7. First impression.

9 2 18
                                    

Setelah acara keluarga yg mengesankan tadi malam, pagi ini Caitlin bangun lebih awal dari kedua orang tuanya. Gadis itu melirik ke arah jam weker di meja sebelah ranjang tidurnya, yg menujukan pukul 04:39AM.

"Hoaaaaam. Bunda udah bangun belum ya?"

Gadis cantik bertubuh kecil dan tinggi itu merapihkan tempat tidurnya, sebelum akhirnya turun ke arah dapur.

"Bunda belum bangun pasti kecapekan. Hari ini gue yg masak deh."

Caitlin mengupas bebrapa butir bawang putih, bawang merah dan 5 butir cabai. Gadis itu hendak membuat sarapan untuk kedua orang tuanya. Anak yg pengertian.

Sedangkan didalam kamar, Ayumi terbangun karena mendengar aktivitas dapur dan aroma yg sangat menggoda perutnya. Wanita itu melirik ke arah jam dinding yg menujukan pukul 06:00 AM, kemudian bergegas keluar menuju dapur.

Menyadari kehadiran Ayumi, Caitlin menyapa nya. "Pagi Bund."

Ayumi mencium pipi kanan Caitlin sekilas dan menyahut, "Pagi juga sayang. Anak bunda rajin banget jam segini udah bikin sarapan."

"Iseng aja. Lagian tadi Bunda masih tidur." Ujar gadis berpiyama coklat itu, sesekali mengaduk nasigoreng yg sedang ia masak.

"Udah ini biar Bunda aja yg lanjutin. Kamu mandi gih, siap-siap ke sekolah." Titah Ayumi yg di angguki singkat oleh putri semata wayangnya.

Selesai berdandan cantik, Caitlin mampir ke kamar ibunya untuk membangunkan Ardi yg masih tertidur, kemudian lanjut ke arah dapur untuk sarapan bersama.

"Neng ini kamu yg masak?" Tanya Ardi yg cukup terpukau dengan hidangan yg masak oleh putrinya.

Caitlin mengangguk. Kemudian Ayumi menyahut, "Enak kan? Tadi dia ngasih kecapnya gak kebanyakan jadi rasanya pas. Restoran aja kalah sama yg Caitlin buat."

Ardi yg mendengar itu hanya tertawa kecil, kemudian kembali menyantap lahap sepiring nasigoreng buatan putri kesayangan nya.

"Neng mau berangkat sama siapa nanti?" Tanya Ayumi.

"Maurin." Sahut gadis itu dengan mulut yg penuh dengan suapan.

Lima menit kemudian, Caitlin berpamitan kepada Ayumi dan Ardi. Sebab Maurin sudah menunggu di depan rumahnya.

"Ayah, Bunda aku duluan ya. Maurin udah didepan. Assalamualaikum" Mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Walaikumsalam"

***

Didalam kelas, Gadis cantik yg berambut panjang kecoklatan itu tengah menulis sesuatu di sebuah buku diary.

Ia menulis, "Umur gue udah genap 17 tahun. Banyak yg bilang di umur segini, gue bakal ngerasain yg namanya jatuh cinta sama seseorang. Bakal ngerasain di sayang sama seorang kekasih, tapi bener gak sih? Jatuh cinta itu sama indah nya kayak cerita novel romance yg sering gue baca? Atau malah sebaliknya."

Tiara yg melihat itu merasa penasaran, kemudian mendekat ke arah meja Caitlin.

"Nulis apaan lo." Ujarnya, yg tiba² duduk di sebelah Caitlin.

Caitlin yg sedikit terkejut, dengan segera menutup buku diarynya dan menjawab. "Gapapa. Kepo lo"

Tiara tersenyum jahil, ia kembali meledek Caitlin. "Yakin? Coba gue liat."

Dengan cepat, cewek berjaket rajut warna pink itu merebut buku diary milik Caitlin dan kemudian membacanya.

Caitlin hanya bisa pasrah. Tiara sedikit menertawakan isi diarynya, yg dengan cepat di rebut kembali oleh Caitlin.

B E R T A U T .Where stories live. Discover now