"Dia itu cuma bales chatmu bukan perasaanmu, maka jangan terlalu berharap padanya jika kau tak mau sakit hati karenanya"
.
.
.••|Dear Sheila|••
"Pagiku mendung banget,
matahari gak nongol,
ku seret tas merahku di lantai,
selamat pagi semua ku nantikan dirimu,
di tengah lapangan kita selfi-selfian"Viona berjalan menyusuri koridor sekolah sambil bernyanyi ria. Sebenarnya Viona sangat malas berangkat pagi, akan tetapi karena mama tercinta membangunkannya pagi-pagi, alhasil dengan sangat ogah-ogahan ia tetap menurut.
"Hoaaam,"Viona menguap karena sejujurnya ia masih sangat ngantuk. Viona jadi rindu dengan kasur pink kesayangannya itu.
Karena tidak fokus berjalan, Viona menabrak seseorang hingga ia tersungkur kebelakang.
Orang itu tak berniat menongnya. Hanya melihat sekilas lalu pergi tanpa mengucap satu kata pun.
"pantat gue sakit anjir, siapa si yang nabrak gue, bikin mood gue tambah buruk aja, bukannya ditolongin, malah pergi gitu aja, minta maaf pun engga, dasar ga bertanggung jawab"
Di sepanjang perjalananya menuju kelas 11 IPA 2 Viona tak berhenti menyumpah serapahi cowok yang menabraknya tadi.
Sungguh mood-nya bertambah buruk karena itu. Hari ini benar-benar sial.
Brakkk
Viona membuka pintu kelas dengan kencang, ia berjalan menuju bangku miliknya, lalu menenggelamkan kepala ke lipatan tangan.
Di sisi lain, Arion sedang mengendarai motor menuju rumah Sheila. Rencananya ia akan meminta maaf kepada gadisnya.
Arion memberhentikan motor nya di depan gerbang rumah Sheila yang tertutup rapat. Ia mengambil handphone untuk menelfon Sheila.
Dering ponsel membuat tidur Sheila terganggu. Menggeliat lalu mengambil handphonenya dengan mata yang masih setengah terpejam, lalu menekan tombol hijau untuk menjawab panggilang tersebut.
"Hallo Vio, lo kenapa nelfon pagi-pagi begini? gue masih ngantuk. Kan udah gue bilang kemaren kalau gue itu-"
"Adel baru bangun ya"
Sheila yang mendengar suara itu pun langsung membuka matanya lebar lebar. Ia meruntuki dirinya yang tidak melihat siapa nama orang yang menelfonnya.
"Adel"
Sheila terdiam, jangan harap ia luluh karena ia tak semudah itu dibujuk, walaupun Arion membelikan pabrik ice cream pun, Sheila pasti mau dong, yakali gamau.
"Adel"
Tidak ada jawaban.
"Sayang"
Pipi Sheila bersemu, ia tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR SHEILA
Teen FictionPROSES REVISI ... "Orang yang berada di dekatmu bisa lebih melukaimu" ... cover by pinterest! Editing by me!