#BRONIES
#BROpart4
Ddrrtt ....
Sebuah pesan masuk lewat aplikasi berlogo hijau. Aku meraih ponsel yang kuletakkan begitu saja di meja. Dari Abi.
[Buruan turun. Aku udah nungguin di depan]Aku melongok keluar jendela. Kebetulan meja kerjaku dekat dengan jendela. Aku melihatnya sedang duduk diatas motorku di bawah pohon. Tepat di depan pintu kantor.
OMG ... kenapa nunggunya malah depan kantor. Perasaan tadi pagi juga turunnya agak jauhan dikit. Bisa-bisa teman sekantor tahu kalo aku sudah nikah. Sama brondong pula. Alamak.
Ehhh .... tapi bukannya semua udah pada tau ya kalo aku kemaren nikah dadakan? Nih gara-gara status Santi di medsos. Seharian ini banyak teman-teman yang ngucapin selamat.
Aku segera bergegas membereskan meja kerjaku. Sudah pukul setengah 4 sore. Hari ini tidak ada lembur. Jadi aku bisa pulang cepat.
"Mau pulang?" Sebuah suara mengejutkanku. Aku menoleh. Bima.
"Iya ," aku mengangguk pelan.
"Mau aku antar?"
"Tidak usah Bim, sudah dijemput."
Rona wajahnya berubah seketika saat aku setelah aku bilang kalau sudah ada yang menjemputku.
"Maaf," ucapku.
"Harusnya aku yang minta maaf. Aku belum terbiasa dengan keadaan ini." Bima tertunduk lesu.
Aku jadi serba salah. Kami berdua diam. Tenggelam dalam lamunan masing-masing.
"Cciiee .... pengantin baru udah ditungguin tuh," goda Santi tiba-tiba menyadarkan kami.
Aku tersenyum tipis." Apaan sih."
"Ingat Bim, Sabrina udah ada yang punya, jangan digodain mulu " celetuk Mela salah satu rekan kerja kami.
" Iya tuh. Kamu sih telat ngelamarnya, keburu direbut orang kan,"sambung Dewi.
"Itu namanya jagain jodoh orang," sahut Arka.
"Udah takdir kali. Emang kalian nggak jodoh," Santi menimpali.
"Udah ya, jangan ngeledek terus. Kasian Bima," ujarku.
"Cciieee ...... dibelain nih," celetuk Mela.
Bima hanya tersenyum tipis menanggapi godaan teman-teman. Aku tahu dia sangat terluka. Tak ingin membuat suasana jadi semakin nggak enak. Aku pun pamit dan bergegas berjalan menuju lift diikuti Santi, Mela dan Dewi.
Sampai di depan kantor banyak teman-teman yang terpesona pada Abi. Jelas saja. Dia masih muda dan juga manis. Membuat orang tak bosan memandangnya.
"Siapa tuh Sa. Cakep amat. Kenalin dong."
"Iya tuh, manis banget kayak gulali," timpal lainnya terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bronies (Berondong Manies)
RomanceSabrina wanita dewasa yang sudah cukup umur untuk membina rumah tangga tak pernah menyangka akan dipertemukan dengan jodohnya secara tiba-tiba dalam sebuah tragedi konyol. Diapun terpaksa menikah dengan seorang pemuda yang seumuran dengan adik kem...