Keesokan paginya, Embun bangun lebih awal, bahkan Embun sendiri pun tidak menyangka kalau dia akan bangun lebih awal.
"Hoaamm, tumben gw bangun lebih awal" ucap Embun lalu membuka gorden jendela kamarnya dan melihat ke arah taman.
"Sepertinya gw butuh udara segar pagi ini" sambungnya lalu menuju taman, saat sampai Embun duduk dan memejamkan matanya sembari menikmati tiupan angin yang membuat Embun merasa nyaman.
"Sangat menyegarkan, gw harap gw bisa lebih lama disini" ucap Embun, dan tanpa dia sadari ternyata di sampingnya sudah ada Mahesa yang sedang menatap dirinya.
"Ekhmm" dehem Mahesa yang membuat embun sedikit kaget.
"Mahesa" ucap Embun lalu kembali menatap langit.
"Sibuk nggak?" tanya Mahesa, Embun hanya menggeleng kepala.
"Ikut gw bentar" sambung Mahesa lalu berjalan, Embun yang melihat itu mau tidak mau mengikuti Mahesa.
Mahesa terus berjalan, sampai dia tiba di suatu tempat, dimana tempat itu terdapat tumbuhan alang-alang yang indah.
"Wahhh, dari mana lu tau tempat ini?" tanya Embun.
"Semalam gw sempat kesini bareng bang Johan" jawab Mahesa.
"Terus mau ngapain kesini?" tanya Embun lagi.
"Nggak ada, gw cuma mau kesini aja" jawab Mahesa.
"Ckk buang-buang waktu aja" ucap Embun, lalu Mahesa menatap Embun.
"Lu masih marah sama gw?" tanya Mahesa.
"Nggak, gw nggak marah, gw cuma kecewa aja sama lu" balas Embun.
"Maaf" lirih Mahesa, Embun tidak menatap Mahesa sedikit pun, sampai tiba-tiba Embun melihat keberadaan Setyawan.
"Kak Awan, tunggu" ucap Embun lalu pergi meninggalkan Mahesa.
Mahesa yang melihat kepergian Embun dan Setyawan dengan bergandengan tangan, membuat Mahesa sedikit cemburu.
"Gw masih sayang sama lu" ucap Mahesa.
.
Sementara di villa, Satria sedang bernyanyi dan membuat penghuni lainnya merasa kesal dan terbangun.
"Kerjaan siapa sih ini, masih pagi juga" ucap Johandra yang menutupi telinganya dengan bantal.
"Sampai gw dapat, gw lempar tuh orang" ucap Zidan yang bangun dari tidurnya dan menuju ruang tengah.
Begitu juga dengan Alleta yang terbangun akibat terganggu dengan suara keras itu.
"KAK SATRIA BERISIK BANGET TAU, LETA MASIH MAU TIDUUURRRR, BISA DIAM TIDAK" teriak Alleta yang mengetahui bahwa itu ulah dari kakaknya.
"Bener-bener minta di gebuk nih kak Satria" ucap Jeslyn.
Semua yang merasa terganggu mengucapkan sumpah serapah untuk Satria, bahkan saat ini Zidan sedang menimpuk Satria dengan bantal yang dia bawa.
"Berisik tau nggak sih" ucap Zidan, Juna bahkan sudah tertawa melihat komuk satria setelah mendapat lemparan dari Zidan.
"Aelah, bangun aja kali, lagian gw mau ngajakin kalian ke taman bermain yah" ucap Satria yang membalas lemparan Zidan.
Zidan hanya menatap datar ke arah Satria, dan seketika wajah Zidan dan Juna berubah, bagaimana tidak di belakang Satria sudah terdapat empat gadis yang siap menghantamkan bantal ke arah Satria.
"Gw saranin lebih baik lu nggak usah berbalik badan" ucap Juna, tetapi Satria terlanjur berbalik badan.
"Bwahahahahahahaha" Zidan dan Juna tertawa, bagaimana tidak Satria terjatuh akibat serangan dari para gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story : Love And Hope♡✓
Sonstiges"Aku menaruh cinta dan harapanku ke seseorang yang belum pasti aku miliki" Juna "Mencintai seseorang yang masih belum bisa lepas dari masa lalunya itu sungguh berat." "Halah dari pada ngurusin itu, mending gw makan nastar aja" Setyawan. "Aishh ngeru...