Irene mendengus kesal sesaat setelah ia keluar dari ruang rapat. "Mereka seenak jidat ganti aku dengan orang lain, dan nyuruh aku buat cari penggantinya?, dasar! " Gerutunya setelah duduk di kursi kebesarannya.
Irene, wanita yang bekerja di perusahaan enterpreneur dengan wajah yang cantik itu menyesali karena video dirinya viral.
Sebelumnya ia hanya bekerja di tim kreatif, tapi karena model untuk sosial eksperimen waktu itu berhalangan hadir, jadilah dia yang menggantikannya.
Video yang diupload di YouTube itu mendapat respon positif, memuji si model, Irene, yang memiliki wajah sangat cantik. Tidak ada sehari viewsnya mencapai 5 juta, padahal biasanya hanya berkisar ratusan.
Irene sudah menikmati keberadaannya di depan layar, ia ingin kembali lagi untuk syuting. Tapi kemarin saat syuting berlangsung, orang-orang sudah mengenali wajah Irene, eksperimen gagal dan syuting dihentikan. "Jadi itu salahku? Hah, yang benar saja! " Decak wanita itu saat mengingat tim memarahinya karena orang-orang yang ditemuinya justru senang dan meminta foto.
Ia mencoba memejamkan matanya, menghapus ingatan itu dan mulai mencari sosok yang bisa menggantikan dirinya. "Heish, dia pikir kerjaanku cuma buat nyari orang apa?!" Irene menatap tumpukan berkas di atas mejanya. Merutuki nasibnya yang malang, jika bukan karena untuk menghidupi dia dan adiknya tak mungkin dia bertahan di kantor ini. Jobdesknya sudah terlalu banyak, tapi hanya disini ia diterima dengan lulusannya yang hanya sampai SMA itu.
Wanita itu meletakkan kepalanya di meja, menatap ponselnya, mencoba mencari nama nama yang ia kenal di kontaknya yang bisa ia mintai tolong.
"Heish, apa ini. Aku baru menyadari tak punya teman, hanya orang kantor yang aku hubungi selama ini?" Irene sudah bekerja disana selama 9 tahun, waktu yang sangat lama, dan selama itupun dia tak banyak bertemu dengan orang baru karena pekerjaannya yang sangat banyak.
Dari Adik kandung : Kak kau lembur lagi hari ini? Mungkin nanti aku akan pulang lebih awal, aku terlalu pintar untuk ikut kelas tambahan,ㅋㅋㅋㅋㅋ" Irene membaca pesan dari adiknya itu.
"Sieun.. " Ia menggigit bibir bawahnya, "ah tapi dia terlalu kecil, enggak...enggak" Irene menggelengkan kepalanya, frustasi.
"Jadi aku tinggal duduk disebelah orang terus makan snack, nyuapin orang di sebelah, gitu kak? " Tanya Sieun yang sedang dimake up, Irene hanya mengangguk, menjawab pertanyaan adiknya.
Ia tak punya banyak waktu untuk mencari orang, hanya Sieun sekarang yang ada dikepalanya.
"Buat dia terlihat seperti umur 25an" Ujar Irene ke penata rias.
"Ih tua banget kaak, 22 aja" Sieun mengerucutkan bibirnya, tak terima.
"23" Irene memberi perintah ke penata rias itu lagi.
"Pokoknya nanti kalo orang disebelahmu tanya kamu siapa, jawab anggukan atau gelengan aja, gausah bersuara, oke?" Irene mengingatkan adiknya itu.
"Siaap bos"
+×+
Sore itu, taman tampak ramai dengan pasangan yang menghabiskan waktu bersama.Musim gugur membuat orang begitu sentimental, bergandengan tangan dan berciuman di taman.
"Haha, aku gak nyangka harus duduk disini bareng kamu, hyung" Ujar cowok berwajah imut dengan suara beratnya.
Orang yang diajak bicara tadi hanya mengangkat ujung bibir kanannya, tersenyum."Aku tau Yeji lagi deketin kamu, kenapa gak sikat aja sekalian?" Pria berambut pink yang ditanya itu terkekeh.
"Heish, kenapa malah ketawa, kan kamu emang udah terkenal buaya" Timpal pria imut itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghosting [[Choi Yeonjun - Park Sieun]] 🔞
Fanfiction"Apa maksudnya kau pergi seperti itu? Aku mohon, kembalilah.. Aku merindukanmu"