30. Apa lagi?

11.8K 1.3K 104
                                    

Tadi pagi sebelum berangkat Nia menemukan benda mencurigakan di laci meja kerjanya. Membuat wanita itu bertanya-tanya, berpikir, apa janji yang disebut-sebut tak bisa ditunda apalagi dibatalkan itu ternyata hanyalah sebuah kebohongan? Hari ini Garsa pergi lebih memilih menepati janji pada teman-temannya untuk pergi memancing ikan.

Jika butuh bukti. Yah. Benda itu bukti nyata pengkhianatan. Untuk apa lelaki itu memilikinya kalau bukan untuk bermain aman? Dasar bodoh, mengapa membawanya sampai ke rumah segala!

Ini pengkhianatan terbesar bahwa di belakangnya, pria itu tetap aktif melakukan aktivitas hubungan seksual entah dengan siapa. Nia memiliki perasaan bahwa Garsa sedang pergi dengan wanita lain yang selama ini sudah menjadi simpanannya. Menduga diam-diam Garsa bermain di belakang dan lebih mengutamakan wanita itu daripada berkumpul bersama anak-anaknya. Benda itu adalah buktinya. Lelaki mana sih yang benar-benar terpuaskan hanya dengan dirinya sendiri walau segitu cinta matinya sama sang istri pertama! Pasti Garsa juga memiliki permainannya sendiri di luar.

Hari itu juga Nia kacau sekacaunya, tapi dia berkesempatan pergi meninggalkan rumah itu dalam waktu beberapa jam dengan alasan yang logis. Sejak anak-anak berbicara amat dalam padanya, gerak-gerik dan aktivitas bahkan kepergiannya selalu dipantau oleh mereka. Anak-anak itu tak mau Nia pergi dengan cara yang hanya bikin suasana memburuk, wanita itu tahu anak-anak itu hanya ingin dilibatkan dan dipercaya. Dengan perpisahan kepergian dengan izin dan pamitan yang tak harus indah. Tetapi anak-anak itu terlihat sangat ingin jika Nia pergi ya dengan kata-kata, bukan kabur begitu saja.

“Mbak Nia menikah belum ada setahun, jadi udahlah jangan diomongin tentang hamil dan persoalan tentang anak terus-terusan.” Elyn melemparkan senyuman kecilnya pada Nia.

Kini Nia sedang berada di rumah Elyn, datang ke acara pengajian 4 bulanan kandungannya. Siapa lagi pelaku yang terus membahas rahim Nia, kalau bukan si Aisla. Nia menutup telinga namun terus saja dicecar oleh Aisla yang terus bertanya bagaimana program hamilnya. Padahal Nia mendengar cerita para temannya, dokter masih mewajari pernikahan di bawah satu tahun yang belum dikaruniai anak. Kalau Nia pergi mengecek kandungan ke sana bisa jadi bodoh banget, wanita itu tidak hamil karena kelakuan suaminya. Nia tak ada aktivitas seksual. Tak ada pembuahan. Aisla bahkan sampai membahas tentang masalah masa lalu Nia dulu, dia menuding jika Nia memang sengaja menunda memiliki anak lantaran belum siap atau bahkan tak mau.

“Kamu susah hamil ya, syukurin tuh! Lagi kena karma kamu dulu ngomong nggak mau punya anak, beneran terjadi kan!” Aisla asal bicara membuat Nia ingin menyumpal mulutnya dengan cabe rawit.

Nia sudah mencoret nama Aisla sebagai seseorang yang akan dia percaya dan libatkan dalam menyelesaikan masalahnya. Nia tidak akan bercerita persoalan itu pada sang Kakak. Bisa jadi makin diomongin dengan ucapan yang menohok hati. Dia pasti bakalan disalah-salahin, dianggap tak bisa mengambil hati lelaki. Nia tak akan melibatkan sosok kakak yang membuatnya tertipu dengan bayangan betapa bahagia dan sempurnanya wanita setelah menikah.

Nia akan berteriak di depan Aisla, jika apa yang wanita itu percayai, tidak berlaku untuk hidupnya. Apa yang Aisla alami dan yakini, hanya bayangan dirinya sendiri. Bukan penentu orang lain akan mendapatkan hal terindah yang serupa.

Membicarakan hal tentang hamil dan anak membuat Nia terus kepikiran dengan masalah rumah tangga yang semakin mendingin dan kaku. Kesedihan Nia semakin menjadi-jadi semenjak tadi pagi, menyimpan sendiri betapa tangannya bergetar saat melihat dan menyentuh barang itu. Perempuan itu masih mencerna dan mendinginkan kepala. Namun, saat teringat hal itu kembali menjadi sesak di dada. Inginnya langsung mengamuk, tetapi sementara waktu dia bertemu dengan orang lain, terlebih menghadiri acara Elyn. Dia tidak mau meledak dan hancur di depan semua orang sejak awal. Hari ini dia harus bertemu dengan orang lain terlebih dahulu.

CompromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang