Bab. 19 Mama

188 183 72
                                    

Hai sobat macha, kali ini kita bertemu kembali ikuti terus episode-episode selanjutnya!

Jangan lupa klik tombol bintang yang ada di pojok bawah bagian kiri[]

______________________________________

Bab. 19 Mama

Sisa Rasa, Mahalini Raharja.

"Setiap makhluk hidup yang bernyawa pasti akan tiada, tuhan menitipkan seseorang yang sangat baik bukan berarti untuk selamanya"

"Tapi semesta membuat kita rela untuk belajar dan menghargai apa itu cinta"

•••

Seorang wanita berpakaian santai, hanya mengenakan atasan sweater putih polos dengan bawahan rok mini kotak-kotak warna abu tua mendekat kearah rumah bernuansa modern balutan warna hitam dan putih. Pagar hitam yang berdiri kokoh didepan rumah abi, terlihat dari samping ia berdiri. Kaki kanannya melangkah maju kedepan lagi namun kali ini langkahnya terhenti ia merasa ragu. Ghea menghela nafas panjang cukup berat, "pasti bisa gege!" ujarnya menyemangati dirinya sendiri.

Kini kedua kakinya maju kedepan melangkah secara bergantian, lebih mendekat ke pagar rumah abi. Menjulurkan tangan kanan kedepan, ingin membuka pagar rumah abi yang sedang tidak dikunci menggunakan gembok besar pada umumnya. Tapi tiba-tiba pagar hitam terbuka, seorang laki-laki bertubuh tinggi ada dibaliknya. Dengan raut muka jutek saat melihat ghea datang kerumahnya dan sekarang berdiri dihadapan abi.

"Mau kemana?" tanya ghea heran dengan melihat satu buah koper besar berwarna hitam dibelakang tubuh abi.

Wanita ini memulai pembicaraan diantara terlebih dahulu dengan rasa percaya diri.Abi melirik kebelakang koper malas, berjalan kearah mobil berwarna hitam yang terparkir diatas trotoar depan rumah. Ia mengabaikan pertanyaan ghea, dengan mengangkat koper lalu memasukkannya kedalam bagasi mobil. Wanita ini berjalan menyusul abi dari belakang dan memutuskan untuk berdiri dibelakang tubuhnya, "kamu mau pergi kemana?" tanya ghea mengulangi pertanyaan yang sama.

"Balik ke bali" jelasnya cepat sibuk merapikan koper dan beberapa barang lainnya dibagasi mobil.

"Ngapain?" tanya ghea segera ingin tahu.

Laki-laki 20 tahun ini telah selesai, memasukkan dan merapikan koper besar warna hitam dan beberapa barang lainnya kedalam bagasi mobil. Abi menutup bagasi mobilnya lalu berbalik kebelakang menatap ghea datar, "gue harus pulang" seru abi menegaskan.

"Kapan balik lagi ke Jakarta?" tanya ghea masih tersenyum ramah kearahnya.

Abi melipat kedua tangannya didepan dada sambil menyandarkan punggung dibagian belakang mobil, "tidak akan pernah kembali lagi" ujarnya menyimpulkan.

Mata ghea terbelalak lebar kaget mendengar kepergian abi langsung darinya, "kenapa?" tanya ghea berteriak.

"Tidak ada hal penting lagi yang harus diselesaikan dijakarta" jelas abi jujur.

Kedua tangan ghea mengepal kuat disamping, "ada!" ujarnya kembali berteriak.

Mendengar itu membuat abi tertawa kecil menertawakan wanita satu ini. Lalu ia  melangkah maju cukup tiga langkah untuk mendekati tubuh ghea. Kembali menatapnya datar dengan senyuman simpul yang terlihat disalah satu sudut bibirnya. Menghela nafas panjang dengan masih tersenyum senang, "emang apa?" tanya abi menatapnya datar.

Bertepuk Sebelah Tangan: Cinta Untuk KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang