14

2.6K 207 0
                                    

Jam baru menunjukkan pukul 05.30 WIB. Seseorang turun dari tangga dengan tubuh yang lemas, semalam ia kehujanan saat perjalanan pulang daru rumah Sheilla, padahal sebelumnya langit tidak memberikan tanda-tanda hujan.

Varo melewati meja makan dan langsung menuju garasi mobil dan menyiapkan mobilnya. Varo tidak pernah sarapan di pagi hari karena orang tuanya sangat sibuk bahkan jam 03.00 mereka telah pergi ke kantor untuk bekerja, menurut Varo sarapan seorang diri itu tidak menyenangkan.

Varo bergegas mengendarai mobilnya ke rumah Sheilla untuk mengajak gadisnya pergi bersama ke sekolah. Tak butuh waktu lama, kini Varo telah berada tepat di halaman rumah Sheilla.

"Pagi" ucap Varo menyapa Sheilla yang hendak ke sekolah di antar supir pribadinya.

"Pagi" jawab Sheilla seadanya

"Hari ini lo berangkat bareng gue, gue juga udah bilang ke bokap lo" perintah Varo lalu menarik Sheilla untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Eh" kejut Sheilla saat dirinya ditarik begitu saja

Sheilla hanya menurut, membiarkan Varo memasangkan sabuk pengaman, menurutnya adalah hal sia-sia jika membantah Varo.

Mereka saling terdiam sepanjang perjalanan menuju sekolah. Kadang-kadang Sheilla menatap ke arah jendela sambil memperhatikan banyaknya orang yang sibuk beraktvitas di pagi hari.

Sesampainya di sekolah, Varo memarkirkan mobilnya, lalu membukakan pintu Sheilla dan menggandengnya di sepanjang koridor. Banyak pasang mata yang memandang dua sejoli itu. Ada yang memandang dengan perasaan kagum, dan tak sedikit pula yang merasa iri dengan keberuntungan siswi baru yang berhasil mencairkan hati Varo.

Varo memang terkenal anti perempuan apalagi hal romansa. Ia dikenal sebagai salah satu stok cogan SMA elite ini, namun karna sifat da n sikapnya yang kasar dan pemarah membuat banyak siswi memilih mundur dan mengagumi dari jauh.

Sesampainya di kelas Varo duduk di kursinya dan menenggelamkan wajahnya di meja. Sheilla terdiam melihat tingkah Varo, namun sedetik kemudian Sheilla memilih berkenalan dengan teman kelas lainnya.

"Hai, gue boleh gabung ngga?" tanya Sheilla meminta izin

Gadis itu menatap Sheilla dari atas sampai bawah, beberapa detik kemudian ia mengangguk dan mempersilahkan Sheilla.

"Gue Sheilla, kalo lo siapa?" tanya Sheilla yang mencoba ramah.

"Gue Amelia, panggil aja Amel" jawab Amel tersenyum ramah.

"Oiya, tadi kenapa lo liatin gue dari atas sampai bawah?" tanya Sheilla waspada

"Oh tadi, ngga usah dipikirin, gue emang kalo sama orang baru kek gitu dulu gayanya, oiya btw lo kok anak baru bisa langsung deket sama Varo?" tanya Amel penasaran

"Ngga tau, emangnya Varo ngga deket sama teman sekelas?" tanya Sheilla sedikit terkejut dengan pertanyaan Amel.

"Asal lo tau ya, Varo itu cowo tercuek dan terdingin yang ada di sekolah ini, siapapun yang ganggu ketentramannya bakal habis sama dia entah itu cewe ataupun cowo" jelas Amel.

"bahkan banyak orang yang menjauh dari dia karna takut" lanjut Amel.

"Oohh" respon Sheilla mendengar penjelasan Amel.

"Gue ke sana dulu ya" pamit Sheilla ketika mendengar bel masuk sekolah telah berbunyi.

Bu Sinta sudah ada di dalam kelas, namun Varo tetap setia merebahkan kepalanya di atas meja. Tentu saja hal itu mendapat teguran dari Bu Sinta.

"Sheilla, tolong bangunkan Varo, ini sudah masuk jam pelajaran" perintah Bu Sinta.

Sheilla segera membangunkan Varo, menyetuh pelan tangan Varo yang di gunakan untuk menyangga kepalanya.

"eungh?" rintih Varo saat ada tangan yang menyentuh tangannya.

Sheilla memekik terkejut saat merasakan suhu tubuh yang begitu panas saat membangunkan Varo

"Varo, lo demam?" tanya Sheilla pelan

Varo hanya mengangguk lemah menjawab pertanyaan Sheilla.

"Bu, Varo sakit, saya izin bantu antar Varo ke UKS ya" izin Sheilla yang segera di beri persetujuan oleh Bu Sinta.

Sheilla segera memapah Varo ke UKS, membantu lelaki itu berbaring di ranjang UKS. Setelah di periksa oleh dokter jaga di UKS, petugas PMR datang membawa peralatan kompres.

"LO PERGI!" usir Varo kepada petugas PMR.

"I-iya kak, maaf" jawab petugas PMR itu lalu pergi sesuai perintah Varo.

"Varo, lo ngga boleh gitu, kasian dia takut" ucap Sheilla hendak kembali ke kelas.

"tunggu, lo disini aja temenin gue" Pinta Varo dengan bibir pucatnya.

Sheilla pasrah, lalu mengompres kening Varo dengan satu tangannya, karena tangan sebelah kiri Sheilla enggan untuk Varo lepaskan.

"Varo, lepas dulu, kata dokter lo belum sarapan, gue mau ke loker ambil bekal, kantin kan belum buka" kata Sheilla seraya melepaskan genggaman tangan Varo.

Varo melepaskan tangan Sheilla, lalu menatap gadis itu bergegas pergi mengambil bekalnya.

Sheilla segera berlari menuju lokernya, rasanya sangat khawatir melihat kondisi Varo yang pucat seperti saat sekarang ini.

"Eh cewenya bos disini" sapa Rafael ketika melihat Sheilla membuka loker.

"Lo bolos?" tanya Bara heran saat melihat Sheilla berkeliaran di jam pelajaran.

"Varo sakit" jawab Sheilla kembali menutup lokernya setelah mengambil bekal.

"Sumpah? Wah gawat nih" ucap Ilham yang sedari tadi memperhatikan Sheilla.

Sheilla mengangguk mantap lalu segera kembali ke UKS.

"sheilla sepanik itu ternyata" lirih Ilham

"Lah wajar dong, kan Sheilla pacarnya Varo" jawab Rafael yang mendengar perkataan Ilham.

Ilham terdiam beberapa detik lalu kembali merubah raut wajahnya.

"YUK SAMPERIN BOS" ajak Ilham.

"Jangan sekarang, kasih ruang dulu buat Varo sama Sheilla" kata Bara lalu bergegas masuk ke kelas.

"Ayo bro ke kelas, jangan diem mulu kek patung" ajak Rafael merangkul bahu Ilham.

~~~~

Sheilla bergegas memasuki ruangan UKS, dirinya memekik kaget ketika melihat baju Varo penuh dengan darah.

"VARO...." pekik Sheilla

Sheilla dengan cepat mengambik tisu dan mengelap darah mimisan yang ada di wajah Varo.

Sheilla menangis, padahal ia sama sekali tidak mempunyai phobia dengan darah.

"Kamu kenapa? hiks...." tanya Sheilla di sela isak tangisnya

Varo tersenyum dan menatap sayu wajah Sheilla, lalu menarik Sheilla kedalam pelukannya.

"gue gapapa, jangan nangis gue ngga suka liat lo nangis" ucap Varo dengan suara yang serak.

Sheilla merasa nyaman, menghirup aroma khas dari tubuh Varo yang sangat candu, begitu pula Varo yang merasa sangat nyaman ketika Sheilla membalas pelukannya.

"BRO! EH?"

....

Hai Readers!

Gimana hari ini?  Apa kabar?

Hari ini aku sempetin nulis buat up satu part....

Jangan lupa vote dan spam komen yaa!

Terimakasih

TRANSMIGRASI!  OVER PROTECTIVE?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang