Benar-benar terasa sangat menyenangkan karena semua sudah membaik. Semalam saat yang lain sibuk mengisi perut dengan beberapa cemilan dan minuman yang sudah disediakan, Billy membisikan kepada Aurora untuk membicarakan sesuatu dan menunggunya di taman samping rumah.
Aurorapun pamitan kepada Kezie yang sedang menikmati puding strawberrynya. Sedangkan Joshep sudah dari tadi pergi untuk memainkan permainan baru dengan teman klub basketnnya.
Saat Aurora sudah berada di taman samping, ia melihat Billy yang duduk di gazebo sambil memainkan ponsel. Topeng batmannya sudah dilepas oleh Billy. Dilihat dari sudut manapun pria itu memang selalu terlihat tampan.
"Ehm h-hai," ujar Aurora membuat Billy menghentikan aktifitas dengan ponselnya.
"H-hai eh duduk, Ra."
"Ada apa, ya?" Tanya Aurora langsung. Sebenarnya ia sedikit cemas, takut jika ada orang lain datang dan melihat mereka berdua lalu muncul spekulasi aneh tentang mereka di kampus.
"I-itu aku... aku mau minta maaf sama kamu. Mungkin aku keliatan kayak orang yang gak tau diri. Aku salah, aku udah bertingkah aneh dan menjengkelkan. Aku minta maaf untuk semua sikap aku yang bikin kamu harus keluarin air mata berkali-kali," ujar Billy melirik Aurora sebentar namun kembali melihat ujung sepatunya ketika menyadari Aurora menatapnya.
"Aku gak bisa tenang setelah sadar kalau aku penyebab rasa sakit kamu. Aku cuma mau kamu maafin aku dan gak lagi jadi seorang yang buat kamu terluka. Mungkin egois banget kalau aku minta kita baikan dan bisa berhubungan baik lagi. Jadi aku cuma mau minta maaf dan aku harap kamu gak terluka lagi gara-gara aku," sambung Billy namun masih belum mendengar sepatah katapun dari Aurora. Ia mengira mungkin Aurora masih marah padanya.
"Kamu masih belum bisa ya buat maafin aku? Ya udah gapapa kalau kamu masih butuh waktu. Aku harap cepat atau lambat aku bisa terima maaf dari kamu. Aku janji gak akan ganggu kamu lagi," ujar Billy lalu beranjak ingin meninggalkan Aurora. Namun gadis itu dengan cepat menahan Billy dengan memegang bagian jubah kostum batmannya.
"Duduk."
"Hm?"
"Duduk dulu sini," ujar Aurora sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya. Ia membuka topeng cat woman yang menutupi separuh wajahnya lalu menyisir rambut yang sedikit berantakan itu menggunakan jari-jari tangan dan hal itu terlihat sangat berdemage untuk Billy.
"Udah aku maafin," ujar Aurora yang membuat Billy menatapnya dengan mata berbinar namun sendu. Ia sedih mengingat bagaimana ia menyakiti gadis sebaik Aurora.
"Maafin apa yang terjadi antara kita mungkin gak bakalan ngerubah masa lalu, tapi mungkin bisa mempermudah masa depan."
Mengingat bagaimana ia menemukan Billy yang mabuk seolah Aurora juga merasakan sakit dari apa yang terjadi. Jika suka kenapa menghindar? Pertanyaan itu membuat Aurora berfikir mungkin ada sesuatu hal yang memberatkan Billy juga kemarin. Jadi rasanya Billy pantas untuk mendapatkan kesempatan kedua.
"Semoga apapun hubungan kita ke depannya, bisa lebih baik dari sebelumnya, ya?"
***
Kini Billy sedang mengemudikan mobil Bugatti Chironnya membelah jalanan yang kini tidak begitu ramai itu. Ini pertama kali ia mengemudikan salah satu mobil mewahnya itu di Indonesia. Billy membelinya dulu ketika masih berada di Paris dan mengangkutnya ke Indonesia ketika Joshep terus merengek memintanya pulang.
Billy sudah sampai di BubbleGum Resident, Apartemen Jessica. Ia datang untuk menjemput Aurora. Billy keluar dari mobil lalu merogoh saku untuk mengambil ponselnya. Saat akan menghubungi Aurora untuk memberitahu bahwa ia sudah sampai, Billy melihat Aurora dari jauh melambai padanya dan berjalan dengan langkah cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Teen FictionNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...