Pada akhirnya, mimpi buruk selalu menjadi kenyataan. Di penutupan resmi galeri pameran lukisan Jungkook, wanita itu kembali datang bersama anaknya. Kali ini, Dahyun tak mau bersembunyi lagi, ia memeluk erat lengan kekar Jungkook seraya menatap waspada wanita yang mengenakan dress selutut berwarna mocca yang dipadukan dengan blazer berwarna hitam itu. Cukup tertutup namun lekukan tubuhnya masih terlihat. Jelas, tubuh seksi seperti itu adalah idamannya para pria. Kalau saja dia tidak menuntun seorang anak, pasti sudah dikira wanita panggilan. Seketika Dahyun merasa jahat karena pikirannya sendiri.
Jungkook menyadari kegelisahan Dahyun, dan ketika ia melihat ke arah tatapan wanita itu, ia bersitatap dengan Jihyo yang langsung melambaikan tangannya seraya tersenyum lebar padanya.
"Cantik sekali" batin Dahyun, ia tidak bisa menyangkal hal itu. Membuatnya semakin kesal karena merasa tidak percaya diri.
Dalam sekejap, wanita itu sudah ada dihadapan mereka, pun Jeochan juga langsung berlari dan memeluk kaki Jungkook, minta dipangku sementara Jihyo memberikan sebuket bunga pada Jungkook. "Chukkae, kudengar pameran kali ini berjalan dengan baik. Aku tahu, kau pasti akan berhasil di bidang ini. Sudah kubilang, seni adalah bakatmu," ujarnya ramah.
Jungkook memangku Jeochan—sebelum anak itu menangis—sementara bunga itu ia letakan di meja sampingnya. Dahyun yang melihatnya mendengkus tak percaya seraya memalingkan wajah. Apa-apaan ini? Jungkook tetap saja meladeni wanita itu, bikin kesal saja.
Dahyun memutuskan untuk pergi, namun Jungkook menahan tangannya, menariknya mendekat seraya merangkul pinggangnya dengan tangannya yang bebas. "Perkenalkan, dia Dahyun, istriku."
Jihyo agaknya terlihat kaget, namun ia pandai mengatur ekspresinya menjadi tersenyum ramah seketika. Ia mengulurkan tangannya pada Dahyun, "Aku Park Jihyo."
Dahyun membalas uluran tangannya, tetap mengulas senyum walaupun enggan. Entah kenapa, ia juga merasa kalau wanita itu tidak begitu suka padanya. Kentara sekali. Wanita itu hanya melihat Jungkook saja sejak tadi hingga tak menyadari keberadaannya—entah memang sengaja tidak mau melihatnya.
Jungkook menurunkan Jeochan, menyuruh anak itu untuk kembali pada ibunya. Lelaki itu lantas meminta Jihyo untuk menikmati pestanya, selagi ia pergi bersama Dahyun untuk menyapa tamu lain, namun Jihyo kembali berujar pada Dahyun.
"Kalau kau ada waktu, kita minum bersama ya lain kali? Aku ingin lebih mengenalmu."
Dahyun tersenyum samar, "Mian, eonnie. Sepertinya tidak bisa karena aku—"
"Dia sedang mengandung, jadi tidak boleh minum," potong Jungkook.
"Ah ... jinjja?" Jihyo tersenyum tipis seraya menatap Jungkook sarkastik. "Hebat sekali ya, kau benar-benar memanfaatkan momen pelarianmu dengan baik," lirihnya tajam membuat Jungkook mengeraskan rahangnya, bahkan Dahyun dapat merasakan genggaman tangannya yang menguat. Membuatnya bertanya-tanya, apa yang dikatakan Jihyo barusan. Pelarian? Apa maksudnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Her! She's Mine!
RomanceDahyun pikir, keputusannya untuk tinggal di rumah milik anak teman ibunya itu adalah keputusan yang tepat. Namun kenyataannya, ia salah besar. Berakhir tinggal bersama lelaki gay tentu bukan keinginannya. Namun kenyataan yang sebenarnya terjadi mala...