what if: klan x masih hidup

18 2 0
                                    

"Selamat pagi, Ibunda." suara anak tertuanya membuat wanita beranak 5 itu menoleh. Senyuman lebar membentuk di bibirnya.

"Revy! Apa kau sudah selesai berburu?"
"Dan sudah selesai mandi juga, haha." gadis cantik itu meregangkan badannya, lalu melirik kiri dan kanan. "Aku tidak melihat keberadaan Envy dan Liviya. Dimana mereka, Ibunda?"

"Mereka sedang berlatih keras, sayang. Mereka bilang ga mau kalah dari kamu, mereka juga ingin menjadi bawahan yang pantas untukmu." balasnya sambil memeluk erat anaknya.

Revy mengerutkan alis. "Mereka tak perlu melakukan hal yang berlebihan begitu. Aku melakukannya karena memang ada yang mau aku kejar." gumamnya sambil mengikat rambutnya lagi.

Aria terkekeh. "Anak Mama emang semuanya ambisius~ sama kayak Papanya."

Revy hanya tersenyum, "Aku hanya ingin Mama sedikit lebih bebas. Hanya itu."

Aria mengacak rambut anak sulungnya gemas. "Dan kau sudah melakukannya." balasnya sambil menggandeng anaknya menuju ruang pelatihan.

Revy Jiazhen Xieng, usia 17 tahun. Status, Ketua Klan Xieng. Gadis itu seharusnya mengambil posisi Sang Ibu saat beliau meninggal. Namun dia  bersikeras sehingga melanjutkan ujian tahap akhir terlebih dahulu sebagai kepala klan selanjutnya.

Dan hal ini mendapat tentangan dari para tetua dengan alasan Revy masih terlalu muda untuk menjalankan sistem klan. Namun Aria malah terbahak dan berkata, "kalian pasti bercanda. Kalian mengangkatku paksa disaat umurku lebih muda darinya. Diluar alasan 'terpaksa melakukannya karena satu lain hal'. Jangan membuatku tertawa." dengan nada angkuh.

Sebenarnya Aria tak ingin anaknya juga cepat-cepat menggantikannya, tapi sepertinya keputusan lelaki itu sudah bulat.

Dan Aria akhirnya membiarkannya.
Itu keputusan anaknya, dan dia takkan melarangnya melakukan apapun.

_______-------________

"Envy, Liviya. Ayo istirahat. Kalian bisa sakit nanti." teguran dari Revy membuat Envy menoleh.

"Gapapa, ka-REVY RAMBUTMU KENAPA DIPOTONG?!" jerit Envy gemas.

Revy mengedipkan matanya. "Aku merasa gerah dengan rambut sepanjang ini waktu berburu. Lagipula aku memotongnya hanya sampai sepunggung kok."

"Tapi tetap saja! Kamu tau kan, Ketua Klan itu diwajibkan punya rambut yang super panjang, soalnya-"

"Soalnya rambut ketua Klan dianggap harus slalu terhubung dengan tanah, dengan leluhur yang menjaga kita. Iya iya tau. Tapi Kakek naga sudah mengizinkannya kok."Revy menguap lebar mendengar ceramah Envy segera memotongnya.

Envy cemberut. Mode 'Raja' kakaknya lepas, membuatnya menjadi seperti Mama Aria; seenaknya dan senang merusak peraturan yang ada."Lalu kenapa dipotong? Lagian mana mungkin Kakek Naga bolehin." gerutunya sebal.

"Boleh dong, aku kan anak emasnya." cengiran tengil menghiasi wajah manis itu. Hilang sudah sisi wibawa lelaki itu.

"Dasar seenaknya." gumam lelah, dicubitnya pipi kembarannya gemas. Yang dicubit hanya pasrah, toh Envy takkna setega itu padanya~

Envy Xia He Xieng, 17 tahun, si anak tengah dari kembar Xieng. Calon pelayan nomor 2 kepala Klan. Si ambis nomor dua setelah kakaknya. Gadis berwajah cantik lainnya itu sangat keras mengenai peraturan, namun sangat lemah dengan saudara-saudaranya, jadi tak heran kalau gadis manis itu slalu melonggarkan segalanya untuk mereka.

Dan tentu saja, Revy yang super licik itu memanfaatkannya dengan baik.
"Gapapa, sayangku~ Revy makin manis kayak Papa Wen kalo kayak gini~ aduh, Mama bakalan mleyot ini deh.."bukannya ikut mengomeli Revy, Aria justru mendukung dan memeluk anaknya dengan bangga.

Revy tampak tertawa, "Mana mungkin. Tubuhku belum keren Papa."
"Coba aja Revy itu cowok, pasti ukeable~"
"Oi."

Envy lelah tuhan, mau resign aja jadi keluarga mereka.

"Mama, Kakak, ga kasihan apa sama Kak Envy. Wajahnya terlihat mau bunuh diri begitu." Liviya yang baru datang membawa makanan kecil tampak tertawa melihat berkumpulnya separuh keluarganya.

"Liviya, peluk aku. Aku lelah, tolong." Rengek Envy pada adik kembarnya.
Liviya tampak terkekeh. Gadis bersurai hitam itu meletakkan nampan lalu memeluk gemas kakak tengahnya.

Liviya Xia Ming Xieng, usia 17 tahun, bungsu dari si kembar tiga Xieng. Satu-satunya perempuan yang mulanya memiliki fisik terlemah dari tiga kembar ini. Gadis kecil yang dulunya cengeng dan pemalu kini telah berubah menjadi wanita yang ceria dan bersemangat. Dia sedang senang mempelajari ilmu bela diri dan ilmu memanah, membuat tubuhnya tampak terbentuk dengan baik. Calon pelayan kedua Kepala Klan di masa depan.

"Huu~ Envy kaku dan kolot kayak bapak-bapak." ledek Anak tertua dan Ibunya serempak.

"Memang, aku kan anaknya Papa." dengusnya sebal.
"Papa kolot sih ya."

"Hei, jangan hina papaku ya!" Liviya selaku bucin Wen Lu segera menjewer Revy yang mode seenaknya.

Revy merengek. "Baiklah baik, aku menyerah, udah dong Liv." cemberutnya dengan wajah yang menggemaskan.

Aria tampak tertawa, merasa anak-anaknya sudah besar pun masih saja menggemaskan. Terutama Revy yang mengidap penyakit siscon.

Sejak kecil dia memang sangat posesif dengan adik-adiknya, tak heran penyakit itu masih juga belum sembuh hingga saat ini.

Ya, dan ini adalah keluarga kecilnya. Tidakkah mereka sangat manis dan menggemaskan?

[Tugas Kelas-Update Minggu, 28 November 2021- 755 words]

just Random BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang