4. Pengumuan

14 4 0
                                    

Melihat sikap Atlas yg terang-terangan menepisnya, membuat Ferra merasa sangat patah hati. Dadanya terasa sangat sakit. Gadis itu hanya bisa menangis, berlari kecil menyusuri lorong lorong campus.

Tak perduli jika dirinya di tatap heran oleh mahsiswa lainya, gadis itu terus berlari hingga masuk kedalam toilet khusus wanita yg hening dan sepi.

Ferra mengungkapkan semua keluh kesahnya lewat tangisan, karena hanya itu yg ia mampu lakukan.

"Kamu jahat Tlas, kamu bener² jahat. Tapi kenapa aku selalu gagal buat benci kamu. Kenapa malah kamu yg terlalu berperan penting dalam hidup aku, sampe aku lupa kalo kamu gak pernah sekalipun ngelaikuin hal yg sama."

"Bahkan untuk anggep aku 'Ada' aja kamu gak pernah Tlas. Tapi bodohnya aku terlalu sayang buat lepasin kamu. Justru orang yg sering membuat luka kaya kamu lah yg paling susah untuk di lepas."

Gadis itu terduduk lemas di lantai yg lembab. Air matanya berlinang sangat deras, tak mampu untuk di bendung.

Didalam sana hanya terdengear suara air yg mengucur, menyamarkan suara tangis gadis malang itu. Perasaan nya sakit, namun ia harus kuat karena ini baru permulaan.

***

Didalam sebuah kelas yg sangat bising dan gaduh. Samar-samar terdengar suara langkah kaki yg mengarah ke kelas tersebut.  Penghuni kelas yg menyadari itu dengan segera mengakhiri kebisingan tersebut dan bersikap rapih pada tempat duduknya masing².

Selang beberapa detik, masuk seorang Kepala sekolah yg di temani wali kelas mereka. Itu adalah Pak toto dan Pak Darman.  Singkat cerita beliau adalah kepala sekolah SMA PASUNDAN 1, tempat dimana Caitlin bersekolah, dan tempat Mahasiswa Kampus Pancasila akan berKKN

"Selamat siang anak anak"  sapa Pak Toto.

"SIAAANGGGGGG!!!!"

"Minggu depan kelas kalian akan kedatangan tutor dari Jakarta, untuk membantu kalian dalam mengahadapi UKK dan USBN nanti. Jadi saya minta tolong kalian jaga sikap kalian ya, jangann ada yg membantah."  Tutur Pak Toto yg disahuti kompak oleh murid sekelasnya.

"Nah untuk info yg kedua, kelas kalian kedpan nya bakal di ajar oleh kakak mahasiswa itu. Atuh cing nurut nya, ulah balangor, jadi nanti kahareupna teu bakal katimu jeung bu guru atau pak guru, bakal full di ajar ku kakak Mahasiswa." Imbuh Pak Darman yg juga di sahuti kompak satu kelas.

Maurin yg mendengar itu, mulai memunculkan niat jahil nya untuk menjomblangkan Caitlin yg jomblo kepada salah satu kakak mahasiswa yg akan datang minggu depan.

"Cait, kalo ada yg asik ambil gih" Ledek Maurin sambil menyenggol pundak Caitlin.

"Apaan sih. Gue bukan cewek gampangan." Ketus Caitlin yg membuat ketiga sahabat nya tertawa kecil.

Setelah kepergian kepala sekolah, kegaduhan dan kebisingan pun kembali terjadi.

Maurin dan Fathur tengah beradu mulut, mereka berdua sedang berebut tempat untuk mengecharge ponselnya.

"Eh fathur gue dulu dong. Lo ngalah sama cewek" Rengek Maurin yg sesekali menarik tangan Fathur.

"Teu semudah itu Bund. Aing nu duluan disini" Sahut Fathur berusaha menepis tangan Maurin yg terus saja menariknya, berharap dirinya mau mengalah.

B E R T A U T .Where stories live. Discover now