CM|59 •Extra Part•

23.7K 1.4K 55
                                    

.

Pagi ini suasana rumah Alexander dipenuhi dengan kebahagia, tidak ada siksaan yang menimbulkan isak tangis kesakitan lagi, tidak ada lagi amarah yang terlontar kencang di rumah ini, sekarang hanya ada canda tawa yang membuat mereka semakin terjatu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini suasana rumah Alexander dipenuhi dengan kebahagia, tidak ada siksaan yang menimbulkan isak tangis kesakitan lagi, tidak ada lagi amarah yang terlontar kencang di rumah ini, sekarang hanya ada canda tawa yang membuat mereka semakin terjatuh dalam asmaranya.

Regan menghampiri Zwiena yang sedang menimang bayi mereka di depan balkon, pria itu memeluk Zwiena dari belakang dengan dagu yang ia topangkan pada bahu Zwiena.

"Selamat pagi, bunda," bisiknya tersenyum pada Zwiena.

Zwiena yang sedang asik menyanyikan lagu untuk Khadafi terhenti kala Regan memeluk dirinya, "Ish, geli tau,"

Regan membalikkan tubuh Zwiena mengahadap dirinya, tersenyum manis menyentuh pucuk kepala sang istri lalu di usap-usap olehnya. Regan menunduk untuk mencium Khadafi yang tertawa melihat dirinya.

"Selamat pagi jagoannya, ayah," sapa Regan mencolek hidung Khadafi.

Respon Khadafi pun sangat menggemaskan, bayi itu langsung mengeluarkan suara tertawa saat Regan mencolek hidung, seakan Khadafi senang melihat ayahnya yang menyapa dirinya.

"Umumumuu... jagoannya ayah seneng banget nih, kedatangan ayahnya," kata Regan menggendong Khadafi dengan penuh hati-hati.

"Hati-hati, hubby, Khadafi masih satu bulan umurnya," khawatir Zwiena saat Regan menggendong Khadafi.

"Allahu Akbar, bunda. Aku juga tau harus hati-hati menggendong Khadafi, segitu takutnya kamu sama aku hm?!" Gemas Regan tidak bisa marah melainkan langsung mengecup kening Zwiena.

Regan selalu saja mendapatkan kalimat seperti itu dari Zwiena. Regan tau Khadafi masih satu bulan, Regan juga tau dirinya harus hati-hati saat menggendong Khadafi, tapi Zwiena selalu saja takut jika dia menggoda Khadafi, Zwiena takut Khadafi kecengklak saat Regan menggendongnya.

Pipi Zwiena langsung memanas pas Regan mengecup keningnya dengan lembut, wanita ini memalingkan wajahnya menutupi pipinya yang sudah merah karena suaminya.

"Ciee bunda blushing," goda Regan.

"Apaan sih, nggak ya!" Balas Zwiena kesal.

Regan langsung merangkul istrinya dengan tangan kiri, dan tangan kanannya digunakan untuk menggendong Khadafi.

Regan menuntun Zwiena menatap langit dari balkon, "Bunda tau tidak?" Tanya Regan dibalaskan gelengan dari Zwiena.

"Ada yang memandangmu indah layaknya pelangi,"

"Siapa?" Tanyanya menatap manik mata Regan yang masih setia memandang ke arah langit.

"Ada yang memanggilmu begitu lirih seperti angin pagi,"

"Siapa yang manggil aku pagi-pagi?" Tanyanya lagi.

"Ada yang merindukanmu layaknya air yang jatuh ke bumi,"

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang