Sudah satu minggu berlalu sejak kepulangan sepasang kekasih yang pergi bulan madu di Sedney itu.
Bara sebenarnya masih kurang dengan waktu bulan madunya yang hanya satu minggu. Ia merasa belum puas. Dan kini, mereka berdua sudah mulai kuliah seperti biasa lagi.
"Sal, gimana bulan madunya?"
Salju yang baru masuk kelasnya langsung disuguhi pertanyaan oleh Virgi tentu kebingungan.
"Hah? Beluang madu?"
Dengan tak sabaran, Virgi menarik Salju untuk duduk di kursi, lalu dirinya duduk di depan Salju. Sebelumnya ia sempat melirik keluar kelas, takut jika suami dari wanita di hadapannya ini masih berkeliaran.
"Bulan madu, Sal. Bulan madu," ulang Virgi.
Rio agaknya terlambat karena sampai saat ini belum juga muncul batang hidungnya. Jika sudah berangkat, Virgi tidak mungkin bisa berbicara seleluasa ini dengan Salju. Karena dimana ada Virgi, disitu ada Rio.
"Bulan madu apanya?" Bingung Salju.
"Ya, gimana kemaren. Lo ngapain aja?" Mohon maaf. Manusia kepo seperti ini tidak untuk ditiru.
Salju yang masih belum hilang kepolosannya tentu akan menjawab apa adanya.
"Eum?" Salju mengetukan jarinya di dagu sambil mengingat apa saja yang terjadi saat bulan madu kemarin.
"Banyak banget. Aku capek ah kalo nyebutin satu-satu!" Wanita itu mem-pout-kan bibirnya. Masih pagi sudah disuruh olahraga mulut.
"Yaelah cerita dikit napa. Kepo nih." Virgi menopang dagunya seakan sangat siap mendengarkan cerita Salju. Namun beda dengan hatinya.
Salju memutar bola malas. "Iya ih!"
"Oke. Apa aja?"
"Aku ke pantai sama Bala dong. Telus, aku liat bule yang godain Bala. Ihh sebel!" Air muka Salju langsung berubah menjadi cemberut mengingat kejadian menyebalkan itu. "Tau nggak?! Dia sampe cium-cium Bala tau!"
Virgi menyimak dengan seksama. "Terus-terus, Baranya lo apain?"
"Nggak diapa-apain. Aku kabul dong. Eh malah Balanya malah sama aku." Salju cemberut lucu.
"Lah? Kenapa malah dia yang marah? Bukannya harusnya lo yang marah? Gila kali tuh orang," sungut Virgi menggebu-gebu. Ia ikut terbawa emosi. Saking emosinya sampai ingin menggantikan posisi Bara saja.
"Ihh nggak gitu. Dengelin dulu."
"Apa coba?"
"Abis kabul, aku datengin gelombolan cowok-cowok bule. Aku digodain sampe mau dipelkosa. Makanya Bala jadi malah banget."
"Tapi nggak seharusnya dia marah ke lo, Sal. Tetep aja dia yang salah duluan. Kalo gue jadi Bara mah nggak mungkin bisa marah sama lo."
"Gapapa kok. Disitu emang Salju juga salah. Salju nyesel udah capel sama bule. Kalo ngga ada Bala mungkin Salju udah dipelkosa sama bule-bule jelek itu."
Menghela nafas, Virgi mencoba tenang. Lagipula, siapa dia berhak menceramahi Salju?
"Tapi lo ngga kenapa-napa kan?"
"Sekalang mah enggak, hehe."
Virgi mengangguk. "Selain itu, lo ngapain lagi sama Bara?"
Tolong ya Virgi. Itu pertanyaan yang sangat tidak patut dipertanyakan.
Lagipula, sudah tau jawabannya akan menyakitkan, kenapa masih tetap dipertanyakan?
"Oh ya, Bala ngajak Salju main ke kolam lenang. Telus dia nyuluh Salju pake bikini seks- "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lisp Wife ( On Going )
Storie d'amoreSequel My Lisp Girlfriend yang belum baca cerita sebelumnya disarankan baca terlebih dahulu supaya ngga bingung. "Kamu tetap menjadi gadis kecilku yang menggemaskan." WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA YANG DIBAWAH UMUR MOHON LEBIH BIJAK...