*****
"I'm home!" seru Raina ketika berada di depan teras rumah. Satu-persatu ia melepas sepatu serta kaus kaki, lalu menentengnya seraya melangkah menuju pintu utama rumah yang terbuka. Raina mengernyit saat tak ada sahutan dari tantenya, padahal mobil wanita itu terparkir di garasi. "Tante Desti!" panggil Raina, sementara meletakkan sepatunya di rak yang berada di koridor depan rumah.
Setelah memakai sandal selopnya, Raina terus berjalan semakin memasuki rumah, dan akhirnya mengetahui alasan sang tante membisu. Sang tante yang bernama lengkap Destiny Nugraha tersebut ternyata sedang mencuci piring, sementara kedua telinganya mendengarkan musik melalui airpods. Wanita berusia 35 tahun itu sepertinya habis mengundang lagi sahabatnya ke rumah.
Kaki Raina lantas berjalan mendekat. Ditepuknya pelan bahu Tante Desti, yang seketika membuat sang tante terlonjak kaget. "Holy shi..." Umpatan yang keluar dari mulut Tante Desti langsung terhenti saat berbalik badan.
Alis Raina terangkat. Bibir menahan senyum. Tantenya itu memang punya kebiasaan mengumpat kasar dalam bahasa Inggris saat terkejut.
Tante Desti melotot. "Kamu ini ngagetin aja, Na," desis wanita itu sambil mengusap-usap dada.
"Siapa suruh Tante dengerin musiknya kekencengan, sampe nggak nyaut pas aku panggil," ujar Raina, namun sepertinya percuma karena Tante Desti sama sekali tidak bisa mendengarnya.
Tante Desti meringis kecil, lalu mencondongkan tubuh. "Tolong bantuin lepas airpods Tante dong."
Raina menggeleng-geleng heran. Dicabutnya kedua airpods dari telinga Tante Desti dan meletakkannya di atas meja mini bar, tepat di samping ponsel wanita itu. Lalu Raina melihat Tante Desti memandang jaket Raina dengan kening berkerut selagi melepas sarung tangan plastiknya.
"Ini jaket baru kamu, Na? Pertama kalinya Tante ngeliat."
Raut muka Raina berubah bingung. "Ini udah aku pake dari pagi tadi kok, Tan."
Tante Desti mengangkat sebelah bahu. "Tante nggak ngeh. Abis tadi kan buru-buru karena kita kesiangan."
Sekali lagi Raina menggeleng-gelengkan kepala. "Nanti aku ceritain deh," cetus Raina. "Udah mau malem. Mau mandi dulu." Raina kemudian memutar tubuh dan berjalan ke arah tangga lantai dua, tempat kamarnya berada.
"About what, Darlin'?" tanya Tante Desti penasaran.
Raina menoleh, lalu mengedipkan mata dengan senyum menggoda. "About a boy."
Mata Tante Desti kontan membesar. "What the actual...."
Raina hanya tertawa dan berlari menaiki tangga,hingga tak mendengar kata selanjutnya dari mulut Tante Desti, walaupun Rainasudah bisa menebaknya.
***
"Wow." Tante Desti berdecak kagum.
Raina baru saja selesai bercerita panjang lebar pada tantenya itu. Selain tentang Ratih dan Riga, Raina juga menceritakan tentang dirinya dan Radit, dari pertama kali mereka bertemu di halte kemarin, hingga bagaimana Radit mengajak Raina berangkat bersama besok ke sekolah, saat cowok itu akhirnya mengantar Raina pulang jam lima sore tadi.
Setelah mampir ke toko buku, Raina dan Radit memang memilih keliling GSM sekadar untuk melihat-lihat. Dan akhirnya pulang setelah Radit membeli airpods. Cowok itu baru ingat kalau airpods-nya telah hilang entah ke mana.
Seperti saat dalam perjalanan menuju GSM, mereka berdua lanjut bermain 20 questions sambil mendengarkan musik di mobil, yang tentu saja untuk pertama kali dipilih yang berkaitan dengan topik-topik ringan, seperti hobi dan hal-hal yang mereka sukai serta tidak sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Sweethearts (Ksatria Matahari dan Peri Hujan)
Novela JuvenilKeduanya bertemu ketika hujan tumpah-ruah. Untuk pertama kalinya, jantung berdebar kencang. Untuk pertama kalinya, perasaan nyaman bersarang. Keduanya merasa seolah... akhirnya pulang ke rumah. Namun ada rahasia besar yang masing-masing mereka penda...