Fika berusaha terlihat sibuk untuk menghindari ibunya yang baru saja masuk ke rumah.
"Fika, kamu menerima kue dari toko Cheese cakes, tidak?" Tanya Fera, ibunda Fika.
Fika mematung, ia sudah berusaha menghindar tapi nyatanya semesta tidak berpihak padanya.
"Fika, mama tanya kamu"
Fika merasakan tenggorokannya mendadak kering, ia tidak tau harus menjawab apa.
"A-anu mah. Fi... Fika makan semuanya," ucap Fika gugup, menghentikan aktivitas menggoreng ikannya.
"Astagaaaaa Fika!" ucap Fera geleng-geleng tak habis pikir dengan Putri bungsunya itu.
Selanjutnya Fika hanya bisa pasrah mendengar omelan mamanya.
"Mama nggak habis pikir kamu habisin semua kuenya. Kue itu sangat mahal, Fika. Astaga Fika!" ucap Fera, "Itu bukan punya kamu, Fika. Tapi, kamu menghabiskan semuanya."
"Tapi, itu kan punya mama. Jadi, nggak papa kan Fika makan?" tanya Fika berusaha membela dirinya yang ternyata pembelaan itu malah membuat ibunya semakin marah kepadanya.
"Biarpun itu punya mama tapi yang kamu lakukan salah, Fika. Bagaimana kalau itu punya orang lain, kamu juga mau begitu?"
"Nggak, mah," ucap Fika menunduk
"Mama nggak larang kamu memakannya tapi kenapa di habisin, Fika? Bukan cuma kamu yang ingin memakannya"
"Soalnya enak, mah"
Fera geleng-geleng mendapat respon Putri bungsunya. Bukannya minta maaf, Fika malah membela dirinya. Sepertinya Fera harus memberi hukuman kepada Fika, kalau tidak putrinya makin kesini bakalan makin keras kepala.
"Mama nggak mau tau! Kamu harus ganti kue itu!"
Fika mengerjap beberapa kali, benarkah ia harus menggantinya? Ia tidak salah dengar kan?
"Mama kok jahat banget sih sama Fika?" ucap Fika cemberut.
Fera memalingkan wajahnya, berpura-pura marah kepada putrinya. Bukan hanya karena pura-pura marah, Fera memalingkan wajahnya juga karena tidak sanggup melihat wajah cemberut putrinya. Bisa-bisa ia akan luluh dan memaafkan putrinya.
"Mama nggak mau tau, kamu harus ganti! Kamu harus tanggung jawab, Fika!"
"Mama kok gitu sih sama Fika? Fika dapat uang dari mana coba, mah?"
"Uang tabungan kamu"
Fika menggeleng tidak terima. Ia tidak akan sudi uang tabungannya yang jadi korban.
"Mah"
Fera tak bergeming, ia meninggalkan Fika.
"Mama kok jahat sama Fika?" tanya Fika mengejar Fera, mengekor di belakang ibunya.
Fera tetap melangkah tanpa menjawab Fika, mengabaikan Fika yang mengekor dibelakangnya.
"Mahh, maafin Fika yah, mah"
Fika tetap mengekori ibunya sampai diruang keluarga. Ia ikut duduk di samping ibunya saat ibunya duduk di lantai yang beralas karpet.
"Mah, maafin Fika," ucap Fika mulai menusuk-nusuk lengan ibunya dengan telunjuknya.
Fera berusaha keras menahan gemasnya terhadap putrinya, Fera berdoa dalam hati agar di kuatkan pertahanannya untuk tidak luluh dengan putrinya.
"Nggak, Fika! Mama udah bilang kamu harus ganti"
Wajah memelas Fika tergantikan dengan wajah cemberut, ia berhenti menusuk-nusuk lengan ibunya.
Fika berpikir keras agar ibunya memaafkannya. Bahkan cara bujuk yang selalu di gunakan selama ini tidak ampuh sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Takdir [NEW STORY]
General FictionTAKDIR satu kata yang sangat berpengaruh dalam hidup seseorang. Kemana takdir akan membawa kita? Kesengsaraan kah atau kebahagiaan? RAFIKA FAISLA, gadis yang sangat ceroboh namun pintar. Gadis yang sama sekali tidak menyangka takdir akan membawanya...