah memasuki ruang bioskop dan mengantarkan snack serta minuman sebagai teman menonton film dan tanpa basa basi, bi inah segera keluar dari bioskop tanpa ingin mengusik keharmonisan mereka.
Sheilla terharu dengan keharmonisan keluarga ini, akhirnya ia bisa kembali menghidupkan kehangatan diantara keluarga ini.
Sheilla menatap satu persatu orang tua dan kakak dari pemilik tubuh ini, hari ini adalah hari terakhir bukan? Karna esok tubuh ini akan sekolah, artinya misi Sheilla selesai dan jiwa Sheilla akan kembali ke tubuh aslinya, dan Tasya akan kembali ke tubuh ini lalu menjalani kisah hidupnya.
Pastinya akan rasa rindu pada mereka semua. Sheilla tertidur saat menonton film, karna hari sudah terlalu malam. Namun sebelum benar-benar memejamkan matanya Sheilla berpamit di dalam hati.
"terimakasih" ucap Sheilla di dalam hati.
....
Terdengar kicauan burung dan sinar matahari mulai menyapa wajah cantik seseorang yang baru bangun akan tidurnya
"LOH? KOK GUE MASIH DISINI? HARUSNYA KAN GUE UDAH BALIK?" teriak seseorang tersebut saat menyadari saat tak ada perubahan
.....
Hai readers!
Gimana kabarnya hari ini? Maaf ya author baru sempat update, ini dadakan banget ngetiknya....Soalnya minggu kemarin juga minggu ini author lagi sibuk banget.
Jadi ada kesan dan pesan ngga buat cerita author yang ini?
Jangan lupa bahagia dan senyum ya!
Next?
Oiya jangan lupa vote & spam komen!
Terimakasihhhh❤
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI! OVER PROTECTIVE?! (END)
Novela JuvenilWALAUPUN UDAH END, HARUS TETAP VOTE DAN RAMAIKAN KOMEN YA! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Namanya Sheilla Alisya. ia tak pernah membayangkan kejadian itu membuatnya harus menjalankan misi agar bisa berpindah ke kehidupannya yang asli. "LO!? KENAPA LO...