***
L
angit masih berwarna gelap menandakan hari masih malam begitupun dengan nuansa kamar dua sejoli yang sedang berpelukan dengan keadaan tubuh atas mereka telanjang.
Mungkin mereka habis melakukan hal yang melelahkan hingga terdengar dengkur dari atas sini ; Malaikat.
Jam demi jam berlalu dan langit mulai menunjukkan sinar terangnya. Vivi mengusap matanya dengan bibir cemberut, ia malas untuk sekedar bangun dari tempat tidur. Jadi ia kembali memeluk Venom dan menelusupkan wajahnya ke dalam dada bidang Venom.
Entah Venom yang memang peka atau mungkin itu sebuah reflek, tangan kanannya langsung memeluk pinggang Vivi dengan erat. Mereka kembali tidur tanpa takut jam sekolah akan dimulai.
"HUWAA-!! KITA TELAT KAK BANGUN"
"KAK VENOM BANGUN IHHH-!!"
"DASAR KEBO!!"
Teriakan Vivi sama sekali tidak berpengaruh kepada Venom, pria itu masih sibuk dengan mimpi indahnya. Bisa dilihat air liur yang menetes tepat di bawah mulut Venom.
Ewh,,,
☕☕
Mereka sampai ke dalam sekolah pukul 08.35. Wah! Sangat teladan sekali bukan? Vivi dengan tergesa - gesa membuka sabuk pengaman dan hendak membuka pintu mobil.
Tak!
Venom menahan pintu mobil itu, sontak perbuatannya itu membuat Vivi menoleh kepada pasangannya.
"Pentil lo nyetak goblok-!" marah Venom. Dia menyentil pucuk yang menyetak dari dalam seragam Vivi.
"Aduhh! Aku lupa pake bra kak" heboh Vivi dan menjambak rambutnya kasar. Gara - gara telat, ia melupakan hal yang paling penting untuk digunakan oleh para wanita.
Venom mengangkat bahu acuh, "Udahlah, kita balik aja"kata Venom lalu kembali memakai kacamata hitamnya dan mengemudi keluar gerbang sekolah.
Saat diperjalanan, keduanya saling diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan, hingga saat lampu merah. Mata Venom tak sengaja melihat bagian dada Vivi yang basah dan merebes.
"Vi dada lo!!" Seru Venom.
"LAH DADA AKU KENAPA KAK?!"
"FOR GOD SHAKE! JADI KEMARIN GW NYUSU BENERAN ISI SUSU!!"
TIN
TIN
Karena kelamaan shock, Venom tak menyadari bahwa lampu merah telah berubah menjadi lampu hijau.
Ternyata Venom membawa Vivi ke pantai Kuta, uh disini panas dan banyak orang berpakaian mini. Contohnya saja para wanita yang memakai bra dan penutup kain segitiga dan para pria yang menggunakan kolor ketat.
Venom menggenggam tangan Vivi, mereka sepakat untuk melepas sepatu supaya tidak tercampur dengan pasir pantai.
Lama mereka berjalan di pesisir pantai, Venom mulai berhenti. Oh ya, soal baju Vivi yang basah sudah ia ganti. Kini gadisnya memakai seragamnya, sedangkan ia memakai jersey basket bekas latihan seminggu yang lalu.
Venom menatap Vivi dengan pandangan yang sulit diartikan. Pria itu menghela nafas, lalu secara tiba - tiba memeluk Vivi dan menenggelamkan kepala gadis itu ke dalam dadanya.
"Jangan pergi, kemanapun Vi. Gw cinta sama lo, jangan tinggalin gw atau dada lo gw buat makin gede supaya lo susah bawa badan."
***
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENOM [ ✓ ]
Teenfikce18+ Warning : Adultromance "APA?? LU LESBI" "Selama ini gw kawin terus naena sama orang yang suka sama sesama jenis fuck!" "Gw ga peduli, pokoknya gw bakalan buat lo balik ke jalan yang bener, BIAR NAENA SAMA NENEN TIAP HARI GAPAPA YANG PENTING LO B...