1. Hari Kesialan

1 3 0
                                    

Rafika Faisla atau kerap kali di panggil Fika itu berjalan masuk ke kamarnya setelah mengisi kekosongan di perutnya. Rencananya dia akan mandi. Fika mulai melepaskan pakaiannya dan memakai kimono merah maroon-nya.

"Ahh malas mandi," keluhnya saat dia sudah selesai memakai kimononya itu. Helaan nafas terdengar, kenapa juga rasa malasnya langsung datang tiba-tiba.

"Oke! Nanti aja gue mandi, sekarang masih jam 11 siang, nantilah jam 12 gue mandi."

Fika mulai merebahkan tubuhnya mengambil ponselnya dan mulai membaca novel di wattpad.

Hingga detik demi detik berlalu, Fika tidak menyadari jika jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 siang.

Ting tong

Bunyi bel rumahnya membuat Fika kaget, bahkan dengan mengenaskannya, ponselnya jatuh mengenai hidung mancungnya.

"Holahhh sakitttt!" pekiknya mengusap hidungnya yang pasti sudah memerah bahkan matanya mulai berkaca-kaca saking sakitnya.

Ting tong

"Ahh tuh orang siapa sih ganggu aja?!"

Ting tong

"Kenapa nggak pulang aja sih tuh orang?!"

Ting tong

Kekesalannya semakin memuncak, kala bel rumahnya terus berbunyi. Fika kemudian bangkit dan memutuskan untuk menemui tamu yang tak diharapkan sama sekali oleh Fika.

Ting tong

"Iya iya sabar napa!" kesalnya, namun suaranya tetap memelan agar tamu yang tak diharapkan itu tidak mendengarnya.

"Ohh sial! Gue lagi pake kimono! Masa buka pintu pake kimono?" ucap Fika setelah menyadari penampilannya.

"Ehh apalagi gue belum mandi, terus mau ketemu orang? Ahhh malas bangetttttt! Itu orang kenapa nggak pulang-pulang aja sih, apa dia punya telepati kalau rumah ini nggak kosong?" kesalnya lagi-lagi hanya bisa tertahan.

"Jadi gue harus gimana dong?"

Ting tong

"Apa gue pake baju gue yang tadi? Euhhhh ogah banget ehhhh! Udah dilepasin masa mau di pake lagi! Udah keburu bau juga! Nahh gue harus ngapain woiiii!"

Ting tong

Fika mengabaikan suara bel rumahnya yang terus berbunyi, ia sibuk beradu pendapat dengan pikirannya sendiri.

"Apa gue pake baju yang udah di cuci aja?" gumam Fika "Nggak! No! Masa cuma gara-gara ketemu orang pake baju yang udah dicuci? Gue kan belom mandi? Pada akhirnya gue bakalan lepasin dan bau badan gue pasti tertinggal! Dan pastinya menambah isi keranjang baju kotor! Dan gue sendiri yang cuci! Capek sendiri! Lalu bagaimana fergusooooo?? Ahh capek, bingung nggak tau mau apa."

"Tapi orang di depan terus mencet bel, nanti kalau nenek kebangun terus marah-marah karena gue nggak bukain pintu untuk tamu, bakalan makin runyem nantinya! Yah, terus gue gimana dong?"

Ting tong

Fika masih beradu dengan pikirannya bahkan dirinya tidak sadar sudah mondar mandir di kamarnya beberapa kali. Dia menggigit kukunya mencoba mencari ide. Hingga tatapannya tertuju pada pintu kamarnya, terdapat mukenanya tergantung disana.

"Ahh kenapa bukan dari tadi?"

Tanpa menunggu lama, Fika langsung memakai mukenanya tanpa melepaskan kimononya.

Fika pun terburu-buru keluar dan membuka pintu rumahnya.

"Wa'alaikum sa...."

Baru saja ia membuka pintu rumahnya, mulut Fika hampir saja terjatuh karena saking terbuka lebarnya. Ia mengerjap beberapa kali, mencoba mencerna kejadian saat ini.

Terjebak Takdir [NEW STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang