Soulmate

407 78 11
                                    

Warning:  Okay kemaren aku diprotes karena ga pake warning/peringatan di awal cerita. Here i am! Aku kasih warning, chapter ini mengandung kepedihan mendalam, mohon mempersiapkan mental, karena chapter sebelumnya tidak ada apa-apanya sama chapter ini (dan chapter berikutnya). So... Enjoy!

Oh ya sama untuk mendapatkan feel, scrollnya pelan-pelan ya terutama dibagian penghujung chapter 😉







Kini Dahyun sudah berdiri didepan Sana, entah keberadaan Dahyun menimbulkan suara atau Sana yang peka? Sana tiba-tiba menegur dirinya.

"Apakah ada seseorang didepanku?" Tanya Sana.

Dahyun hanya bisa membekap mulutnya dengan kedua tangannya, dirinya takut Sana menyadari keberadaannya. Syukurlah sang suster datang disaat yang tepat.

"Nona Sana? Kita bertemu lagi. Aku suster yang beberapa hari lalu membantumu" Sapa sang suster.

"Suster? Syukurlah kita bisa bertemu lagi, kau tau? Besok aku mendapatkan donor mata" Ujar Sana bahagia.

"Nona pasti penasaran dengan wajah saya ya? Oh ya nona didepan nona saat ini ada orang yang beberapa hari lalu menemani nona ditaman juga" Ujar sang suster.

"Maksudmu photographer professional itu?" Tanya Sana.

"Iya nona"

"Woah kita bertemu lagi! Apakah sekarang aku sudah boleh tahu namamu?" Antusias Sana.

Dahyun menggelengkan kepalanya dengan panik, sang susterpun menyampaikan pada Sana bahwa dirinya masih tidak boleh mengetahui nama asli dari photographer professional itu.

Sana seketika cemberut dan disaat itu juga Dahyun mengambil gambarnya. Sialnya kamera itu meninggalkan suara sehingga Sana mengetahui bahwa dirinya sedang di foto oleh orang asing itu.

"Hey! Kamu mengambil gambarku tanpa ijin tau" Kesal Sana.

Dahyunpun meminta maaf tanpa mengeluarkan suaranya sama sekali, sang susterpun menyampaikan permintaan maaf Dahyun pada Sana.

"Ya ya ya baiklah, karena aku sedang di mood yang baik kau boleh menyimpan foto itu. Aku tau aku ini cantik bahkan dengan perban yang menutupi kedua mataku saja aku masih terlihat sangat cantik." Ujar Sana percaya diri.

Dahyunpun berekspresi ingin muntah dan dengan polosnya sang suster melaporkan ekspresi Dahyun pada Sana mengundang rasa marah Sana dan rasa takut Dahyun.

"Yak! Kau itu ya! Sini mana kau! Ku pukul juga nih" Kesal sana sembari memukul-mukul segala arah berharap dapat memukul orang itu.

"Awww sakit!" Ringis Dahyun yang langsung membekap mulutnya dengan kedua mata yang terbuka lebar.

Sedangkan kedua tangan Sana berhenti di udara. Dahyun yang panikpun segera berlari menjauh dari Sana dan lebih memilih untuk pergi ke ruang rawatnya.

"Suara itu... seperti aku kenal" Gumam Sana.

Sanapun menggelengkan kepalanya lalu mulai meraba mencari seseorang didepannya itu tetapi ia tidak mendapatkan siapapun hingga sang suster mengatakan bahwa orang asing itu sudah pergi keruang rawatnya.

Tak lama kemudian, Chaeyoung datang menghampiri Sana dan sang suster. Suster itupun pamit dan pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.

Alhasil Sana dan Chaeyoung menghabiskan waktu dengan saling bercanda tawa. Sedangkan dilain sisi terdapat Dahyun yang masih dilanda rasa panik.

Monochrome [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang