5. BANDUNG

11 1 0
                                    

Di halaman sebuah kampus di Jakarta. Satu persatu mahasiswa masuk kedalam sebuah Bis yg akan mengantar mereka ke tempat KKN.

Sepanjang perjalanan, mata mereka disuguhi pemandangan indah karya tuhan yg maha kuasa. Bukit bukit tinggi yg di tumbuhi hutan rindang, ladang sawah hijau yg sangat luas, udara sejuk dan segar khas pegunungan membuat perjalanan kali ini terasa tak membosankan.

Atlas yg duduk disebelah jendela, secara tak sengaja melihat pemandangan yg cukup menarik perhatian nya.  Pria itu cukup kagum dengan sebuah curug / air terjun kecil yg berada di sisi kirinya, karena memang struktur jalan tol yg sedikit berdekatan dengan sungai dan Curug.

"Cantik. Gue belum pernah liat ini sebelumnya." Ujarnya, kemudian mengabadikan moment langka itu dengan sebuah camera film miliknya.

"Eh iya anjir. Bagus banget pemandangan nya, foto yg banyak Tlas." Titah Nathan yg di angguki singkat oleh Atlas.

Riko yg melihat tingkah kedua teman nya itu hanya terkekeh geli. Padahal selain ini, ada juga pemadangan yg tak kalah menarik di Bandung nanti.

"Woy kayak bocil aja. Udah itu kameranya simpen dulu, nanti gue ajak lo bedua ke tempat super keren, dan gue yakin lo berdua pasti belum pernah kesana."

Nathan dan Atlas menoleh, mereka berdua menyengir senang.

"Gak becanda kan lo." Tanya Nathan dengan muka yg masih menyengir senang.

Riko mengangguk. "Iya. Udah sekarang simpen kameranya, simpen tenaga lo. Nanti sesampe nya di Bandung gua ajak jalan."  Nathan dan Atlas mengiyakan titah Riko.

Tak terasa sudah 3 jam perjalanan. Pemandangan indah tadi sudah tak terlihat, hanya gedung tinggi dan jalanan padat yg di lihat oleh sepasang netra mereka saat ini. Yg artinya, mereka sudah sampai di kota kembang, Bandung.

"Cek. Cek."

sssrrhhrrttt

"Oke semuanya tolong lihat kedepan, saya ingin memberi informasi." Tutur Pak Panji cukup nyaring, menggunakan microphone kecil yg di pegangnya.

"Tolong yg temannya masih tidur cepet di bangunin, pastiin gak ada yg tidur, semuanya bangun." Titahnya lagi, berjalan menuyusuri Bis dari depan hingga ke belakang.

Dirasa cukup, ia kembali membuka suara dan memberi beberapa pengumuman.

"Kita 15 menit lagi bakal sampe di penginapan, dan untuk acara KKN nya di mulai hari senin, minggu depan. Jadi tolong selama proses karantina kalian jangan berpergian terlalu jauh sebab info nya bisa mendadak, paham?!!"

"PAHAMM!!!"  Sahut mereka kompak.

Setelah mendengarkan arahan dari Pak Panji, Ferra melirik ke arah Atlas yg duduk di kursi sebrang. Gadis ini sangat terpukau dengan apa yg di lihat oleh sepasang netranya, tak teralihkan sedikitpun.

"Pemandangan terbaik selama perjalanan itu liatin lu dari jauh." Celoteh Ferra yg tak sengaja di dengar oleh Citra.

Citra menoleh, punggung tangan nya menempel pada kening Ferra. "Mbak nya demam ya? Udah minum obat belum?"

Mendengar itu, netra Ferra mengalihkan pandangan nya, mentap Citra dengan tatapan tajam.

"Bisa gak, satu kali aja lo gak usah ganggu gue." Ketus Ferra yg membuat Citra menaikan satu alisnya kebingungan.

"What? Me?" Sahutnya, masih dengan wajah yg penuh tanda tanya.

Ferra mengangguk, kemudian mengalihkan pandangan nya ke arah luar jendela. Gadis itu menatap bosan jalan yg padat dengan kendaraaan.

B E R T A U T .Where stories live. Discover now