Haii kenalin gua Kuntoro, gua memiliki enam bersaudara menjalani hidup tanpa lelah dengan segala kekurangan keluarga gua itu sangatlah membingungkan, waktu silih berganti dengan hari yang berbeda tanpa melihat sedikitpun senyum di wajah kedua orang tua gua, untuk bersekolah pun gua sampai memutuskan untuk berhenti karena faktor cuan, kedua abang gue sudah lama lulus sekolah itu pun hanya sampai SMP, mereka bernama Saipul dan Aska. Saipul Abang gua nomer satu dia sudah mempunyai keluarga sendiri dia sibuk bekerja untuk menafkahi istri dan anaknya, Abang gua yang kedua ia lah Aska ia pun sama, sudah berkeluarga, bapa gua pengangguran, ibu gua penderita penyakit komplikasi yang setiap harinya harus minum obat karena jikalau sampe telat minum obat pun harus segera di rawat di rumah sakit, kedua Abang gua dulu pernah berjanji pada ibu gua bahwa sebelum menikah mereka akan menanggung obat yang di minumnya setiap hari, pada hari Minggu mereka selalu mentransfer uang tersebut tanpa telat, itupun hanya berjalan sampe 1 tahun sedangkan ibu gua harus berobat jalan sampe dengan 10 tahun lamanya agar penyakit tersebut minggat dan tak datang lagi, hari hari nya semakin kacau ibu dan bapa selalu berdebat tentang pemasukan untuk menjalani hidup sehari-hari di sisi lain ibu pun harus terus meminum obat, sampai pada hari dimana ibu harus meminum obat terakhir nya yang seharusnya pada hari itu juga sudah membeli obat lagi, ibu pun menangis dengan sangat lirih di hadapanku sambil berkata.
" Kuntoro,, sampe pada saat nanti ibu tidak bisa meminum obat lagi, ibu pamit ibu mau pulang aja ke rumah Alloh," ucap ibu.
" Buu,, hari-hari ku masih panjang aku ingin melihat ibu tenang dan selalu sehat, jadi buanglah kata kata seperti itu, aku sangat lah sedih," Balas gua.
" Ibu bosan sekali setiap hari harus meminum obat, ibu bingung mau minta uang sama siapa, sedangkan bapa kamu saja tidak bekerja," Ucap Ibu lagi.
"Sebosan apapun aku minta tolong untuk tetap sabar menjalani nya , apa ibu tidak memikirkan aku dan adik adiku jika memang iya ibu tiada?,"
"Ibu pun sangat memikirkannya, entah lah ibu selalu berpikir mungkin dengan ibu pulang ke rumah Alloh ibu akan tenang di sana,"
"Mungkin ibu di sana akan tenang tapi apakah ibu pernah berpikir betapa lebih susahnya anak anak mu nanti apakah jika ibu tiada bapa juga akan segara dapat pekerjaan?,"
" Masalah bekerja atau tidak itu bapa kamu, pasti dia akan bekerja untuk menghidupi kalian, jadi jangan mempermasalahkan hal itu,"
"Sudah Bu sudah tetap lah hidup dan bersama sama kami jangan pernah mengatakan hal itu lagi aku tidak kuat mendengarkannya,"
" Maafin ibu ya nak ibu belom bisa membuat kalian semua bahagia seperti anak-anak di luaran sana,"
" Tidak apa Bu aku dan adik-adik ku hanya ingin ibu sehat dan tenang tanpa mengonsumsi obat obatan lagi,"
" Iya sudah ibu mau tidur dulu barangkali sebangun tidur ibu akan mendingan,"
" Iya Buu," ucap gue.
•••••••
Pada saat ibu tertidur di kamarnya dengan pulas gua berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang untuk membeli obat? Bapak menghampiri ku dan bertanya.
" Kuntoro ibu mu tadi berbicara apa denganmu?," Tanya bapa
" Ibu berbicara bagaimana jika obat ibu habis?," Jawab gua
" Hmmm? Bapa bingung, semenjak bapa berhenti bekerja dan memilih menemani ibu mu dan merawatnya," jawab bapa
" Bingung kenapa pa?," Jawab gua
"Dulu tidak sesulit ini, sebelom abangmu Saipul dan Aska menikah karena masalah uang untuk beli obat di handel mereka, kini setelah mereka menikah bapa jadi bingung, mereka tidak pernah lagi memberi kan uang untuk membeli obat ibumu," jawab bapa
"Kuntoro pun sama pa, setelah mereka menikah kuntoro sangat sulit untuk beradaptasi terlebih masalah sekolah tentang pembayaran dan lain-lainnya, itu menjadi alasan kuat untuk aku berhenti sekolah ,"
"Kamu kan berhenti sekolah sudah lama, alasan berhenti sekolah kamu itu apa si?" Tanya bapa.
" Bukanya bapa seharunya tahu bagaimana ke uangan untuk sekolah jangan kan untuk bersekolah untuk membeli obat ibu aja tiada, makanya Kuntoro memilih berhenti untuk sekolah,"jawab gua.
" Bapa tauu, cuma dengan berhentinya kamu sekolah apa adanya perbedaan? Tidak kan?" Tanya bapa.
"Memang tidak ada pa tapi paling tidak aku telah mengurangi sedikit beban yang selama ini ada di pikiran ibu," jawab gua
"Baik lah disini bapa merasa sangat bersalah karena tidak menyekolahkan kamu sampai lulus," jawab bapa
"Tidak usah merasa bagaimana-bagaimana pa aku tidak apa-apa ko," jawab gua
"Tapi yang namanya orang tua berpikir seperti itu sangatlah wajar," jawab bapa
"Iya gapapa pa aku tahu akan hal itu," jawab gua
Sore pun datang ibu ku tak kunjung bangun lalu gua menghampiri ibu gua ibu pun masih terbaring di dalam tidurnya dan gua memijit kepalanya, seluruh badan ibu teresa panas sekali gua pun sangat shok dan langsung keluar memanggil bapa.
"Pa bapa??," Panggil gua
"Kenapa? kenapa?,"saut bapa
" Badan ibu panas sekali pa bagaimana ini," jawab gua
"Ya ampunnnn, iya sudah kamu coba cari motor kalo ngga ojek," kata bapa
Gua pun pergi untuk mencari kendaraan, pada saat bersamaan gua ketemu teman gua yang bernama ilham.
" Kuntoro lu mau kemana?," Tanya teman gua
"Gua lagi cari kendaraan," jawab gua
"Kendaraan apa?,"
" Motor kalo bisa,"jawab gua
" Mau kemana emangnya?,"jawab temen gua
"Ibu gua seluruh badanya panas banget, gua mau bawa kedokter," Jawab gua
"Walahhh iya udah pake motor gua aja lagi ga di pake ko,"jawab temen gua
" Mana motor lu?," Jawab gua
" Iya di rumah lah gua kaga bawa motor," jawab temen gua
"Temenin yuk kerumah lu," jawab gua
" Sendiri aja gapapa,, ehh kalo ga gua ambilin deh lu tunggu di sini jangan kemana mana," Jawab teman gua
"Gua tunggu di rumah aja ya ntar lu kerumah aja," jawab gua
" Oke kalo gitu," jawab teman gua
" Jangan lama lama ya," kata gua
"Iya tenang aja," kata teman gua
•••••
Tin tin tin
"roo toroooo," panggil temen gua
"Oittttt sabar sabar, STNK nya di bawa ngga?,"jawab gua
" Ada ko itu dalam dompet kunci," jawab temen gua
" Oke gua bawa ya," kata gua
" Iya udah hati hati gua pulang dulu,"kata temen gua
Bunyi motor di depan rumah bapa langsung keluar dan menuntun ibu gua.
"Ibu pegangan yang kuat ya?,"tanya gua
"Tenang aja bapa di belakang ko,"jawab bapa
" Emang mau rempetan pa?," tanya gua
" Udah jalan aja gada ada polisi kalo ada polisi bilang darurat di sini mana ada angkot dan mobil angkutan si," jawab bapa
" Iya pa iya," jawab gua
••••
Don't Forget to Vote and Comment.
Gimana Bab 1?
Do you Like this?
I hope you like my story.See You Next Chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Kehidupan
Jugendliteratur"diam tidak dapat merubah segalanya " -Maulana Kuntoro Ini Tentang kehidupan yang tak semulus aspal, tentang sesuatu yang harus digapai dan diperjuangkan. Tentang Kuntoro, dalam kehidupan dunianya. •••• !!DILARANG KERAS PLAGIAT!!