9| ☕Capitulo

2.6K 53 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"VIVI SINI LO"

Gadis itu terkejut dan reflek menoleh ke belakang. Terdapat Venom dan dua teman buriknya, Misaki dan Alfarez. Venom dengan tangan mengepal menghampiri Vivi dan menubruk bahu Vian.

"Argh"

Venom hanya menatap sinis, "Lemah lo banci!."

Kembali dengan gadisnya, Venom melotot kepada Vivi, "Ngapain lo deket - deket sama cowok letoy kek gitu."

Dengan gemas, Venom mencubit kedua pipi Vivi hingga Vivi meringis kesakitan.

Alfarez yang melihat sepupu nya diperlakukan seperti itu langsung memukul kelapa belakang Venom, "SODARA GW BABI, JANGAN DI GITUIN!!"Venom melepaskan cubitannya lalu mengusap - usap kepala belakangnya.

Dia menoleh ke belakang menghadapat Alfarez, "Apa si jancok, pacar - pacar gw-!" Venom dengan mode mengambek langsung menarik Vivi keluar dari lingkungan itu dan meninggalkan Vian beserta kedua sahabat Venom.

☕☕

"Ngapain lo deket - deket sama tuh cowok jing! Kata lesbi tapi masih demen cowo, emang kenapa lo tiba - tiba demen sama dia hah? Apa gara - gara badannya sixpack terus kontolnya gede berurat heh!!."

Vivi hanya melongo mendengar Venom yang mengoceh panjang lebar tentang masalah cowo tadi. Dia bahkan belum melepas seragam dan juga tasnya.

Tadi saat sampai si apartemen Venom, Vivi langsung di dudukkan di sofa. Lalu Venom mulai mengoceh sana sini.

"Gw gak mau tau, intinya gw mau nenen sekarang-!"Titah Venom tanpa bantah.

Vivi menggelengkan kepalanya pelan, mungkin karena mengetahui kebiasaan cowok itu. Dia melepas tas nya, dan membuka satu persatu kancing seragamnya.

"Mau kakak bukain atau aku yang bukain?"tanya Vivi. Venom hanya menyengir dan tanpa basa basi menghampiri Vivi lalu melepaskan baju kaos dan bra berwarna biru itu.

Uhh,,

Nikmat mana yang engkau dustakan.

Kedua buah dada itu menggelantung sempurna dengan pucuk berwarna merah muda. Dia mengusap pucuk itu terlebih dahulu, memberinya pemanasan agar menegang dan mengembang.

"Engh,,"

Vivi mendongakan kepalanya ke atas dan mengatur pernapasannya yang memburu akibat sentuhan Venom.

Setelah memelintir puting Vivi, Venom mengangkat dan mendudukkan kembali Vivi tapi di dalam pangkuannya. Tanpa perintah, tangan kanan Venom memegang pinggang polos gadisnya dan meremasnya pelan.

Iya memberikan kecupan kepada bibir gadisnya terlebih dahulu, lalu ciuman kedua. Melumat dalam dan memperlihatkan kelihaian nya dalam bersilat lidah, menelusuri setiap rongga mulut Vivi.

Setelah hampir 3 menit berciuman, Venom melepaskan pangutannya dan menundukkan sedikit kepalanya agar sejajar dengan kedua buah dada itu. Menjilat dada kanan terlebih dahulu, memutarkan lidahnya ke kanan ke kiri dan menusuk - nusuk pelan benda kecil menonjol itu.

Lalu meraup dada itu dengan brutal, ia menyedot dada Vivi seakan - akan dada itu adalah sumber hidupnya.

"Kak,, sa-kith engh,,"

Tangan Vivi berada dalam posisi mendorong tubuh Venom, bermaksudkan untuk pelan - pelan.

Ini terlalu brutal, dirinya tidak kuat.

Tidak mendengarkan ucapan Vivi, Venom malah semakin brutal menghisap dadanya dan meremas kuat dada sebelah kiri.

Slurp,,,

EH?!

SEPERTI ADA YANG KELUAR

Mata terbuka lebar saat ada cairan yang melewati rongga mulutnya. Untuk memastikan hal tersebut. Ia melepaskan kenyotannya dan melihat payudara Vivi yang meneteskan air susu.

WHAT THE HELL-!!?

"Vi kok lo keluar asi?"tanya Venom kaget.

Vivi menggelengkan kepalanya pelan, dia teler akibat pemanasan dan rangsangan yang diberikan oleh kakak kelasnya itu.

"Baguslah ada susu, gw jadi bisa minum susu lo tiap hari haha"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


VENOM [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang