Minggu pagi pukul 06:18 waktu Jakarta selatan. Mentari perlahan menampakan sinarnya, menyorot masuk kedalam kamar seorang lelaki yg masih tertidur pulas.Suara kicauan burung, langit biru dan suara aktivitas pagi perlahan membangunkan Atlas Darmawangsa yg tertidur pulas karena semalaman lembur mengerjakan tugas dari kampusnya.
"Hoaaaammmmm"
Lelaki yg mengenakan kaos putih singlet dan celana traning panjang itu mulai membuka sepasang netra coklatnya. Kemudian melirik ke arah jam weker yg berbunyi nyaring di meja sebelah ranjang nya.
"Sialan, gua kesiangan." Umpatnya kesal membanting jam ke arah kasur.
"Ko mamah gak bangunin gue sih, kebiasaan." Kemudian lelaki itu mengambil handuk, lalu turun kearah dapur.
Di dapur, Atlas menatap tajam wanita yg sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi.
"Mamah kenapa gak bangunin Atlas sih pas subuh." Ketus lelaki berambut hitam pekat itu dengan nada datar. Sedangkan wanita yg ia ajak bicara hanya melirik dan tersenyum kecil.
"Lagian mau di bangunin satu RT pun kalo kamu masih enjoy di dunia mimpi ya percuma, tidur nya pules gitu mamah gak tega bangunin nya." Sahut ramah wanita itu yg bernama Yuni.
Atlas yg mendengar itu hanya menggaruk tenguk nya tak gatal, kemduian duduk di salah satu kursi di meja makan. Menatap lapar hidangan yg baru saja dibuatkan oleh Yuni.
"Eiitsss. Kebiasaan nih ya, cuci muka dulu terus sikat gigi baru makan." Titah Yuni, dengan sedikit menepak punggung tangan anak semata wayang nya itu. Sedangkan Atlas hanya tercengir, lalu bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai, Atlas menyantap lahap nasigoreng dan telur mata sapi buatan ibunya. Yuni yg melihat itu hanya tersenyum senang, sesekali mengusap rambut anak tampan nya yg sudah semakin tumbuh dewasa.
"Tlas, bulan depan kamu ada KKN yah di daerah Bandung?"
Atlas berhenti malahap, kemudian menatap sepasang netra hitam milik Yuni.
"Mamah pasti kesepian ya? Lagian Atlas disana enggak bakal lama, paling cuman satu atau dua bulan doang." Sahut nya sopan, kemudian mencium kening Yuni.
Yuni yg mendengar perkataan putra kesayangan nya tadi hanya bisa tersenyum dan menjatuhkan air mata. Mengingat ia adalah wanita singel parent, suami nya pergi dan tak bertanggung jawab, meninggalkan Atlas yg masih berumur 3 tahun. Sejak kejadian itu ia hanya tingga bertiga dengan Atlas dan pembantunya bu ijah yg sudah di anggap seperti keluarga sendiri.
"Mamah cuman takut kehilangan kamu, mamah cuman punya kamu nak, mamah bisa gila kalo hidup tanpa kamu." Sahut Yuni menahan air matanya yg akan jatuh.
Atlas memeluk wanita itu, ia merasakan dada nya basah akibat Yuni yg menangis. Atlas mencoba menenangkan nya
"Atlas enggak akan pernah pergi ninggalin mamah." Tutur lelaki itu yg merasa sedikit berat hati meninggalkan Yuni sendirian di rumah dalam waktu yg cukup lama.
"Okee okee mamah gak akan nangis lagi, maaf yah jadi mellow." Ujar Yuni mengusap air matanya, kembali membalikan suasana.
"Big thanks buat sarapan nya, Atlas mau mandi dulu ya bau nih, soalny tadi sore langsung tidur lupa mandi hahaha." Yuni hanya tertawa kecil melihat tingkah putra nya yg tak pernah berubah. Berkata lirih di dalam hati bahwa sikap dan sifat Atlas tak jauh beda dengan Papah nya yg sampai saat ini tak pernah terdengar kabar.
.
.
.Di kota parahiyangan, kota kembang, Bandung. Terdapat sebuah perpustakaan besar yg menjadi pusat wisata dan tempat menimba ilmu.
YOU ARE READING
B E R T A U T .
Teen FictionIni cerita tentang Caitlin Yuliza, yg jatuh cinta pada seorang Mahasiswa yg ber KKN di sekolahnya. Di umur yg genap 17 tahun, gadis itu jatuh cinta untuk yg pertama kali nya pada Atlas Darmawangsa, Mahasiswa dari campus Pancasila, Jakarta. "Kayak...