Assalamualaikum
💜💜💜
"Bismillah..."
°°°
"Jin-ssi"Jin yang sedang duduk menoleh dan mendapati stylish Noona yang biasa menangani dirinya.
"Nee?"
"Saya akan memasang beberapa aksesoris padamu," ucapnya memperlihatkan kalung dan Bros pada Jin.
"Tentu saja."
BTS sedang melakukan syuting untuk perform mereka di acara tahunan. Para member menyebar, Jin lebih memilih duduk bersantai di sofa yang tak jauh dari tempat syuting.
"Selesai." Ucap stylish Noona dan pergi meninggalkan Jin yang masih asik dengan benda persegi panjang di tangannya.
Setelah menyelesaikan lagu pertama BTS istirahat sejenak dan memperbaiki penampilan, entah baju, rambut, make up, dan ada juga member yang sedang berbicara di depan kamera, untuk konten lainya seperti Bangtan Boms.
Jin berjalan menjelajahi tempat syuting. Di mana Noona yang tadi me-make up dirinya? Karena setiap member mempunyai stylish sendiri-sendiri.
Jin ingin bertanya tapi semua orang sibuk. Sebenarnya dia sudah tak tahan, keringatnya belum dilap, tidak mungkin menggunakan baju, pikirnya.
Tidak ada stylish member lain yang sedang menganggur, semua mengerubungi member yang sudah menjadi tugas mereka.
Saat Jin hendak berjalan kembali, langkahnya terhenti,
"Jin-ssi, maaf pasti menunggu lama. Sini saya akan memperbaiki make up mu," ucap stylish Noona yang biasa menangani dirinya."Gwaenchanayo, Noona," ucap Jin, " tapi Noona habis dari mana memang?" Tanyanya.
"Saya ke sini membawa anak, dia sedang rewel tadi," jawabnya, Jin mengangguk paham.
Sudah biasa jika ada yang membawa anaknya pergi bekerja. Untungnya pihak agensi memahami keadaan mereka yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, sehingga agensi memperbolehkan jika itu mendesak dan tentu masih dalam batas wajar.
Setelah beberapa menit akhirnya selesai, hanya tinggal rambut,
"Ayo ke ruangan, saya perlu menata rambutmu."Setiba di sana, tepat di depan pintu, jin terkejut saat melihat Asma berada di ruangan tersebut.
"Uwah, ada manager Asma. Apa dia sedang mendampingi kalian ya?" Tanya Noona tersebut.
"Hm." Jawab Jin singkat, "sedang apa dia disini?"
"Itu anakku, Jin-ssi. yang ku tahu Asma-ssi menyukai anak kecil, mungkin dia sedang membujuknya." Jeda tiga detik,"mari kita masuk, Jin-ssi."
Jin mengambil langkah masuk ke dalam ruangan. Asma sedang berada di sofa bersama anak itu, membelakangi pintu masuk.
"Aku ingin bersama eomma!!!"
"Sayang, dengar...,"ucap Asma memegang pundak gadis itu,"kamu tau sedang dimana sekarang?" Gadis itu menggeleng,
Asma mencoba menenangkan gadis itu. Asma masih belum menyadari keberadaan jin.
Dengan masih sesenggukan, gadis itu perlahan mau mendengarkan Asma.
"Tempatnya bagus kan? Banyak orang, barang-barangnya. Dan kamu tau, tempat apa namanya?"
Gadis itu menggeleng lagi.
"Ini tempat untuk mengambil gambar atau video...,"ucap Asma dengan lembut mencoba memberi tahu gadis itu bahwa ibunya sedang bekerja," ini tempat syuting untuk para artist," lanjutnya.
"Eomma ngapain disini?"
"Bekerja, sayang. Eomma Ara bekerja sama dengan yang lain dan para artis. Kadang kalau pekerjaan eomma Ara banyak, eomma Ara lelah. Kalau Ara rewel terus nanti eomma Ara tambah lelah. Ara nggak mau seperti itu kan?"
"He'em," jawab gadis itu dengan polosnya.
"Jadi Ara nggak boleh nangis lagi, Ara bisa main disini sambil nunggu eomma, ya?" bujuknya.
Gadis itu mengangguk pelan.
Sekarang Jin baru paham. Benar apa yang dikatakan manager yang lain tentang Asma, bahwa Asma memiliki sihir yang menakjubkan. Entah kenapa Jin merasa bangga mendengarnya.
"Noona, cepat lakukan, hanya di bagian poni saja kan?" tanya Jin sambil mengambil posisi duduk menghadap cermin lalu bermain dengan ponselnya.
Suara khas milik Jin itu sontak membuat Asma terkejut, buru-buru wanita itu menoleh ke belakang. Matanya langsung terbelalak saat menangkap sosok tinggi nan tampan yang teramat dia kenal, duduk di samping dirinya, agak jauh.
"Oppa?" Cetus Asma tanpa sadar.
Jin hanya melirik sebentar ke arah Asma, mungkin hanya tiga detik menerobos pandangan mata Asma, setelah itu Jin kembali pada ponsel ditangannya.Asma langsung kembali fokus pada Ara, dia langsung bermain dengan Ara. Sedangkan Ara juga tak memperhatikan eomma-nya yang sedang menata rambut Jin, ia lebih memilih menundukkan kepala dengan tangan mengotak-atik mainannya.
Meskipun dalam hati Asma bertanya-tanya, tadi Jin lihat nggak ya? Ah, malu. Sejak kapan dia sudah duduk disitu? Dan apa tadi? Oppa? Astaga Asma kau memang bodoh.
Pertanyaan itu hanya menggantung di benaknya dan tidak terealisasikan melalui kata-kata karena tidak lama kemudian Jin keluar dari ruangan, tanpa satu patah kata pun. Jin kelewat profesional sampai Asma tak di sapa olehnya. Asma menghembuskan napas berat, Jin kembali dingin seperti es batu.
*******
Ama, setiap jengkal dari apa yang kamu miliki memiliki sihir yang ajaib.-ksj
°°°
Maaf kalo feel-nya kurang.
Semoga masih dalam ekspektasi kalian heheDitunggu kritik & sarannya,
Makasih udah baca ceritanya sampai sekarang.;Jangan lupa istirahat:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because They ( Tidak Dilanjutkan )
RandomAsma Qanita Humaira, gadis manis yang akan menceritakan sedikit kisah hidupnya di Negara Korea, tempat 7 pangeran tampan yang sangat ia kagumi. Ini bukanlah cerita keseharian menjadi seorang manager. Bukan juga cerita perjuangan fans agar mendapatka...