••Prolog••

115 13 1
                                    

Pagi ini Haechan merasa sangat senang. Karena ia bisa bebas dari si alis camar yang sangat super duper possesif itu.

𝘺𝘢𝘱! 𝘏𝘢𝘦𝘤𝘩𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘔𝘢𝘳𝘬 𝘓𝘦𝘦.

𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘱𝘰𝘴𝘴𝘦𝘴𝘪𝘧, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘔𝘢𝘳𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘶𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘯𝘨 𝘔𝘪𝘯𝘢. 𝘴𝘦𝘯𝘪𝘰𝘳 𝘯𝘺𝘢.

"Ah! Hoam.. Selamat pagi, dunia!" Kata Haechan dengan semangat. Setelah itu, Haechan akan mandi dan bersiap-siap. Dan Haechan akan memasak sarapan kali ini. Yaitu, Sandwich.

Selesai Haechan makan, ia akan mencuci piring nya dan membersihkan meja makan. Selesai membersihkan area dapur, Haechan akan memakai sepatu dan mengambil kunci motor scoopy nya. Pagi ini ia sangat bersemangat untuk ke kampus, padahal Haechan paling malas untuk urusan kampus.

•••••
Setelah berjalan dari rumah ke kampus yang lumayan memakan waktu sekitar 10 menit, jika memakai motor. Jika tidak, akan memakan waktu sekitar 15 menit.

"Ah, akhirnya sampai juga. Semangat, Lee Haechan! Lo pasti bisa menghadapi seorang Mark Lee." Kata Haechan dengan melepaskan helmnya dan tangan yang terkepal di udara.

Habis itu Haechan akan berjalan ke lorong dan akan berbelok di pojok kiri, naik ke lantai dua. Yap, benar! Kelas Haechan ada di lantai dua. Agak sedikit melelahkan, tapi mau bagaimana lagi?

Sehabis ia menaiki tangga, Haechan pun memasuki kelas nya. Dan langsung disambut dengan panggilan oleh sahabatnya di pojok kanan.

"Chan! Oi, Chan! Pojok kanan, sini!" Jaemin pun memanggil Haechan ke bangkunya. Jaemin hendak menanyakan tentang kenapa Haechan mau putus dengan Mark Lee. Padahal ia sangat anti dengan kata putus.

"Sabar dong, Jaem! Lagi naroh tas." jawab Haechan dengan ketus. Haechan tahu, pasti ia akan di beri pertanyaan tentang mengapa Haechan hendak memutus kan Mark Lee.

"Pstt! Kenapa lo mau putus sama Mark?" Tanya Jaemin sambil memelankan suaranya, agar tidak terdengar dan timbul nya gosip.

"Oh, gue lupa ngasih tau. Jadi, dia selingkuh sama senior kita, Kang Mina. Gue udah muak banget sama Mark Lee. Udah berapa kali dia ketahuan selingkuh sama gue." Jawab Haechan dengan suara pelan nya namun masih dapat didengar oleh Jaemin dan Renjun.

"Wah.. Kok lo bisa sabar gitu sih chan? Selama setahun ini?" tanya Renjun dengan wajah kaget nya. Kok bisa sahabatnya ini bersabar dalam jangka 12 bulan? Kalau renjun jadi Haechan.. Pasti dia udah mutusin sebelum berjalan sampai setahun!

"Hm.. Mungkin gue dulu tolol kali, ya. Dia minta maaf terus minta gue kasih kesempatan, dan dia juga berjanji untuk tidak mengulangi nya lagi. Dan juga mungkin gue udah sadar kali, betapa bodoh nya gue dulu untuk mempercayai Mark." jawab haechan dengan mata yang hendak menumpahkan pedih yang ia rasakan.

Tetapi sebelum air mata Haechan tumpah.. Jaemin sudah menyodorkan tissue kepada Haechan.

"Makasih ya, Jaem! Peluk dong, sedih nih gue." Kata Haechan dengan merentangkan tangan nya. Renjun yang paham dengan kode sahabat mungil nya ini pun lantas memeluk Haechan. Dan Jaemin baru paham tentang kode haechan, setelah itu ia ikut memeluk Haechan.

"Udah, lepas anjir! Sesek nih gue, Jaem Jun!" kata Haechan sambil memukul punggung Jaemin dan Renjun. Jaemin dan Renjun pun mengaduh kesakitan. Pukulan Haechan tidak main-main, astaga.

"Ya, jangan dipukul dong elah! Sakit nih punggung gue, Chan!" kata mereka berdua sambil memegangi punggung yang telah terkena pukulan Haechan tersebut.

"Ya maaf, sesak tadi nafas gue. Emang mau lo pada, kalau gue pingsan disini? Gak kan?" tanya Haechan sambil meminta maaf kepada dua sahabat nya ini.

"Ya, enggak sih. Badan lo tuh berat Chan, mana kuat gue sama Renjun ngegendong lo sampai uks." kata Jaemin mewakili isi hati Renjun. Ah, terimakasih Tuhan telah menyampaikan isi hati seorang Renjun kepada Jaemin.

Tapi tiba-tiba..

𝘗𝘭𝘢𝘬!

Secara tiba-tiba Haechan memukul kepala mereka berdua, Na Jaemin dan Huang Renjun. Ya, ia tahu kalau kata-kata itu adalah perwakilan dari isi hati dari Renjun.

"Aduh, Chan! Maafin gue, ya? Cuman wakilin isi hati Renjun, aja. Kalau mau marah ke Renjun aja ya, jangan ke gue!" Kata Jaemin dengan mengelus kepala nya yang sedikit pusing gara-gara mendapatkan pukulan di kepala secara tiba-tiba.

"E-eh chan! Maafin gue, ya? Jangan ngambek, nanti gue jajanin bakso akang lele ya? dua mangkok, sama minum nya! Oke, Chan?" Kata Renjun membujuk Haechan agar tidak mendiami nya atau kesal sama dia.

"Iya, deh. Makasih ya Jun. Nanti gue traktir balik ya Jun." kata Haechan dengan berterima kasih kepada Renjun. Bakso Akang Lele tuh nikmat banget! Apalagi sambel nya, beuh nikmat tiada tara!

"Oiya, gue ke bangku dulu ya. Kayak nya bentar lagi Mr. Siwon masuk deh." Haechan pun melambaikan tangan kepada kedua sahabat nya.

Setelah Haechan pindah ke bangku pojok di depan.. Ada Renjun dan Jaemin di belakang, yang sedang mencebikkan bibir mereka.

"Jun! Haechan ditraktir, masa gue gak ditraktir sih Jun? Jahat banget lo, gue ngambek sama lo!" kata Jaemin yang membuat empunya sedikit kaget.

"Aish! Iya-iya, nanti gue traktir juga lo. Mau apaan? Nanti gue kasih duitnya, 50 rb cukup kagak?" tanya Renjun kepada Jaemin sambil mengeluarkan uang berwarna biru.

"Cukup! Makasih, Jun. Sayang deh gue sama lo!" kata Jaemin yang membuat Renjun geli bercampur jijik.

"Iya-iya." kata Renjun seadanya saja. Dan setelah itu, Mr. Siwon pun masuk ke kelas.

𝘛𝘉𝘊!


𝚂𝚎𝚕𝚊𝚜𝚊, 30 𝙽𝚘𝚟𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛 2021.

Vote dan comment, yaaww!

REVISI BERJALAN!

Regret Always Come At The End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang