Lavender

1.5K 98 9
                                    

Third Person POV


Lavender.

Bunga cantik berwarna ungu dengan aroma menenangkan.

Amelia begitu membencinya. Membenci setiap serat yg ada di dalam tubuhnya.

Membenci batang sempit mereka yang tumbuh di dalam diri seorang Amelia. Bunga-bunga indah yang dia muntahkan, terasa seperti perisa tanah yg tertinggal di rongga mulutnya.

Dia bisa bertahan dengan itu semua karena Jenny.

Ya. Jenny menyukai mereka. Bunga lavender.

Karena lavender adalah Jenny.

"Mel,  lihat deh! Cantik banget bunga²nya!!" Amelia tersadar dari lamunan saat mendengar suara Jenny yg ceria. Ia mengembalikan badan menatap wanita yg kini sedang berlutut disamping hamparan bunga bernuansa biru dan orange.
Amelia mengeluarkan ponsel dan mengambil gambar dari benda persegi panjang itu. Amelia menatap wanita yg ada dihadapannya dengan senyuman manis, disamping merasakan desiran gatal di dadanya.

.

Keduanya berjalan berkeliling bersama  di taman setelah makan siang. Jenny yang mengajak dirinya. Ajakan yang Amelia terima dengan sedikit keraguan.

Rasa gatal di dadanya bertambah, menjalar ke tenggorokan yang dengan susah payah coba Amel tahan.

Dia tak mampu memuntahkannya di tempat umum dan membiarkan orang² tau betapa menyedihkan dirinya yang menderita penyakit yg tidak diinginkan oleh siapapun, dan membiarkan Jenny mengetahui bahwa dirinya sekarat secara perlahan. Amel tau bahwa berada di dekat Jenny membuat sakitnya itu semakin parah. Namun ia tak peduli sama sekali. Dia ingin selalu dekat dengan Jenny sebelum ia tidak dapat melakukan itu semua lagi.

.

.

.

Amelia menunggu wanitanya itu selesai, lalu mengulurkan tangan padanya. Jenny dengan senang hati menerima dan membiarkan tangan itu  menarik dirinya.

.

Mereka melanjutkan perjalanan, disertai dengan obrolan ringan dan terkadang dengan hanya berjalan beriringan dalam diam.

Tangan mereka secara tidak sengaja bersentuhan dan Jenny tersenyum saat hal itu terjadi. Membuat seorang Amelia salah tingkah disertai dengan pipi yang kini merah merona.

Amelia merasakan pipinya panas saat Jenny menautkan tangan mereka bersama, menggandengnya erat.

Hal kecil seperti itu mampu membuat Amelia menelan kembali kelopak² bunga yang mengancam ingin keluar. Setetes air mata lolos dari mata indah Amelia saat  dia merasakan sakit di tenggorokannya itu. Jenny pun tak menyadari, Amelia bersyukur pada kemampuannya menyembunyikan  perasaan dan juga senyum palsunya.

.

.

.

Setelah selesai, Amelia mengantar Jenny pulang ke rumahnya, melambaikan tangan padanya sebelum ia kembali ke gedung apartement miliknya.

Amel hanya bisa tersenyum  dan mendesah pelan manakala kehangatan dari tangan Jenny menghilang.

Ditatapnya langit sore saat itu, Amelia memutuskan menghabiskan waktu untuk berjalan² sebelum kembali ke rumah. Menyembunyikan kedua tangannya di saku jaket, Amel berjalan di sepanjang jalanan melewati orang² yang berlalu lalang. Tiba² ia merubah destinasinya ke sebuah jalan bergurun yang lumayan jauh dari kota tempat ia tinggal. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan memang, namun tak dihiraukan sama sekali.

MY HEART IS YOURS (JENMEL) ~ [ONESHOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang