➷ Chapter Nine

9 1 0
                                    

Wezen menghela napas, ia menatap netra Ai lamat-lamat, membuat pandangan mereka terkunci. “Aku memilih opsi pertama. Mengapa? Well, aku berpikir jika aku meninggalkan Ella, Zeen, dan Arthur di dalam sana, aku tidak bisa mengetahui apa yang terjadi dengan mereka. Namun, jika aku ikut bersama mereka, aku tahu apa yang terjadi dengan mereka, aku tahu hasil ekspedisi mereka, meskipun aku tidak bisa memastikan nyawaku selamat atau tidak.”

“Tapi, kurasa media akan segera menyadari bahwa kita hilang, memberitakan bahwa kita hilang—atau setidaknya memberitakan salah satu dari kita. Mengapa? Ya, karena Arthur merupakan sosok yang terkenal di Miami. Tidak mungkin jika ia dikabarkan hilang dan masyarakat, apalagi pemerintah lepas tangan dengan kasus itu. Aku juga berpikir bahwa Arthur akan memberikan clue-clue keberadaannya. Walaupun ia profesor yang terbilang sering bertindak secara rahasia—misalnya saat meriset sesuatu—ia tidak akan pernah membiarkan dirinya tanpa kabar. Kau tahu, kan jika Arthur bukanlah sosok yang seperti itu? Terlepas dia juga memiliki keluarga, kita juga memiliki keluarga. Dan seluruh hal-hal itulah yang kurasa dapat membantu tim penyelamat—atau masyarakat—mengetahui keberadaan kita dan menyelamatkan kita walau kemungkinannya kecil—tapi aku berharap hal buruk itu tidak terjadi.

“Tapi, poin utama dari pilihanku adalah; aku tahu hasil dari ekspedisi itu, meskipun pada akhirnya nyawaku tidak terselamatkan—setidaknya aku tahu, walau aku tidak yakin 100% hasil dari ekspedisi tersebut berhasil diterima oleh masyarakat luas atau hanya diketahui oleh tim ekspedisi. Dan, hal yang sangat penting adalah; aku bisa bersama kawan karibku. Aku merasa tidak adil jika membiarkan mereka mengembara bertiga ke Segitiga Bermuda,” jelas Wezen.

Ai menatap kagum Wezen. Dia memang selalu bisa menimbang-nimbang sesuatu dengan matang, apalagi urusan pertemanannya, batin Ai.

Wezen menghembuskan napasnya. Ia kembali menyentuh garpu dan pisau pemotong steak. Tatapannya sempat tertuju kepada Ai. “Jadi, bagaimana denganmu, Adik Manis?”

»»——❀——««

“Satu vote setara dengan bibit semangat untuk kami." ♡´・ᴗ・'♡

Ada kritik, saran, atau sesuatu yang ingin disampaikan? Please drop it in the comment. ✧(。•̀ᴗ-)✧

Bloody TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang