8. Apology

1.4K 36 2
                                    

Canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Canggung.

Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana mereka berdua saat ini. Tangan Mark masih berada di tengkuk Elys sementara mata mereka saling menatap satu sama lain. Keduanya saling menunggu siapa yang akan berbicara duluan. Elys merasa tubuhnya melayang dalam dekapan erat Mark.

Deru jantung Mark terasa bergemuruh keras. Sedetik yang lalu, ia baru saja mengatakan hal yang bisa memicu konflik yang tidak diinginkan, apalagi pada wanita yang baru saja menikah. Dia berusaha untuk tahu diri, tapi hatinya lebih cepat menggerakkan tubuhnya daripada pikirannya.

Tapi wajah polos Elys yang bersemu kemerahan dengan bibir yang merekah dan terbuka itu seolah mengundangnya, siap merusak akal sehatnya. Sedetik ada keinginan untuk maju lebih jauh lagi, namun ia menarik nafas dalam-dalam dan mengurungkan niatnya. Tangannya menarik tengkuk Elys untuk kembali bersandar di dadanya lalu ia mengelus pelan rambut Elys. Untuk sejenak, Elys menutup matanya, membiarkan kenyamanan menyelimuti dirinya lewat dekapan Mark. Saat dekapan ini melepasnya, Elys harus siap kembali ke kenyataan.

Dering ponsel Elys membuyarkan momen hangat itu. Dengan cepat, Elys meraih ponselnya.

[JUNA]

"Halo, Juna?"

"Kamu dimana, Sian?" Sian, panggilan sayang Juna untuk Elysian. Sudah lama Juna tidak memanggil Elys dengan nama itu.

"A-aku di unit temanku, Na. Kenapa?" suara Elysian terdengar bergetar, rasanya ia telah melakukan kebohongan yang besar sekali pada suaminya itu. Namun apa yang dikatakan Juna selanjutnya membuatnya kaget.

"Setengah jam lagi kita ketemu di Blue Cafe, ya?" tanyanya lembut. Juna sudah jarang sekali bertanya padanya dengan nada yang lembut, seperti waktu mereka masih pacaran. Elys mulai kehilangan kelembutan Juna sejak 6 bulan sebelum pernikahannya. Air matanya mengalir. Ada rona bahagia di wajahnya, rona yang tak mungkin Mark saksikan langsung untuk dirinya sendiri. Mark menelan ludah, pahit.

"Boleh. Sampai ketemu ya, Na." jawab Elysian lalu memutuskan telepon. Ia menoleh, mendapati Mark yang berjalan gontai ke kamarnya, lalu kembali duduk di samping Elysian.

"The update's already done," ucapan Mark menggantung. Elys diam menatap Mark, menunggu apa yang akan dikatakan Mark selanjutnya. Mark menggigit bibirnya, menghela nafas berat.

"Let me take you to the cafe."

***

Suasana di dalam mobil tak secerah matahari di luar sana yang sinarnya menembus awan-awan sisa hujan pagi ini. Keduanya terdiam seribu bahasa namun berbagai pertanyaan terlintas di benak mereka masing-masing. Bahkan gerakan sekecil apapun rasanya canggung sekali.

Elys mencoba menyembunyikan kencangnya degup jantung dengan meremas erat-erat bantal penguin yang dipeluknya sepanjang jalan saat Mark yang sedang memarkirkan mundur mobilnya menyampirkan tangan kirinya ke belakang kursi penumpang dan tangan kanannya dengan lihai mengendalikan setir mobil sementara matanya dengan sigap melirik ke arah spion, memastikan mobil terparkir dengan baik. Mark yang menyadari gelagat Elys dengan canggung menarik kembali tangan kirinya lalu keduanya terdiam kembali.

[M] KALOPSIA | jaeminju markriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang