3|KHITBAH

1.9K 161 2
                                    

"Kemiripan yang ada, malah membuatku semakin susah melupakan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemiripan yang ada, malah membuatku semakin susah melupakan dia."

🌹Habibi&Humaira🌹

Gus Lutfi mulai memasuki kafe tempat biasa dirinya bertemu dengan Maira. Tapi, di sana Gus Lutfi hanya menemukan Aliza, tanpa adanya Maira di sebelah gadis itu.

"Assalamualaikum, Ukhty." salam Gus Lutfi.

"Eh, Wa'alaikumussalam warahmatullah, Gus. Silakan duduk dulu! Maira lagi ke kamar mandi." jawab Aliza memberi tahu.

Gus Lutfi mengangguk paham, dan mendudukkan dirinya di kursi. Pemuda itu meletakkan paper bag yang berisi gamis dan jam untuk Maira di kursi sampingnya. Tak lama Gus Lutfi melihat Maira datang. Beberapa detik Gus Lutfi sempat dibuat terpesona dengan tampilan Maira. Rok plisket warna coklat dipadukan dengan kemeja putih, dan dibalut cardigan panjang membuat Maira tampil menawan. Ditambah hijab pasmina warna putih yang menutupi dada semakin menambah kecantikannya.

"Astaghfirullah." Gus Lutfi segera beristighfar agar tidak terlena.

"Maaf menunggu, Gus." ucap Maira mengambil posisi di samping kakaknya.

"Tak apa, saya baru sampai." jawab Gus Lutfi.

"Ehem! Sebelumnya ini ada sedikit hadiah. Kata Ummi pakai saat khitbah nanti." ujar Gus Lutfi menyodorkan paper bag tadi.

"Buat saya, Gus?" tanya Maira terkejut.

Gus Lutfi mengangguk dan sedikit menyunggingkan senyuman.

"Terima kasih, Gus." ucap Maira dibalas anggukan.

"Ehem! Maaf kalau saya ikut campur, tadi Ayah pesan khitbahnya dimajukan menjadi lusa. Karena Abah sama Ayah katanya mau ambil tanggal sekitar awal bulan besok. Kalau khitbahnya minggu depan, bisa keteteran." ucap Aliza menjelaskan pesan dari ayahnya.

"Lusa, Kak?" tanya Maira terkejut. Gadis itu belum sempat diberi tahu apa-apa.

"Betul. Tadinya mau Ayah yang bilang ke kamu. Tapi, takutnya kamu bingung jelasin ke Gus Lutfi. Jadi, Ayah minta kakak yang jelasin ke kalian." jelas Aliza.

"Jika itu keputusan terbaik, saya terima saja. Toh menolak juga ngga berguna." ujar Gus Lutfi.

"Kamu gimana, Ra?" tanya Aliza.

"Em ikut saja, Kak." jawab Maira.

"Dan satu lagi," tambah Aliza.

Gus Lutfi dan Maira terfokus pada Aliza. Menunggu gadis itu melanjutkan perkataannya.

"Ayah minta kamu, Maira, panggil ke Gus Lutfi dengan sebutan mas. Sedangkan Gus Lutfi juga belajar panggil Maira, dengan panggilan Dek atau Dik. Atau apa gitu panggilan kesayangan." Aliza sedikit terkekeh di akhir kalimatnya. Sebenarnya gadis itu sedikit tidak nyaman menyampaikan pesan ayahnya. Aliza tahu persis penolakan Gus Lutfi di awal perjodohan.

Habibi&Humaira [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang