Bab 8

209 22 1
                                    

Tidak ada percakapan apapun selama mereka makan. Keduanya jatuh dalam pikiran masing-masing. Sama-sama bingung harus bagaimana.

"Aku mengenalkan Yoongi padamu bukan untuk dijadikan kekasih," celutuk Jimin.

Taery menoleh. "Apa maksudmu?"
Tentu saja wanita itu bingung. Sejak mereka memutuskan break, Taery semakin sulit mengerti apa yang Jimin pikirkan dan lakukan. Padahal dia sendiri yang mengenalkan Yoongi padanya.

Bahkan sampai mengatakan kalau Taery dan Yoongi cocok. Sekarang, tiba-tiba laki-laki yang masih telanjang dada ini seolah melarangnya untuk berkencan dengan Yoongi. Apa maksudnya?

"Pelarian saja. Menggantikan selingkuhanmu. Tidak lebih." Jawaban Jimin membuat Taery kesal.
Salah Jimin sendiri yang tidak cepat bergerak. Lambat seperti siput. Bahkan berani bercumbu dengan wanita lain di depan Taery. Intinya itu bukan urusan Taery. Dia akan tetap menjalani hubungan dengan Yoongi. Toh mereka memang lebih banyak kemiripannya. Cocok.

"Kau bisa menungguku putus dengan Yoongi. Itupun jika aku putus," sahut Taery santai sembari mengedikkan kedua bahunya.

Jimin diam sejenak lalu tertawa. "Baiklah, sesukamu saja."

Taery yang sekarang sedikit kesal. Bagaimana bisa Jimin menyerah semudah itu? Apakah dia tidak ingin memohon pada Taery untuk tetap berada di sisinya? Obrolan mereka diinterupsi oleh suara bel. Seseorang datang. Taery beranjak dari kursi
menuju pintu. Sebelum membukanya, dia melihat tamu itu dari interkom yang terpasang di dinding. Betapa terkejutnya dia ketika melihat Yoongi ada di sana. Sepertinya baru saja pulang kerja.

"Yoongi! Kenapa ke sini?" tanya Taery. Pertanyaannya mungkin sedikit aneh. Untuk apa bertanya? Yoongi pasti ingin menemui Taery yang notabene sudah menjadi kekasih Taery.

"Ingin menjemputmu," jawabnya.
"Apa?" Taery bingung.
Yoongi terkekeh.
"Buka dulu pintunya, Taery."
Taery panik sendiri. Tidak mungkin dia menemui Yoongi dengan keadaan seperti ini. Bahkan dia masih memakai kemeja milik Jimin. Apa yang akan dipikirkan Yoongi nantinya?

Akhirnya Taery membuka pintu namun langsung berlari ke kamar. Jangan sampai Yoongi
melihatnya. Bisa gawat sekali.

***

Taery sudah berganti pakaian. Ia buru-buru keluar kamar. Takut Yoongi menunggunya terlalu
lama. Akan tetapi, perasaannya mendadak tidak enak ketika menjumpai Yoongi duduk di
sofa bersama Jimin yang telanjang dada.

Laki-laki itu sampai melempar senyum menyebalkan ke Taery. Apa yang Jimin bicarakan dengan Yoongi? Tidak mungkin Jimin menceritakan bahwa Taery make out dengannya
setelah semalam bercinta dengan Yoongi kan?

"Kalian membicarakan sesuatu?" tanya Taery hati-hati.
"Aku hanya memastikan kalian pacaran atau tidak." Jimin menjawab dengan santai.

Taery melirik ke arah Yoongi. Wajahnya memang seperti itu. Sedikit terlihat menyeramkan. Taery tidak bisa membaca apa yang Yoongi pikirkan saat ini.

"Kau bisa mengemasi barangmu, Taeri." Yoongi mulai membuka suara.
"Mengemasi barang? Mau dibawa ke mana?" Taery hendak menanggapi tapi Jimin lebih cepat bertanya. Matanya melebar karena kaget.
"Karena Taery sudah menjadi kekasihku, aku akan membawanya ke rumah. Aku tidak mungkin membiarkannya tinggal serumah denganmu," jawab Yoongi.

Jimin diam dan menatap Taery tajam. Mencoba mengintimidasi Taery. Solah mengatakan bahwa Taery tidak boleh pergi dari sana. Tapi bukanlah Taery jika tertantang.
"Em ... Baiklah, aku akan segera mengemasi barangku." Lantas pergi ke kamarnya untuk mengemasi barang.

Tentu saja tidak semua. Hanya beberapa baju yang dia bawa. Sisanya akan diangkut hari-hari berikutnya. Pun sebenarnya dia tidak mungkin meninggalkan rumah ini karena dibeli menggunakan uang mereka berdua. Rumah ini tetap jadi hak milik berdua.

DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang