35.

87.5K 10.4K 388
                                    

"Pagi!" sapa Clarissa kepada seluruh anggota keluarganya yang berada di ruang makan dengan ekspresi yang sangat tidak enak dipandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi!" sapa Clarissa kepada seluruh anggota keluarganya yang berada di ruang makan dengan ekspresi yang sangat tidak enak dipandang.

"Pagi, Cla!" Balas semuanya secara serempak.

"Lagi kenapa? Mukanya gak enak diliat banget hari ini," tanya Irawan kepada putri kesayangannya.

"Gapapa, cuma enek aja liat penampilan nenek itu," jawab Clarissa santai.

"Cla!" tegur Irawan dengan lembut.

"Tau lah. Tadi nanya, tapi pas dijawab malah gitu."

"Ya jawabnya gak gitu juga kali," ujar Irna frustasi.

***

Kini Clarissa sedang berjalan menuju kantin bersama kedua temannya. Perutnya sudah berbunyi sejak tadi. Namun, tadi ia harus menahannya karena gurunya yang tak kunjung selesai menerangkan materinya. Dan akhirnya, kini Clarissa sudah bisa keluar dari kelasnya dan mengisi perutnya.

"Helo my pren, now my perut sedang lapar dan aing pengen makan, tapi males ngantri. Adakah di antara kalian yang bersedia untuk membelikan saya makanan?" tanya Clarissa dengan senyum terpaksanya.

"Ga ada," jawab Sakti cepat.

"Gue mah bawa ini dong." Malik memamerkan dua buah kotak makanan yang ia bawa dari rumahnya.

"Nih buat lo satu." Malik memberikan salah satu kotak makanan itu kepada Langit.

"Nge-gay lo?" tanya Clarissa cengo.

"Kagak lah njir."

"Terus?"

"Ya emang dari emaknya buat si Langit," jawab Malik.

"Ha? Maksudnya gimana dah?" tanya Azila kebingungan.

"Jadi emak gue masak nih. Dia ngasih gue bekel ini. Satu buat gue, satu lagi buat si Langit," jelas Malik.

"Ini ceritanya emak lo bangkit dari kubur apa gimana nih?" tanya Abrasi.

"Kagak gitu njim. Tapi, bokap gue nikah sama nyokapnya si Langit."

"HA? Serius lo? Kok gak ngundang gue?" tanya Clarissa.

"Dih siapa lo?" tanya Malik jutek.

"Keren si kalo yang dibilang sama si Abrasi bener kejadian." Disa mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nanti dibuat film ya, kan?"

"Judulnya Nurjanah Bangkit dari Kubur," lanjut Malik.

"BWAHAHAHAHA GAK ADA AKHLAK."

Drrtt drrtt

Handphone Clarissa bergetar. Ia pun langsung mengambil handphonenya dan langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo!"

"Gue tunggu di taman belakang, sekarang!"

Tut tut

I'm Not Clarissa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang