***
Dalam perjalanan Aya hanya diam, begitupun dengan Aldo yang sedang fokus mengemudi. Jalanan begitu sepi, pantas sudah larut malam seperti ini. Hawa dingin menusuk tubuh Aya, untung saja dia membawa jaket.
Beberapa menit di jalan, kini motor Aldo mendarat di depan perumahan milik almarhum kakek Aya. Aya sedikit bingung lantaran lampu rumah menyala, begitu juga dengan kamar kakek dan nenek yang biasanya gelap. Aya ingat sedari siang ia tak pernah pulang, tak mungkin lampu itu akan menyala dengan sendirinya.
Karena penasaran, Aya cepat cepat turun dari motor Aldo, tak lupa dengan ucapan terimakasih. Saat Aya menjauh, Aldo masih tetap di sana, memastikan jika Aya benar-benar sudah masuk rumah. Detik berikutnya Aldo mengernyit bingung mendengar suara tamparan yang begitu keras.
Walaupun masih penasaran, Aldo tetap pergi tanpa memastikan apa yang terjadi di dalam sana.
Di sisi lain, Aya membuka pintu rumah perlahan. Saat masuk ia dikejutkan dengan keberadaan keluarga nya di sana. Tentu saja Aya senang, berniat ingin menyalami kedua orang tuanya tapi malah mendapat penolakan kasar.
"Ayah sama bunda kapan nyampe? Kok gak kabarin Aya dulu kalo mau ke sini? Kalo Aya tau pasti pulang cepet buat masak. Kalian apa kabar? " Tanya Aya, tapi tak mendapat jawaban sedikitpun, justru yang Aya dapatkan adalah tamparan.
Plakk!!
Farhan menampar pipi Aya keras hingga merah, Aya memeggangi pipinya yang terasa keram."DARI MANA SAJA KAMU JAM SEGINI BARU PULANG?! " Pekik farhan penuh emosi, tangannya mengepal kuat.
Aya masih terdiam, berusaha agar tak menitikkan air mata lagi. Sungguh ia ingin di peluk oleh orang tuanya saat lama sudah tidak bertemu, tapi apa yang dia dapat.
"KAMU NGAPAIN DI LUAR SANA HAH?! PULANG SAMA LAKI-LAKI! APA ITU PANTAS?! " Geram farhan.
"Aya baru pulang dari rumah sakit yah.. Pacar Aya sakit disana... Dia gak ada temen makanya Aya temenin dulu" Jawab Aya menatap ayahnya nyalang. Sedangkan bunda dan adik-adiknya tersenyum puas.
"Alasan aja lo kak!! Palingan bukan di rumah sakit tuh, pasti di club kan? " Tebak sita tanpa memikirkan perasaan Aya.
Kini Aya beralih menatap sita sejenak. "Dekk.. Kenapa kamu bilang gitu, kakak gak ngapa-ngapain. " Lirih Aya.
"Sekarang bunda tanya, sejak kapan kamu berani pacaran? Udah besar ya sekarang, bisa Pacar-pacaran. Hebat banget kamu, pasti karena sibuk pacaran sampe lupa ngurusin kakek nenek? Atau mungkin karena kamu mereka meninggal? " Ucap bunda begitu menyakitkan bagi Aya.
"Kenapa bunda ngomong kayak gitu? Kakek, nenek meninggal karena memang udah takdir. Gak mungkin Aya tega buat ninggalin mereka karena pacaran" Balas Aya menahan tangis.
"Kak, kak. Buat masalah aja, jadi cewek mahalan dikit kek. Aku gak bodoh, aku liat di akun lambe turah sekolah kakak kalo kakak ciuman kan sama temen di kelas? " Tebak Laras bersedekap dada.
Amarah farhan semakin memuncak mendengar ucapan Laras. Dia menarik tubuh Aya kasar agar mendekati nya. "Bener apa yang adik kamu bilang? " Tanya farhan begitu menakutkan terdengar di telinga Aya.
Gadis itu menggeleng cepat. "Enggak yahh, Aya gak akan ngelakuin hal itu" Jawab Aya menahan sakit pada lengan tangannya akibat remasan sang ayah.
"Alah bohong! Kalo ayah gak percaya liat aja nih" Ujar sita memperlihatkan foto Aya dan regan yang terlihat seperti berciuman itu.
Farhan terkejut dibuat nya, sedangkan Aya menatap tak percaya foto itu. Kini amarah farhan semakin mengobar, di remasnya lengan Aya semakin kuat, tangan kekar itu dengan mudahnya menyakiti sang anak yang belum benar bersalah. Aya merintih kesakitan, kuku farhan begitu tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]
Teen FictionSETITIK LUKA UNTUK AYA OPEN PO DARI TANGGAL 8-23 MARET 2023! Beberapa part telah dihapus. Ini semua tentang Chelsya Alania Aya tentang luka yang Aya dapati dari orang sekitar dan juga orang tuanya. Tiada hari tanpa masalah, seolah masalah itulah m...