Haikal Yadra

16 0 0
                                    

"Gimana ya han bilangnya.."

"Sebenarnya Haikal itu"

Aku masih ingat pertemuan pertama kita namun aku tak ingat pasti tanggal dan bulannya. Di tempat bimbel Bahasa Inggris, hari Selasa, di daerah Bandung jam 17.00 WIB. Kamu memakai hoodie biru dongker, memakai kacamata dan celana jeans. Kata pertama yang muncul di otakku saat melihatmu adalah Tampan.

"Good Afternoon class, my name is Titin. You can call me Ms. Titin. I'm your teacher in this class"

"I will call your name and you will introduce yourself to your friends"

Ada sekitar 15 orang dikelas ini, dan aku hanya menunggu kamu dipanggil.

"Haikal Yadra"

"Yes Miss"

Nama yang bagus,

"Good Afternoon everyone, my name is Haikal Yadra. I'm 17 years old and I lived in Ciganitri"

Suaranya bagus banget... Ciganitri ya... HAH CIGANITRI? Sedaerah dong? Bisa pulang bareng dong?

"Valerie Agatha"

"Yes Miss, Hello Everyone, my name is Valerie Agatha. I'm 16 years old and I live in Ciganitri too" Aku tersenyum dan melihat ke arah Aria. Seperti dugaan ku, dia juga terkejut bahwa aku tinggal sedaerah dengannya.

"Loh? Kalian tinggal sedaerah? Bisa dong nanti pulang bareng?" Bahkan guru ku saja terkejut.

Satu kelas menggoda ku dengan Haikal. Aku menunjukkan muka risih, tapi tentu saja dalam hati aku merasa senang.

2 jam ku habiskan satu ruangan bersama teman sekelas. Bel berbunyi menandakan kelas telah berakhir. Aku keluar darikelas berharap Haikal mengajakku pulang. Nyatanya, dia melewatiku dengan cuek dan dingin seakan aku tidak ada. Apakah aku menyerah? Tentu tidak,

"Kak!"

1 panggilan tidak menyaut

"Kak"

2 panggilan tidak menyaut juga

"KAK"

"Ya?"

Astaga, sebenarnya aku ini dianggap apa oleh dia? Angin lalu?

"Rumah kakak dimana?" Sebenarnya agak memalukan bertanya seperti ini, tapi peduli setan. Aku tak peduli dianggap aneh, karena kalau aku tidak mengajak dia berbicara seperti ini mungkin dimasa depan aku akan menyesal.

Mukanya kebingungan, lucu sekali.

"Mau ngapain emangnya? Mau nganterin aku? Gak usah repot, aku udah bawa motor sendiri"

SALAH BESAR, AKU YANG INGIN DIANTARKAN KAKAK

"Gak gitu maksudnya kak"

"Mau nebeng ya?"

"A-Aku.." Skakmat, padahal aku yang memancingnya kenapa aku pula yang gelagapan?

"Bayar"

Yah, sudah diprediksi sih. Ini pertemuan pertama kita, tapi aku sudah seperti ini. Mungkin dia sudah mencap kusebagai wanita gila dan murahan.

"Jangan gitu dong Kak Haikal. Apa kakak ga kasian sama tetangga kakak ini? Uang ku mau habis, gak cukup buat pesen Ojek Online" Aku memelaskan muka ku sambil menunjukkan dompet ku yang benar benar kosong.

Haikal memandangku sebal, sambil berkata "Yaudah cepet naik, tapi kita bakal lewat jalan raya dan gabawa helm 2. Kalau kita ketilang, kamu yang salah"

Masa bodo dengan tilang, yang penting aku pulang bersama Kak Haikal.

Aku berakhir pulang bersama Kak Haikal, alih alih lewat jalan raya Kak Haikal memilih melewati jalan tikus untuk menghindari polisi. Syukurlah, yang tadi itu hanya ancaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HaikalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang