Kim Yoojung POV
Suara rintikan hujan diluar terdengar sayup-sayup. Rintiknya membelai kaca jendela kamarku. Hujan yang turun sore itu tak terlalu deras, namun tak juga terlalu kecil. Sedang saja. Mungkin karena sedang musim panas, hujan sore itu terasa lebih hangat dan membuat nyaman.
Kupandangi rintik hujan yang jatuh menimpa kaca dari balik jendela besar di dalam kamarku. Balkon yang biasa menjadi tempatku menghabiskan waktu duduk-duduk untuk membaca buku, tampak basah karena hujan yang turun.
Meski begitu, aku tak pernah membenci hujan. Seperti halnya salju, aku suka ketika benda bening dan dingin itu jatuh dari langit. Seolah Tuhan yang berada di atas langit sana sedang memberikan berkatnya pada makhluk di muka bumi.
Begitu pula hujan yang turun hari ini.
Aku menyukainya meskipun itu artinya rencanaku untuk ke toko buku harus tertunda. Ataupun keinginanku untuk bermain skateboard keliling daerah perumahan tidak terlaksana. Aku tetap menyukai hujan.
Bergelung di balik selimut hangat ditemani buku bacaan dan secangkir cokelat panas selalu menjadi pilihan terbaik ketika hujan. Ah, jangan lupakan Ddoddo dan Sawol yang akan selalu ikut menyelinap bersembunyi di balik selimut demi menemaniku menikmati hujan.
Suara getaran ponsel memecah suara rintikan hujan. Benda persegi itu menyala sekejap lalu layarnya kembali gelap.
Ada pesan masuk.
Dari Saeron.
Ia memposting sebuah foto tiket nonton bioskop di grup chat yang terdiri dari aku, Saeron, Suhyun, Yooyoung, Shinae dan Jinhee. Grup bernama "Ababil" yang merupakan kepanjangan ABG Labil itu adalah grup cewek-cewek biang ribut. Geng yang selalu bikin heboh gak tahu tempat.
Setelah postingan Saeron, bermunculan balasan dari yang lain. Dan tentu saja, bikin ribut.
Aku tersenyum sambil membaca setiap percakapan dalam grup lalu sesekali ikut membalas isi percakapan tersebut.
Selama lebih dari sepuluh menit grup itu terus membuat ponselku bergetar. Lalu hanya sejenak benda itu diam, ia kembali bergetar.
Ada panggilan masuk.
Dari Junyoung Hyung.
"Yooj, ada galeri lukis yang baru dibuka di Cheongdam-dong. Mau pergi?" Tanyanya setelah memberi salam.
"Kapan?"
"Besok lusa. Kamu libur syuting kan?"
Aku mengingat jadwalku esok lusa. "Gak bisa, aku ada pemotretan," kataku kecewa.
"Okelah, aku ajak yang lain aja kalo gitu."
Junyoung Hyung menutup sambungan telepon setelah kami mengobrol sejenak.
Aku menatap ponselku lama. Mengamati bagaimana benda itu tak berhenti bergetar dan berdering. Ada puluhan pesan yang belum terbaca baik yang di dalam grup maupun pesan pribadi.
Orang bilang aku orang yang ramah. Karena aku bisa dengan mudah akrab dan berbaur dengan orang lain. Orang bilang aku orang yang menyenangkan sehingga bisa mempertahankan pertemanan dengan siapapun begitu lama. Baik dengan teman sekolah, teman main maupun dengan rekan kerja. Aku selalu berhasil membangun hubungan baik.
Sejujurnya kuakui bahwa aku cukup bangga dengan sebutan itu. Karena itu artinya bahwa aku bisa membuat orang nyaman denganku. Dan aku cukup senang dengan kenyataan itu.
Aku selalu bilang pada diriku sendiri, sebelum menjadi seorang aktris yang baik, aku harus menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah mengapa aku selalu berusaha untuk menjadi bermanfaat bagi orang di sekitarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Lovers of The Red Sky" - behind story
FanfictionKim Yoojung dan Ahn Hyoseop dipertemukan untuk kedua kalinya dalam drama Lovers of the Red sky. Kim Yoojung yang ceria dan ramah bertemu dengan Ahn Hyoseop yg pendiam dan pemalu. Situasi yang awalnya canggung dan kikuk perlahan menjadi bersahabat da...