Vote and enjoy!
Tama tidak sengaja melihat ke jendela kamarnya, dikejutkan dengan pemandangan seorang pria yang tengah berdebat dengan Tami. Awalnya Tama tidak terlalu memusingkan. Toh itu urusan Tami, tetapi ketika melihat pria itu dengan sengaja mendorong Tami ke aspal. Entah mengapa membuat Tama merasa kesal. Ia ingin menolong Tami, tetapi jika melihat interaksi keduanya, sepertinya Tami mengenal pria itu karena tampak dari ekspresi Tami yang bukannya takut justru malah memperlihatkan ekspresi menantang, membuat Tama jadi serba salah. Tama takut jika ternyata ini hanyalah pertengakaran sepasang kekasih. Karena Tama hanya bisa melihat tanpa mendengar apa yang mereka debatkan.
Memilih untuk mengamati dari balik jendela, mata Tama akhirnya terbelalak ketika melihat pria itu kembali mendekati Tami untuk memukul wanita itu. Tama segera berlari ke bawah untuk membantu Tami. Ia harus mencegah pria itu berbuat kasar pada teman kosnya itu. Sekasar apapun Tama, pria itu tetap tidak akan tega menyakiti seorang wanita secara sadar. Sehingga melihat Tami yang diperlakukan seperti itu membuatnya harus bergerak cepat untuk menolong Tami.
Tama sudah berada di depan pintu rumah kos mereka ketika ia berpapasan dengan Tami yang berjalan tertatih-tatih. Tama bisa melihat lengan Tami yang terluka karena terjatuh di aspal. Belum lagi ekspresi ketakutan yang mungkin disimpan wanita itu sejak tadi, membuat Tama lagi-lagi merasa bersalah pada wanita itu. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut keduanya. Tama hanya memandangi Tami yang menghilang dari pandangannya, menuju ke kamar wanita itu.
Hingga malam hari Tami masih belum keluar dari kamarnya, entah apa yang sedang dilakukan oleh wanita itu. Kekhawatiran Tama terhadap Tami tanpa sadar membuat pria itu enggan masuk ke dalam kamarnya. Ia bahkan sengaja duduk di ruang TV demi memastikan keadaan Tami, mungkin jika nanti wanita itu keluar kamar, Tama bisa mengetahui keadaannya.
Ketika Tami keluar kamar, tanpa sadar Tama memperhatikan wanita itu dengan seksama. Dapat Tama lihat jika Tami sudah lebih tenang. Namun, luka di tangan wanita itu membuat Tama kembali mengingat jika mungkin luka itu belum Tami obati sedari tadi. "Lo kenapa, Mi?" tanya Derby seraya memegang tangan Tami yang kebetulan berpapasan dengannya.
"O-oh ini jatuh tadi," jawab Tami kaget karena ia tidak menyadari Derby tengah memperhatikannya.
"Sini, ikut gue. Gue obatin di bawah," ajak Derby sambil menuntun Tami mengikutinya. Melihat hal itu membuat perasaan Tama sedikit lega. Setidaknya luka Tami akan diobati. Ekspresi Tama yang terlihat lega membuat dahi Didam berkerut. Sepertinya mereka ada masalah lagi, pikirnya.
Sementara itu di dapur, Derby terlihat membersihkan luka Tami dengan hati-hati. Ia bingung mengapa ada perempuan yang begitu teledor hingga bisa tifak sadar jika sedang terluka seperti Tami. "Lo kenapa sampai bisa luka gini?" tanya Derby sambil fokus membersihkan luka Tami.
"Kan tadi gue bilang jatuh, By." Tami mengulang ucapannya beberapa menit lalu untuk menjawab pertanyaan Derby.
"Kenapa gak diobatin? Terus jatuh kenapa?" tanya pria itu beruntun.
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
ChickLitMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...