PEMBATAS '6

92 72 65
                                    

Chapter 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 6.

"Selain ga punya hati, kalian juga ga punya otak, ya?!"

(*)

Saat Metha ingin memarkirkan motornya, di saat yang bersamaan pula ada motor lain yang hendak memarkirkan kendaraan nya di tempat yang sama? Hingga membuat Ban depan motor mereka saling berciuman.

Metha menoleh mendapati pemilik motor yang menghalangi motornya itu diam tanpa kata, seolah menunggu Metha berbicara lebih dulu.

Metha membuka kaca helm yang menutupi wajahnya "Minggirin motor lo." Titah Metha dengan nada datar.

Galang si pemilik motor itu menoleh dan membuka kaca helm miliknya "Kenapa gue?" Ucap Galang tak kalah datar.

Metha memicingkan matanya dan baru ingat jika cowo di depannya ini adalah salah satu teman Aerin yang ia temui di kantin kemarin.

Metha mendengus.  "Gue mau parkir."

"Menurut lo, gue mau ngelenong disini?" Cetus galang.

Metha tersenyum sinis. "Cih, bisa minggir? Gue duluan disini."

"Ini tempat parkir gue, lo cari tempat lain aja sana." Pekik Galang.

"Kenapa gue?" Tanya Metha meniru gaya bicara Galang.

"Ya, karna ini lahan parkir gua." jawabnya enteng.

Metha berdecak. "ga ada nama lo tuh, di situ. Jadi semua orang boleh markir disini."

"Ga boleh!" cela Galang.

Metha menaikkan sebelah alisnya. "hah? Kenapa, ngga?"

"Ya ga akan muat kalo semua orang markir kendaraannya disini." Seru Galang.

Ucapan galang sukses membuat metha melongo. "Apaan si lawak lo pagi-pagi! Udah minggir sana, gue duluan yang parkir disini!"

Ya emang bener kan? Salah gue dimana? Tanya Galang dalam hati

"HEH kalian jangan ribut pagi-pagi di tempat parkir! Buru masuk kelas mau bell." ucap seorang satpam yang sedari tadi diam-diam memperhatikan mereka dari kejauhan.

Galang menatap Metha sebelum akhirnya memundurkan motornya untuk memberi jalan pada Metha.

"Beruntung lo hari ini, tapi ga besok." ancam Galang.

PEMBATAS [ DISCONTINUE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang