"Ini kamar apa TPS sih? Udah berantakan, kotor lagi." Gertak Alesha saat melihat kamar kakaknya di ambang pintu.
"Beresin aja deh, itung-itung sedekah." Lanjutnya dengan segera masuk ke kamar kakaknya.
Saat membereskan buku-buku yang berserakan di meja kerja, Alesha mendapati sebuah novel terbalik. Saat ia mengambil novel itu, ia menemukan sobekan kertas yang bertuliskan 'Syawal Alfarizqi."
"Syawal Alfarizqi?" Gumamnya seraya berpikir keras.
Blub!
Suara notifikasi handphone berbunyi dari dalam saku babydoll Alesha. Tertera nama 'Jihancin <3' di layar handphone-nya.
Alesha tidak langsung membuka pesan itu, ia memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Setelah selesai merapikan kamar kakaknya, ia segera keluar berjalan menuju kamarnya.
Pintu sudah tertutup. Alesha kini duduk di atas kasur yang sangat empuk, dengan seprei berwarna perpaduan antara coklat dan putih. 'Aesthetic' katanya.
Alesha pun segera membuka notifikasi yang cukup lama ia terima dari Jihan.
Alesha hanya membaca pesan itu. Seketika, ia teringat bahwa ia belum selesai mengerjakan PR sekolah.
•••
"Mereka sekarang di mana ya? Apa mereka baik-baik saja?" Batin Birru yang sedang berada di balkon posko Madrasah.
"Bi, lo ngapain?" Alim ikut mendudukkan tubuhnya di kursi balkon bersama Birru.
Birru menoleh ke arah Alim. "Gapapa." Birru kembali menatap langit.
Tidak bisa dikatakan jikalau Birru tidak berbohong. Dia memang merindukan masa kecilnya. Namun, di dalam hatinya, ada yang lebih ia rindukan.
Untuk saat ini, ia tidak ingin memberitahukannya kepada Alim. Sudah cukup selama ini Alim membantunya, bahkan menjadi teman ceritanya.
Kali ini tidak. Jikalau ia bercerita, jawabannya pasti sama. Seperti waktu itu, di mana Birru pernah menceritakan isi hatinya kepada Alim. Tentang, nama yang sampai saat ini masih tertulis jelas dihatinya.
Alim tertawa kecil. Pemilik bibir merah jambu itu terlihat semakin manis.
"Emang ya, yang terjadi dan yang sedang kita miliki sekarang, harus disyukuri. Karena suatu saat kita pasti akan merindukan dan membutuhkannya kembali. Walaupun, terkadang hal itu mustahil untuk terjadi." Celetuk Birru tiba-tiba.
"Eh-eh!, Kalian malah enak-enakan di sini. Bantuin dong! Kan katanya besok kita ada jam pelajaran." Zayyan tiba-tiba datang dan duduk di tengah-tengah Alim dan Birru.
Alim dan Birru saling melihat satu sama lain dengan tertawa. "Oh iya. Sorry Zayn, gue lupa." Ujar Birru.
"Iya, maaf ya. Gue juga lupa." Sahut Alim.
"Yaudah, kalo gitu kita kerjain tugasnya sekarang." Ajak Birru yang diangguki oleh Alim dan Zayyan.
•••
Vote
Komen
Baca Qur'an!
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA UNTUK ALESHA
Teen FictionHai, namaku Alesha Zahrasyla. Sengaja ku tulis cerita ini untuk mengenang orang-orang berharga yang pernah ada di beberapa episode hidupku. Di episode pertama, kalian akan menemukan Jihan. Dia sahabatku. Dia humoris, humble, tapi terkadang karaktern...