Nyebelin

181 53 2
                                    

Gue buka pintu kamar mama yang sedikit kebuka, disana mama lagi duduk dipinggir kasur sambil mainin laptopnya. Wanita karir yang sibuk.

"Mah." Panggil gue ngebuat mama nengok.

"Kenapa An?" Tanya mama lembut, kadang suka kasian karna semasa hidupnya selalu disetir sama omma. Dari mulai perjodohannya dulu sama cowok yang gak jelas yang kenyataannya dia ayah gue, yang sekarang gak tau keberadaannya dimana.

"Oceana minta maaf ya." Kata gue pelan sambil nunduk.

Rasa sakit di dada gue baru kerasa lagi, of course gue bukan lagi remaja 17 tahun yang cuma tau rasa cinta monyet. Kebayang banget sakitnya mama ditinggal sama suaminya. Arrgh.

"Kenapa minta maaf, tumben banget." Kata mama sambil ketawa. Gue donggak, ini beneran atau cuma sarkas, lebih baik ditanya biar gak penasaran.

"Beneran atau boongan si Mah?" Tanya gue sedikit ngerengek.

"Apaasi kamu Oceana."

Gue nyamperin mama dan duduk disebelah mama.

"Btw liat deh, kamu suka dress yang mana?" Tanya mama.

"Biru ini mah." Unjuk gue cepet, syukur deh mama udah gak marah sama gue.

"Pilihan yang tepat. Ali juga suka."

"Mah.."

"Oceana, kamu nurut ya sama Omma. Mama mohon." Kata mama ngusap kepala gue.

"Tapi Oceana udah punya pacar."

"Apa pacar kamu, mau nikahin kamu?"

"Mau kok, Zayn bilang mau. Cuma tunggu lulus dulu." Kata gue mulai ngarang.

"Kalian udah semester berapa? Lupa mama." Tanya mama, hdh anaknya sendiri lupa.

"Semester 6, sebentar lagi kok. Beneran deh." Kata gue.

"Mah please bantu Oceana yakinin Omma. Lagian aku kan gak kenal sama Ali. Bisa-bisanya malah dijodohin, sedangkan aku sama Zayn udah saling tau malah gak direstuin." Oceh gue.

"Mah, Oceana takut." Lanjut gue lirih.

"Oceana gak mau punya suami kaya papa yang ninggalin kita."

Oke raut wajah mama berubah, gue tau ini salah tapi gue harus perjelas semuanya.

"Laki-laki pilihan omma itu rata-rata gak bener mah.." lirih gue.

"Jangan ngomong kaya gitu Ceana." Kata mama penuh penekanan, mata mama mulai berkaca-kaca.

"Kita harus liat pengalaman sebagai contoh. Mama, tante Nia. Kalian berdua." Kata gue lirih.

"Mah, Oceana gak berniat buat mama sedih." Gue ikutan nangis dan meluk mama erat. Mama bales meluk gue erat.

Oke, sedikit dari hidup gue. Katanya papa pergi ninggalin mama waktu gue baru lahir, bahkan belom sampe 7 hari gue muncul di dunia. Suka iri sama orang yang bilang cinta pertama anak perempuan itu ayahnya. Apa? Gue engga. Untungnya ada Ervin biar dia kaya babi juga dia pernah jadi pengganti sosok ayah. Banyak yang bilang Ervin bukan kakak gue karna kita berdua gak mirip sama sekali, yaa padahalkan kita adek kaka bukan kembar identik. Aneh orang-orang.

***

      Pagi sekitar jam 5 pagi gue buatin nasi goreng buat Zayn. Kali ini agak dendam gue kasih kecap yang banyak. Mampus lu Jen mabok kecap.

Gue udah nyusun rencana hari ini gue harus bawa Zayn ke rumah. Setelah negosiasi sama mama semalem, mama bilang mau bantuin gue sama Zayn. Arghh maksudnya yakinin omma kalo gue sama Zayn ini bakal masuk ke jenjang selanjutnya. Konyol sih padahal kan gue sama Zayn cuma pacaran boongan, bodolah setidaknya gue gak dijodohin sekarang. Gak mauuu.

"Widih enak banget nih."

"Lu ngapain si babi, udah punya bini masih sarapan disini terus." Celetuk gue ke Ervin yang setiap pagi bungkusin sarapan dari rumah ini.

Btw Ervin setelah nikah udah pisah rumah, tapi rumah kita cuma sebrangan doang. Tau karna apa? Karna omma gak mau Ervin sama istri dan 2 anak + 1 yang masih di dalem kandungan itu jauh-jauh.

"Dia lagi hamil, gak tega nyuruh dia masak." Jawab Ervin.

"Kan duit lu banyak, sewa dong ART." Kata gue.

"Ngapain nyewa ART orang ada lu kok." Kata Ervin sambil noyor kepala gue sebelum keluar dari dapur.

"Mama!!!" Teriak gue.

"Heh pamali pagi-pagi teriak." Kata Omma.

"Ya lagian Ervinnya omma."

Omma cuma geleng-geleng sambil nyatetin sayuran yang kosong di kulkas.

"Omma liat-liat udah 3 hari ini kamu sering banget masak nasi goreng?" Tanya omma.

"Ini Zayn yang minta." Ini saatnya gue yakinin omma.

"Pacarannya baru 3 hari?"

"Ho'oh."

Mata gue mendelik sadar sama jawaban gue sendiri.

"Hmm maksudnya baru-baru ini Zayn minta nasi goreng. Dia mau hemat, soalnya kita lagi ngumpulin biaya buat nikah." Jawab gue asal.

"Inget ya Na, seberapa kuat kamu berusaha. Kita tetep dijodohin sama Ali. Keluarga kita udah setuju soal itu." Kata Omma.

"Keluarga kita siapa omma? Kok gak pake persetujuan aku?" Tanya gue berusaha tenang.

"Manut aja sama orang tua." Setelah itu omma pergi.

Gue banting sodet dan tambahin garem dengan asal. Rasanya pen bakar nih rumah tapi ntar belinya lagi susah.

-TBC-

Cerita ini emang sengaja pendek-pendek, dan kemungkinan gak bakal banyak part juga hihi

Cerita ini emang sengaja pendek-pendek, dan kemungkinan gak bakal banyak part juga hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nasi Goreng // ZMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang