Yoongi sudah bangun terlebih dahulu. Sedikit buru-buru karena Ia harus segera pulang dan bersiap untuk kerja.
Mendengar suara seseorang sedang berkemas yang tak lain itu berasal dari Yoongi, Taery pun ikut terbangun. Masih setengah mengantuk sambil melihat bagaimana seksinya Yoongi memakai kemejanya."Padahal aku ingin memakai kemejamu dan turun ke dapur untuk membuatkan sarapan," begitu kata Taery.
Yoongi terkekeh dan mendekat mememberikan kecupan kecil di bibir Taery.
"Aku harus segera ke kantor. Sedikit sibuk. Free at 8 pm."
Taery mengangguk. Ia paham maksud laki-laki workaholic ini. Dia sama sekali tidak suka diganggu ketika sedang bekerja.
Menjadi sebuah peringatan untuk Taery bahwa sebelum pukul 8 malam, Taery tidak bisa menghubunginya."Kau benar-benar mau langsung pergi? Tidak ingin sarapan di sini? Aku bisa membuatkan toast dan scrambled eggs." Taery masih ingin menahan Yoongi.
Setidaknya Yoongi harus menemaninya sampai Jimin keluar rumah—bekerja. Jujur saja dia sedikit merasa takut. Semalam Jimin pasti marah sekali. Apalagi Taery berhasil membuat kamarnya berantakan—membawa laki-laki lain ke ruang pribadinya.
"Tidak bisa. Pekerjaan sudah menungguku," tolak Yoongi.
Taery tidak bisa melakukan apa-apa kecuali melihat Yoongi keluar dari kamar itu.
Taery beranjak. Memakai kemejanya sedikit asal. Mengabaikan kain penutup yang lain. Hanya
kemeja saja. Dia ikut keluar, bersembunyi-sembunyi.
Sedikit khawatir jika harus bertemu dengan Jimin. Yoongi keluar dari rumah. Sudah menyalakan mobil dan menancapkan gas lalu mobil melesat pergi.Rumah sepi. Mungkin Jimin pergi karena muak dengan Taery. Baguslah. Ia tidak perlu repot-repot berhadapan dengan laki-laki itu. Masih merasa aman, Taery cepat-cepat kembali ke kamar Jimin dan merapihkannya dengan asal. Dia segera mengambil celana jeans beserta bra dan pantie yang tergeletak di sana.
Ia harus segera mandi dan bersiap ke tempat kerja sebelum Jimin pulang.
Taery sudah berada di dalam kamarnya. Senyumnya sudah terbit sembari mengunci pintu. Ada rasa puas tersendiri setelah kemarin berhasil memukul balik Jimin.Lebih dari itu, semalam dia puas sekali. Mungkin Taery harus menyalahkan alkohol yang semalam ia konsumsi. Atau kewarasannya
masih belum kembali pasca orgasme. Intinya Taery tidak waspada. Jika dia bisa masuk ke kamar Jimin seenaknya, begitu juga Jimin yang bisa masuk ke kamar Taery semaunya."Morning, Bitch. Semalam have fun sekali ya?"
Deg.
Taery langsung berbalik badan dan mendapati eksistensi Jimin di sana. Sedang berjalan mendekati Taery sembari membuka kancing baju kemeja putihnya yang sedikit kusut.
Sepertinya dipakai untuk tidur. Semalam Jimin tidur di kamar Taery?"A-aku tidak ada urusan denganmu." Mencoba menyembunyikan kepanikannya.
Taery ingin keluar kembali dari kamarnya, hendak membuka kunci. Sayang sekali, Taery kalah cepat
dengan Jimin.Jimin menariknya. Membuat Taery kehilangan keseimbangan tubuhnya. Lebih dari itu, Jimin mendorong Taery sampai terpelanting jatuh di atas ranjang nya.
"Kau kasar—"
Chu.
Seperti tidak ada jeda waktu, Taery dibuat terkejut secara beruntun. Kehadiran Jimin di kamarnya, perlakuannya yang kasar sampai melempar Taery ke kasur dan sekarang, tiba-tiba bibir Jimin sudah menempel pada bibir Taery.
Sudah melumat. Menggigit sampai Taery mengeluh sakit. Tapi tertahan karena sekarang lidah Jimin sudah menginvasi rongga mulutnya. Bertukar saliva sampai basah.
Memberontak juga percuma. Tangannya sudah ditahan oleh Jimin ke atas. Kakinya juga sudah dikunci. Mau menendang tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE
Fanfiction[ LEBIH BAIK FOLLOW DULU SEBELUM BACA ] WARNING 21+⚠️⚠️ story dan bahasa Vulgar _________________________________________ Kadang alasan seperti bosan menjadi satu frasa yang digunakan untuk mengakhiri sebuah hubungan. Sama seperti yang dialami Taery...