❄Sunghoon Sunoo️ area🍁
⚠️Ini adalah book khusus bxb. Dimohon untuk bijak dalam memilih book. Terimakasih🙏
- Happy reading...
❄️🍁
"Jadi Lo pindah disini karna rumah itu harganya naik jauh?" Pertanyaan Alsen itu hanya dijawab anggukan kepala dari Regi.
Alsen menundukkan kepalanya, merasa ingin sekali dirinya membantu Regi yang kini sedang kesusahan untuk bertahan hidup di kota metropolitan itu. Tapi dia tak bisa asal memberi bantuan, jika Reginya sendiri saja enggan untuk menerima bantuannya.
"Jadi Mama sama Adek Lo balik ke kampung halaman dan ninggalin Lo disini sendirian karna gak mampu hidup dengan biaya hidupnya disini?"
"Iya gitu deh, Sen. Gua disini cuma nerusin sekolah gua yang lumayan kan dapet beasiswa? Jarang-jarang ada yang bisa dapet beasiswa di Aquze, yang besar plus elite lagi." Jelasnya pada Alsen.
"Bener sih, tapi kenapa lo gak tinggal di kos kosan punya bunda gue? Bunda kan punya kos-kosan yang lumayan buat idup bertiga gini, gi. Jangan tinggal sendirian, susah tinggal sendiri tuh gi. Udah jomblo, makin gembel Lo entar." Ucapnya cemas namun tetap ada bumbu minta di gajul oleh Regi.
Regi memasang wajah sedih, lalu kemudian diam-diam ia lemparkan sebuah tutup toples reginang ke wajah paripurna Alsen.
"Bangke Lo sen! Musnah kek!" Umpatnya bernada loyo.
"Anjrit! Muke gue anjing!" Misuhnya ketika wajahnya terkena sebuah benda padat yang keras.
"Makanya! Jan asal ngatain anak orang Lo!"
"Ya sorry gi, gak maksud. Lagian gue seriusan, mau kasih lo bantuan. Tapi keknya udah telat ya? Mama ma adek lo juga udah balik ke kampung lo."
"Bukan telat, Sen. Tapi emang gua sama mama udah sepakat gini," sambungnya bernada rendah yang membuat Alsen bergerak mendekatkan jarak dirinya pada Regi.
Tanpa aba-aba dirinya memeluk tubuh mungil itu. Alsen mengusap lembut punggung pria mungil itu, yang jelas membuat Regi tersentak kaget. Tak menyangka akan dipeluknya dirinya oleh Alsen.
"...Sen—"
"Gi, dengerin gue ya? Kalau ada masalah ceritanya ke gue aja ya? Gue temen lo, gue bisa nampung semua curhatan lo. Jangan sungkan buat minta tolong juga, gue tau ini bakal susah karna jauh dari ortu lo." Ujarnya menyela perkataan Regi.
Regi yang mendengar ucapan Alsen hanya tersenyum simpul dan kemudian memaksa Alsen untuk melepaskan pelukan hangat itu. Regi menahan kedua lengan Alsen dan menatap kedua mata Alsen dengan lekat-lekat.
Deg!
Tuhan! Apa ini? Kenapa tatapan mata Alsen begitu indah? Ini perasaan Regi sendiri atau memang Alsen setampan ini? Hey, ayo lah, jangan bercanda! Alsen hanyalah sohib jomblonya! Sadarlah Regi!
"Gi? Kenapa natap segitunya?" Tanya Alsen angkat bicara.
"Hah?"
Regi yang sadar dengan keadaannya seketika mendorong tubuh Alsen jauh-jauh dari dia. Mengakibatkan tubuh Alsen terhuyung kebelakang karena tanpa aba-aba grafitasinya di dorong kebelakang dan jatuh dari kasur ruang tamu sederhana milik Regi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Teman Mesra || Sungsun • Sunghoon - Sunoo (Continued)
Humor"Ngapain pacaran? Kalau manggil temen sendiri sayang aja bisa." ... "Goblok banget, itu berarti gue ini suka sama Alsen. Kenapa sih lo, Gi?! Bisa suka sama biawak dinding?" Bercerita tentang dua sohib jomblo yang memiliki nasib yang sama, humor yan...